Bagaimanapun juga seorang guru sebagai ujung tombak yang punya peran penting dalam proses pendidikan yang perannya tidak bisa tergantikan , erutama dalam penanaman akhlak dan prilaku atau karakter anak didiknya .Karena dari adap dan prilaku guru inilah yang menjadi panutan dari muridnya.
Peran guru bagi anak didik bukan hanya sebagai pengajar yang menyampaikan suatu materi, mungkin kalau sekedar ini, murid - murid kita sudah canggih untuk mencari materi lewat internet. Guru sebagai pendidik dan tokoh panutan atau uswatun hasanah inilah yang justru sangat memegang peran penting untuk menyiapkan generasi yang berbudi pekerti atau generasi berkarakter atau dengan istilah lain generasi solih yang berakhlaqul karimah. Guru bisa jadi orang tua kedua, tokoh panutan, tokoh inspiratif bahkan,motifasi atau orang yang spesial yang mempengaruhi perjalanan hidup muridnya.
Bahkan guru bisa menjadi orangtua utama bagi anak-anak yang kurang mendapatkan kasih sayang dalam keluarganya. Misalnya anak yang orang tuanya bercerai, atau anak yang orang tuanya bekerja ke luar negeri ,atau anak yang orangtuanya sangat sibuk untuk bekerja, sehingga dia di rumah merasa kurang perhatian, kasih sayang dan tidak ada tokoh panutan.
Tokoh panutan ini harus benar benar bisa diperankan oleh guru, kalau ini tidak bisa maka anak akan mencari ditempat lain, dan sangat membahayakan bila dalam pencarian ini justru keliru dalam memilih tokoh atau dalam pergaulannya.
Karena itu bagi anak yang kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dalam keluarga maka tingkahnya akan bermacam-macam atau dalam bahasa jawanya aneh -aneh, ini semata mata ingin menarik perhatian kita.
Terkait hal ini yai Ahmad Mudlofi pengasuh pondok pesantren Roudlotul Hanan Sawentar Kanigoro Blitar yang kebetulan teman sekelas saya di zaman MI dalam sebuah diskusi dengan saya dan teman -teman menyampaikan " Tidak ada anak yang bodoh, adanya anak yang telat atau lambat dalam berfikir, dan tidak ada anak yang nakal, adanya anak yang butuh perhatian. "
Terkait dengan besarnya tugas, peran dan tanggung jawab guri terutama peran adap yang harus dimiliki guru sebagai tokoh panutan maka saya ingin belajar dan menguatkan adap guru di lembaga kami. , pemikiran saya direspon dan didukung oleh yayasan dan komite madrasah.
Sebagai tindak lanjut maka saya sowan kepada bapak Yai Muhammad Sodiq pengasuh pondok pesantren Al Munawwir Pandansari Ngunut yang juga sebagai ketua Tanfidiyan NU MWC Ngunut, saya menyampaikan maksud sebagaimana diatas dan mohon mbah yai untuk mengasuh dan membimbing kami untuk mengaji, akirnya mbah yai menyampaikan untuk mengaji kitab "ADABUL 'ALIIM WAL MUTA'ALLIM karangan Almagfurlah Hadrotus Syaikh mbah KH HASYIM ASYARI".
Dan pada saat kita melaksanakan puncak kegiatan peringatan hari lahirnya madrasah ke 50 pada taggal 1-3-2021 yang kita isi dengan tausiah dan istighosah yang dilanjutkan rapat koordinasi dengan pengurus, komite para dewan guru baik dari MI, RA, PAUD, MADIN, TPQ ,Takmir Masjid Al Mustofa yang berada dalam naungan yang sama, sangat mendukung tentang program mengaji ini maka disepakati untuk pelaksanaannya selapan sekali diikuti oleh semua perguruan, komite yayasan, takmir masjid juga wali murid atau umum. Selain untuk mengaji, forum ini diharapkan sebagai ajang koordinasi dari semua lembaga baik MI, RA, PAUD, MADIN, TPQ dan juga Takmir masjid Al Mustofa Balesono.
Alhamdulillh, rabu tanggal 17 Maret 2021 merupakan hari perdana pelaksanaan ngaos kitab Adabul 'Alim wal Muta'allim yang merupakan kitab karangan hadrotus Syaikh KH hasyim Asy'ari diasuh oleh penjenenganipun bapak kyai Muhammad Sodiq pengasuh Pondok Pesantren Al Munawir Pandansari. dan dalam rangka memakmurkan masjid maka tempat mengajinya di masjid Al Mustofa yang tepat selokasi dengan madrasah.
Dalam pertemuan ngaji perdana ini yai Sodiq mengawali dengan memperkenalkan kitab skaligus tentang biografi hadrotus Syaik KH. hasyim Asyari yang mengarang kitab ini. Skaligus beliau menyampaikan bagaimana adap Hadrotus Syaih sebagai seorang 'aalim dan adab beliau terhadap para para guru dan kiyainya.
Yai Sodiq menyampaikan bahwa adab atau tata krama bagi seorang 'alim dan juga orang yang sedang belajat ini sangat penting. Belajar itu harus menata niatnya untuk mendapatkan petunjuk( madosi pituduh) dan menghilangkan kebodohan.
Ilmu itu penting tapi yang lebih penting adalah adab.
Maka sangat penting kita mengetahui adab para 'alim dan para kyai karena yang menjadi panutan adap atau akhlaq adalah akhlaqnya kanjeng Nabi Muhammad Saw.
Yai Hasan Basri menyampaikan bahwa beliau untuk belajar noto awak /belajar tentang adab ini perlu proses bertahun tahun, belajar bisa dari gurunya, bisa dari orang lain, bisa juga belajar dengan mengambil suatu hikmah dari kejadian atau peristiwa.
Kedudukan adab sangat penting bahkan adap ini akan lebih penting dari ilmunya, terkait ini Ibnu Mubarok menyampaikan"" saya lebih butuh orang yang memiliki adap daripada orang pinter yang tidak beradap"".
,
Guru teladan iki....
BalasHapus