Jumat, 16 April 2021

CONTRENG LITERASI

Saya menyebutnya contreng literasi,  yaitu sebuah tanda contreng sebagai apresiasi yang diberikan kepada para penulis yang telah menyetorkan tulisanya k ef pada grup menulis sebagai komunitas penggiat literasi yang dibimbing langsung oleh sang penulid dan tokoh yang eksis dalam menggiatkan dunia literasi,beliau adalah bpk Dr. Ngainun Naim.

Contreng literasi ini mulai diluncurkan pada bulan April 2021 ini. setiap mengirim tulisan maka contrengan yang berderet di belakang nama penulis itu akan bertambah. Kalau di Sekolah seperti tanda bintang yang kita berikan kepada siswa kita. 

Ternyata jurus contreng literasi ini juga jadi motifasi tersendiri bagi para penulus,  terbukti produktifitas dan eksistensi para penulis meningkat, Ini menandakan bahwa contreng literasi ini memiliki pengaruh positif, dengan apapun yang melatar belakangi. 

Yang jelad dari contreng ini memunculkan ghiroh dan suntikan motifasi tersendiri ,Tak bedanya murid kita,  adanya suatu motifasi atau apresiasi itu secara psikologis  bisa menjadi energi dan ibarat sumbu pada lentera yang dilengkapi dengan minyaknya. Tiggal lentera itu kita nyalakan atau dijadikan barang antik yang cukup menjadi barang pajangan. 

Bukan  rahasia,  bagi yang sudah mengenal bapak Ngainun Naim atau mengikuti karya -karyanya,  beliau dalam setiap kesempatan selalu meluncurkan kalimat kalimat  yang memicu atau menumbuhkan motifasi, biasanya kalimatnya cekak ais dalam arti kalimat pedek tapi cukup mengena. 

Beberapa bahasa sentilan beliau yang tetap saya ingat diantaranya, "" Segera menulis,  nunggu apa, kapan lagi? "" dalam kesempatan lain beliau juga menyampaikan "Semua orang bisa menulis tinggal mau atau tidak" dan "" Menulis itu harus diwujudkan dalam bentuk tulisan bukan masih diangan-angan. 

Dalam sebuah buku karya beliau yang berjudul ""Menulus itu Mudah" beliau mengangkat 40 Jurus Jitu Mewujudkan karya,  kayaknya merupakan buku yang cukup bagus sebagai referensi untuk memperkuat melengkapi motifasi menuangkan rangkaian kalimat menjadi karya yang bisa bermakna.  
Dari beberapa jurus jitu menulis yang tertuang dalam  daftar isi di buku ini, ada judul, Menulislah secara ngemil,  Menulis yang diketahui, Meulis tentang perjalanan kegiatan harian sebagai ide cerita, menulislah sebelum ditulis dan masih banyak lagi. 

Buku beliau ini menambah referensi perpustakaan kecil di keluarga saya dan saya terima tanggal 5-2-2021 dan pada halaman judul dilengkapi tanda tangan dan tak lupa kalimat pesan ""selamat membaca dan menulis yang tidak diakiritanda titik tapi ada tanda.. Disitu yang saya rasakan sebuah sentilan yang dalam bahasa jawa "" yo mocoo tapi yo nuliso""

Salam literasi
 Trenceng, 16 April 2021

3 komentar: