Rabu, 23 Desember 2020

PELUKAN DAN DOA DI HARI IBU.

Ada yang spesial di hari ibu tahun 2020 ini,  putri kecilku usia 7 tahun, dia mulai tau ada moment - moment penting diantaranya tentang hari ibu. Dia tau tanggal 22 Desember diperingati hari ibu dari saudara sepermainan yang saat ini kelas 4 MI sementara dia kelas 1.

Malam tanggal 22 kita kumpul dan ponakan sengaja membuat tumpeng untuk memperingati hari ibu ini. Stelah berdoa bersama si kecilku memeluk,  menciumiku dan mengelus elus wajah ku.Saya hapal biasanya dia akan menyampaikan sesuatu. 
Perkiraan saya benar,  dia lebih erat memelukku,  menciumi pipi kiri dan kanan serta keningku menepuk nepuk punggungku, dia berbisik dekat telingaku sambil terbata -bata seolah menahan air mata da berbisik,"" Buk, aku sayang ibuk, semoga ibuk sehat selalu, ibuk diberi rizki yang barokah, pokoknya saya sayang ibuk,selamat hari ibuk,  saya minta maaf bila bandel dan salah,saya juga satah ayah"".
 Sambil kupeluk erat dan ciumi dua sambil kutepuk punggungnya satapun berbisik," Ibuk juga sayang anak e, semoga Alloh memberikan kesehatan pada kita semua,  anakku rajin, solihah dan ilmunya manfaat barokah dan twntunya jadi anak yang berbakti kepada orangtua dan guru kita."

Setelah itu diapun juga menghampiri si ayah yang duduk di sofa dan juga memeluk si ayah seraya berbisik, " aku sayang ayah,  trimakasih ayah, semoga ayah sehat selalu".

Nah giliran malam ini dia saya ajak ke rumah mbahnya yaitu ibuk saya, biar dia juga mengerti bagaimana kita juga perlu untuk mohon maaf dan doa restu dari orang tua. 
Dalam perjalaban kita nasihati bagaimana kita harus selalu menyayangi ayah ibuk,  nenek kakek,  para saudara dan keponakannya. 

Kita harus menghormati kepada orang yang lebih tua, dan menyayangi yang lebih muda. Dan betapa pentingnya kita menjalin silaturrohmi dengan para saudara. 

Cara kita silaturrohim tidak harus mendatangi rumahnya terlebih saudara kita yang jauh,  kebetulan banyak saudara kita yang domisilinya di palangkaraya, martapura tempat mbah putrinya juga ada yang di Klaten dan Ponorogo. 

Pembelajaran silaturrohim jarak jauh bagi kami sangat penting yang harus dimulai sejak kecil, terutama dia juga kita kenalkan dengan pakde, bude, bulek dan ponakan ponakannya,. 

Upaya yang kita lakukan dengan tilpun,  vidio col dan sekarang dia sudah bu isa membaca dan menulis, biasanya sesama ponakan asyik  untuk ngobrol untuk saling bercerita. 

Teruntuk ibuk saya dan juga ibuk mertua saya yang di Martapura Kalimantan Selatan ,semoga senatiasa dilimpahi kekuatan iman, kesehatan dohir batin dan semoga puteo wayaipun solih solihah amiin. Matursuwun ibuk yang senantiasa mendoakan kami dengan penuh ketulusan ,dan mohon maaf atas semua khilap dan tidak mampu membalas jerih payah jenengan. 

Trimakasih ayah ibuk. 

Sabtu, 19 Desember 2020

WANG SINAWANG

Wang sinawang adalah sebuah ungkapan yang biasa dipakai orang jawa untuk mengungkapkan  penilaian dari sesuatu hal dari sudut pandang yang mereka pilih. 

Karena sudut pandang itu fokusnya juga bermacam macam maka hasil penilaian itu hasilnya juga subyektif sesuatu sisi maa penilaian itu diberikan. 

Misalnya kita melihat orang yang kaya,  kita mengungkapkan, "wah enak ya jadi orang kaya itu,  apa apa yang diinginkan bisa dipenuhi, tapi bagi si orang kaya juga belum tentu senang dan bahagia seperti yang diungkapkan orang pertama tadi. 

Si kaya juga bisa menilai orang yang dari materi tidak melimpah,dengan mengatakan," wah enak ya jadi orang biasa yang tidak banyak kesibukan ,ndak banyak urusan dan tanggungan sehingga bisa hidup damai dengan keluarganya walau dengan kesederhanaannya".

Dari dua.contoh diatas saya ingat dawuhnya bapak prof. Fatoni dalam kegiatan kuliah mebiau memberikan contoh antara orang yang pekerjaannya tukang membersihkan sampah di pasar dan seorang bupati. 

Si tukang kebersihan mengungkapkan, " Enak ya menjadi bupati,  setiap hari memakai baju bersih, kerja di kantoran,  tinggal memberi perintah,  hidup mewah dan sebagainya. 

Nah jadi soal mana yang lebih berat antara tugas Bupati dengan si tukang kebersihan?  Dari soal ini pasti bisa dijawab bermacam macam sesuai kecenderungan dan sudut pandang si penilai. 
Yang berat bisa si petugas kebersihan dilihat dari fisik fisik untuk membersihkan berbagai jenis sampah dengan beraneka ragam campuran baunya. 

Bisa juga yang kerjanya berat itu adalah sang bupati karena sang bupati memiliki berbagai tanggung jawab dan kewenangan untuk bisa melayani masyarakat  termasuk memikirkan dari pegawai kebersihan tersebut. Maka wajar kalau gajinya bupati lebih besar dari gaji sang penjaga kebersihan karena tanggung jawabnya yang lebih luas daripada sang petugas kebersihan. 

Dari beberapa contoh diatas itu bisa diambil hikmah bahwa pada dasarnya hidup kita itu juga tak lepas dari wang sinawang,  kita merasa kurang dari orang lain, kita merasa hidup orang lain itu lebih mudah,  lebih nyaman dan sebagainya. Itu adalah salah satu sudut pandang kita,  bila kita menilai dari sudut yang berbeda tentunya memiliki hasil yang berbefa. 

Pada hal kalau kita mau mensyukuri nikmat yang Alloh beri dari hasil usaha kita tanpa harus membandingkan dengan yang dimiliki orang lain, maka rasa nyaman,  tenteram dan merasa cukup itu yang rasakan.

 Tapi kalau selalu melihat kelebihan orang lain dan tidak puas dengan apa yang kita miliki maka kitapun jauh dari rasa syukur dan malah selalu merasa kurang, sehingga hidupnya terhatui dengan sebuah bayangan dari suatu keinginan. 

Orang yang kita nilai lebih nyaman dan lebih apapun,  itu mungkin juga masih memiliki rasa yang berbeda dari penilaian kita dan pastinya mereka juga memiliki keinginan sesuai sudut pandangnya. 

Sehingga orang jawa sering menyebutkan, URIP IKU  SAKDERMO SAWANG SINAWANG,  YANG PENTING KITA ISOO NYUKURI NIKMATE PENGERAN""

Semoga kita tergolong orang yang bisa bersyukur dan mensyukuri nikmat yang tak terhingga yang telah dianugerahkan Sang  Maha Kuasa. Aamiin. 

Kamis, 17 Desember 2020

IMAN IMUN DAN AMAL

Beberapa waktu tidak menulis, karena padatnya kegiatandan, di saudara ada acara, terleibih ada suatu tanggung jawab besar yang harus ikita  tuntaskan. 

Dengan padatya kegiatan dan besarnya tanggugjjawab yang harus ditutaskan membuat suatu beban bak secara fisik dan psikologis .

Disamping itu adanya penigkatan dari perkembangan wabah kovid 19 yang tinggi lai dan adanya beberapa teman yang berpulang kehadirot Alloh menjadika suatu keprihatian tersendir. 

Adanya suatu beban dalam diri kita terutama dari tanggugan dan taggung jawab secara bersamaan cuukup menguras tenaga dan fikiran sehingga juga mempengaruhi kodisi imun tubuh menurun. 
Diantara agenda kegiatan yang padat dan waktu yang sama itu adalah kegiatan bimtek selama lima hari ful. Dan btek dimasa pademi jelas beda, biasanya cukup dg alat tulis api sekarag plus dengan alat prtkol keseatan.  dan persis dalam hari yag sama ada agenda besar di keluarga.seihingga waktu kita bagi diacara siang an malam. 

Dalam acara penutuan bimtek itu seolah ada energi secara psikologis karena mendapatkan suatu nasehat yang sangat penting. Bapak pejabat yang megisi penupan acara meyampaikan bahwa dalam kondisi sekarang ini yang terkait dengan menghadapi kovid 19 selain kita tetap mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, jaga jarak dan cuci tangan ada tiga hal pesan beliau. 

Pertama IMAN dalam kondisi seperti ini meperkuat dan menigkatkan keimanan merupakan kunci yang sangat penting. Iman bisa naik turun maka harus kita jaga dan kita kokohkan, upaya untuk itu diantaranya adalah meiningkatkan kualitas ibadah kita kepada Alloh SWT. dengan lebih mendekatkan diri kepada Alloh maka imun tubuh secara rohani juga akan meningkat. Kita akan tenang pikirannya terhindar dari was was yakin bahwa ita dalam penjagaanNya,  tapi kita harus tetap berupaya secara dohir. 

Kedua, imun.  imun atau kekebalan tubuh harus selalu kita jaga, secara rohani imun tubuh dijaga denganpeningkatan iman secara dohir imun tubuh kita upayakan dengan makanan bergizi, berfitamin dan juga diimbangi dengan olahraga. 

Ketiga AMAL, amal ibarat sebuah bensin yang akan mendorong melajunya suatu kendaraan, maka kedudukan beramal juga sangat penting dalam idup kita, amal tidak harus dengan materi,  tapi dengan apa saja sesuai kemampuan kita. Amal juga bisa menjadi tolak balak. 
Mari kita selalu bermohon kepada Alloh semoga kita senantiasa diberi kekuatan iman, kekuatan dalam imun tibuh dan juga keringanan kita dalam beramal. 
Amiin ya robbal alamiin. 

Dan dengan menulis membantu saya megurangi beban secara psikologis tersalurkan sehingga kepenatan fikiran terkurangi. Saya juga menyimak suatu pesan guru literasi kita dalam seuah kalimat tanya, "kemanakah energi menulis saat iin? 

Trimakasih bapak. 

Rabu, 02 Desember 2020

TESIS, MUNJUNGAN DAN BUAH DURIAN

dok. Saat wisuda S2 dari baju merah hati,  bpk Mudakir,  bapak Tohir (almhm)  b. muwahiddah, b. Dzaizatin/ yu titin,, b. siti Munawaroh, Saya,  pak Ari suaminya yu Titin dan gus latif/ bpk. Abdul Latif. 

Membuat suatu karya tulis merupakan suatu hal yang wajib dilaksanakan bagi para mahasiswa, dan menjadi suatu beban tersendiri terutama dalam penyusunan TESIS tak terkecuali saya dan teman - teman para mahasiswa S2 angkatan pertama di STAI diponegoro Tulungagung. 

Dari segi usia kebanyakan sudah berada di usia kepala empat, maka dalam membuat TESIS sebagai tugas akhir perlu suatu perjuangan tersendiri. Dan bersyukurnya kita sangat kompak dan saling memotifasi dan mendukung. 

Dalam kelas kita ada 38 Mahasiswa yang memiliki komitmen kita masuk kuliah bersama dan harus berusaha bisa lulus bersama. Nah kendala untuk bisa lulus itu manakala kita diujung tugas akhirnya. .

Dalam upaya untuk menguatkan komitmen diatas upaya yang kita lakukan saling memberi dan menguatkan energi motifasi baik secara intrinsik maupun motifasi ekstrinsik. 

Kebetulan kita memiliki dua teman mahasiswa yang dari munjungan yang menurut kita bisa dijadikan tokoh inspiratif waktu itu. Beliau adalah Bapak KH. Abdul Latif dan bapak Mudakir.

Kenapa beliau berdua kita jadikan tokoh inspiratif sebagai fitamin menguatkan motifasi ekstrinsik? Diantaranya karena beliau termasuk mahasiswa yang sangat istiqomah dalam mengikuti kuliah walaupun harus menempuh jarak jauh dan medan yang cukup menantang yaitu Munjungan.

 Selain p. Mudakir an pak latif yang jadi motifikasi kita ada b. DZAIZATIN yg akrap dengan sebutan yu TITIN dan suami yang setia, juga P. TOHIR yang saat ini sudah berpulang ke hafirot Yang Kuasa.beliau dari jecamatan Ngaho kabupaten Bojonegoro,  yang kuliah bersama kita harusmenempuh perjalanan Desirae 5 jam, berserk Kala puking Peri 10 jam.  

Perkuliahan kita dilaksanakan setiap hari jumat dan sabtu mulai jam 14.00 sampai jam 21.00 WIB. dan dari ceriata beliau berdua pulang kuliah sampai di rumah  bisa pada jam 24.00 atau dinihari jam 01.00 terutama pada musim hujan. 

Saya dan beberapa teman berencana untuk napak tilas perjalanan ke Munjungan sekaligus silaturrohim ke beliu berdua. Pada hari yang sudah disepakati degan start kumpul di rumah Bapak Agus Sulistiono di desa Melis , ternyata yang akirnya bisa ikut  ada delapan orang termasuk saya. 

Perjalanan kita dengan empat sepeda motor yang sudah kita pastikan kesehatannya. Dan sampai di pasar kampak kita berhenti sejenak disuatu warung dan kita sepakat untuk naik dengan sepeda dan menentukan para sopir yang benar -benar siap untuk menyusuri jalur kampak munjungan. 

Ini merupakan pengalaman pertama saya menempuh jalur ke Munjungan dengan naik sepeda montor dan dengan joki dari kita sendiri, ebelumnya sudah beberapa kali kesini dengan naik mobil dan sopir orang sini. 

Sepanjang perjalanan tidak hentinya saya berdoa skaligus menikmati keindahan dan kejutan dari kelokan jalur yang dilalui dan lebih asyik daripada dengan mobil. Karena sudah pernah melewati jalur ini ketakutan kita tidak seperti pada kunjungan yang pertama. Subhanalloh Munjungan memang indah dan penuh keramahan. 

Setelah menempuh perjalanan sekitar dua jam dengan jalan berkelok - kelok dan waktu itu banyak jalan yang rusak tibalah kita di daerah datar dan tertulis kecamatan Munjungan. 

Kita tanya pada orang tentang ndalemnya pak Abdul latif, Orang laki -laki itu menjawab "oo... Bade dateng Gus Latif gih? Seraya beluau langsung menuju motornya yang diparkir menyampaikan,  kulo santrinipun gus latif,  monggo kulo dugekne dateng ndalem beliau. 

Laksana memiliki pemandu wisata,Alhamdulillah kita sampai ke ndalem pak Latif dengan lancar dan selamat. Kita disambut beliau dan keluarga dengan hangat. Dan para joki motor seolah melepas esensi ketegangan selama perjalanan mereka menyelonjorkan tubuh dan melepaskan kepenatan di alas berkarpet pak Latif. 

Dan seolah diberi kejutan tersendiri, ternyata pak Latif tau bahwa saya banyak memiliki teman alumni dari PGAN tulungagung, dan masih termasuk sanak saudara beliau,dihubingi dan dibertahukan bahwa saya lagi di ada di ndalem beliau.

Jadilah kita seperti Reunian dan para teman tadi tidak menyangka yang semula kita berdelapan menjadi rame dengan akrap. Karena mereka juga dari para alumni PGA diatas angkatan saya. 

Kang Fatkurrohman yang juga keponakan pak Latif dengan alat kususnya menyiapka dan membuka buah durian yang sudah disiapkan keluarga pak Latif. Terus terang saya menghadapi duruan ada pertarungan batin. Saya dulunya begitu membau durian itu kepala pusing dan tidak tahan dan dak berani makan. 

Nah pada kesempatan ini batin saya berkecamuk ambil suatu sikap, demi menghormati usaha dan suguh gupuh dan aruhnya tuan rumah maka saya beranikan untuk turut menikmati buah durian ini. Selain itu saya yakin kalau tidak ikut makan gara gara dak doyan dalam bahasa jawa,  pastiya akan jadi bahan gojlokan atau guyonan konco-konco. 

E.... Pada saat kita rame - rame menikmati durian tanpa kita sadari bahwa salah satu teman kita kok lenyap tanpa pamit yaitu pak Hamdani... Ditengah perbincangan kita mencari ternyata beliau muncul diantar orang. 

Usut punya usut ternyata beliau juga tidak tahan bau duren dan tidak erani makan sehigga waktu kita sibuk menikmati durian, beliau inisiatif untuk jalan jalan ke pantai Blado yag ujungnya lupa jalan ke dalemnya pak latif sehingga lagi -lagi ada yang mengantarkan pulang. 

Benar saja tak berani makan duren jadi bahan keseruan perbincangan dan gojlokan kita. Dibalik gojlokan terkait durian kita juga membicarakan tentang perjalanan ke Munjungan ini. 

Pak Koiruddin suja'i dengan logat khasnya membuka perbicangan" la iyoto Gus Latif kalih pak Mudakir sing adohe koyo ngene dalane koyo lempitan klambi,  keroyo-royo tolabul ilmi sampek kampus Dipo , mosok awak awak dewe kalah karo beliau berdua"

Teman lain menimpali,  la iya aku jadi malu dengan semangat beliau, yang istiqomah dan jarak dan kesulitan medan yang dilalui tidak jadi penghalang, mosok kita tidak bisa sampai finis dengan semangat bersama.

Gus Latif dan pak Mudakir senyum - seyum dengan keumekan kita dan dawuh ndak usah dibahas yang penting yo tesis kita do diatasi... Dilakoni wae ko lak teko finis bareng. 

Itu bagi kita suatu suntikan energi literasi dalam penyelesaian tugas akir ini. Selanjutnya Pak Latif mebgajak kita ke tempat yabg lebih luas dan mendekati suatu pemanggangan ikan. Ternyata kita sudah disiapkan ikan laut yang segar dalam proses pembakaran dan sambal tomat serta lalapan yang benar benar mantap surantap. 

Tak tanggung tanggung ikannya cukup besar besar dan masih utuh laksana kambing guling. Kita harus ambil sendiri dan tidak boleh berbagi. Sambil guyonan saya bilang,  gus Latif la ini ikan satu kalau firumah cukup untuk jamaah orang seruah masak ini harus dihabiskan sendiri?  .. 

Celetukan dari kang Suhuddin teman PGA yang juga asli Munjungan begini,  la ini bedane nek Munjungan cedek laut karo nek Tulungagung. Lek nek Tulungagung iwak iku dadi lawuhe lek nek kene dirubah iwak e sing okeh lan nasine rubah dadi lawuh.... Tak ayal semua temen tertawa bersama dengan mengacungkan jempol.... dan ada juga yang mengatakan,  masuk akal dan cerdik. 

Sayapun jadi ingat dulu itu jeng Sri purwati tem PGA kita kaoau libur sekolah pasti nambah libur satu minggu. Kalau ditanya gurunya alasan yang disampaijan " wah oak jalur munjungan kan sangat sulit,  sehingga kalau mau turun ya menunggu bejal yang cukuo,  ini masih menunggu panen cengkeh pak " wah waktu itu warga munjungan memang terkenal dengan berjaya dengan hasil cengkehnya. 

Stelah kita menyantap hidangan nan mantap surantap,  silaturrohim kita lanjutkan ke ndalem pak Mudakir yang juga disambut dengan luar biaa ramahya oleh anggota keluarga. Kita dengan para anggota keluarga sangat akrab karena beberapa watu sebelumnya kita ada kegiatan ziaroh wali Jawa Tmur yang diikuti oleh temen temen dan anggota keluarganya,  termasuk keluarga dari pak latif dan p. Mudakir ini.

 Dan yang tidak diketahui oleh para teman bahwa antara pak MUDAKIR dan PAK ABDUL LATIF dalah saudara kandung ,teman teman seolah tidak percaya  dan mengklarifikasi debgan pak mudakir. ramailah perbincangan kita membahas dua saudara ini,.. sementara orang yang jadi perbincangan cuma senyam senyum dengan gaya khasnya.. Bagaimana percaya,  dari raut muka,  postur tubuhnya memang berbeda. Kalau gus latif tinggi dan ramping, rambut lurus,  kalau pak mudakir tinggi besar dan rambut keriting.
Saya tau bahea beliau berdua bersaudara adalah waktu kebersamaan dengan istri beliau saat ziaroh. 

Stelah tau itu teman teman nengamati dan seolah membandingkan manakah yang sama dari kedua kakak beradik yang merupakan tokoh berpengaruh di Munjungan ini?  Keusengan kita ditandai dengan foto bersama dan menyandingkan kedua saudara kakak adik ini. 

Keluarlah anak anak pak mudakur dan istrinya membawa durian juga tali rafia yang sudah dipersiapkan. Dan Pak Mudakir menyampaikan,  durian ini monggo sebagai oleh oleh untuk kluarga ,kitapun bingung bagaimana cara membawanya?  Kita tali tali dengan rafia kita tata bergelantungan di pinjakan kaki. Tapi waktu di jalan yang harus berkelok-kelok maka ngurusi duren jadi tambahan kita. 

Sungguh suatu silaturrohim yang penuh hikmah dan membawa berkah,  dari sini energi literasi untuk menutaskan TESUS meningkat, dari yang  suka durian menjadi penikmat durian. Lan Alhamdulillah akirnya kita bisa menyelesaikan proses yolabul ilmi dikampus tercita kita STAI diponegoro Tulungagung,  trimakasih para dosen dan para sdulur semoga jalinan paseduluran kita tidak berakir dengan adanya pengukuhan sarjsna S2.

Munjungan dikau tempat yang cukup berkesan dan tetap menjadi suatu kenangan. 

Tentang kunjungan ke Munjungan kali ini masih ada kelanjutan di episode selanjutnya dilengkapi dengan  pantai terinahnya. Di episode selanjutnya. 

Trenceng 2 ?op 2020
 










Selasa, 01 Desember 2020

MUNJUNGAN DAN SENSASINYA

         dok. foto era 90 an. Siswa pga ragil dengan sbagian guru diantaranya p. Muyono hadi yg dampai saat ini guru MAN 2.

Munjungan merupakan salah satu kecamatan di wilayah kabupaten Trenggalrk. Berbicara tentang Munjungan yang muncul pasti sensasi dengan kengerian jalan yang terkenal dengan keekstrimannya. 

Tapi bagi yang pernah ke Munjungan pasti ingin mengulang untuk bisa kesana,  Dan bagi yang belum pernah kesana maka rasa penasaran yang membayaginya. 

Saya saja yang sudah lebih dari empat kali kesana, tetap tertarik dan bisa dkata sangat merekmendasikan bagi yang pingin refresing dan uji nyali serta menikmati sensasi dalam perjalanan dan terbayar dengan cas dengan  keelokan pantai Bladonya. 

Refresing ala Munjungan tidak cuma diujung tujuan seperti kalau kita kedestinasi wisata yang lain. Tapi sejak kita putuskan ke munjungan dalam gambaran di otak kita seolah ada penasaran atau istilah dalam bahasa jawanya" pingin nyocokne crito lan kasinyatan tentang munjungan "

Saya pertama kali ke Munjungan ketika masih bersekolah di PGA Tulungagung tahun 1991 an. Teman kita dari Trenggalek cukup banyak mulai di Wonoanti ,Gandusari,  Masaran, Kampak,  dan terbanyak di Munjungan. 

Tujuan kita ke Munjungan saat itu bukan untuk refresing, tapi untuk membesuk teman sekelas kita yang bernama kang suhuddin di desa Masaran yang sakit typus dan tergolong cukup parah sehingga berbulan - bulan tidak bisa masuk sekolah. .
Untuk ke Munjungan waktu itu ya pikir-pikir antara berani atau ndak jadi karena cerita dari jalur munjungan yang ngeri, dan kebetulan waktu itu ada kejadian rombongan kendaraan penganten yang masuk jurang. 

Untuk mengetahui kabar perkembangan kang suhuddin waktu itu ya bila ada teman munjungan yang lagi mudik atau kita mengirim surat dan menunggu balasannya yang kemudian dibaca di depan kelas,  unik juga saat itu. 

Setelah beberapa waktu diputuskan mengirim perwakilan beberapa orang untuk membesuk ke Munjungan ,ada empat teman yang kesana termasuk saya. 

Kita naik bis sampai Ngetal,  kemudian naik angkutan jurusan Kampak stelah itu kita ganti kendaraan kusus jurusan Munjungan. 

Kendaraan kusus disini memang beda, sopirnya harus memang sopir trayek kampak munjungan dan kebanyakan kendaraan dengan bak terbuka tapi ada pegangan besi di samping kiri dan kanannya,  ya kalau di daerah bawah biasa untuk mengangkut barang itu. 

Saat itu saya dapat tempat duduk di depan, dan teman lain di belakang. Begitu kendaraan mulai meninggalkan pasar Kampak dan menuju Munjungan tak henti henti saya berdoa semoga perjalanannya lanvar, selamat  dan mobilnya tidak mengalami hambatan. 

Mulai merayap menaiki kelokan jalan, dan ciutnya nyali yang saya rasakan, ditambah saya waktu itu tergolong pemabuk dalam kendaraan. Tapi anehnya ini justru tidak mabuk, mungkin pengaruh psikologis karena besarnya rasa penasaran tentang sensasi jalan ke munjungan dan untuk mengetahui kondisi teman, mabukbun tidak terbayang dalam fikiran. 

Si mobil mulai menari berkelok menyusuri jalan yang arahnya memang diluar prediksi,  maksudnya saya kira mau belok ke kanan e justru menukik beloknya ke kiri, ingat teman saya menamai jalur munjungan seperti lipatan baju yang ruwet dan berlipat lipat dan tidak bisa diprediksi. 

Mungkin karena arah kelokannya yang sulit diprediksi maka perlu sopir handal, nyali tinggi dan hapal medan yang dilalui sampai saat ini kalau kesana kalau kendaraannya memang handal bisa cukup ganti sopir, atau ganti kendaraan sak sopirnya. 

Jadi ada yang  tempat penitipan kendaraan di kampak dan di daerah lain. Kalau di daerah lain yang dititipkan bisa sepeda pancal atau motor,  tapi kalau mau ke Munjungan kendaraan bahkan mobilpun bila ndak sehat ya harus dititipkan. 

Kita kembali pada jalan berlipat,  menaiki tanjakan tajam yang diujung terlihat berbelok yang saya tidak tau belok kearah mana,  mobil merayap pelan, suara mengerang dan seolah terhenti, menghadapi ini nyali saya ketakutan kawatir kalau terjadi sesuatu, 

Dari spion saya lihat sang kernet dan beberapa penumpang laki laki dengan sigap turun dan mengambil sesuatu bantalan mengganjal ban mobil. Ini benar benar pengalaman pertamaku. 

Stelah jalannya landai sang sopirpun cerita kepadaku bahwa untuk membuat jalan dan menghancurkan batu itu dulu ada yang memakai bom.  Beliau juga menunjukkan lokasi lokasi yang cukup bagus disepanjang perjalanan, 

Suatu keramah tamahan dan kerukunan yang luar biasa yang kutangkap dari cerita pak sopir skaligus dalam pengamatanku. Dan pak sopir juga bertanya idari mana asalku, mau kemana,  dan pengalaman keberapa ke Munjungan kali ini?  

Mendengar jawabanku bahwa ini yang pertama kali,  beluau mengatakan jangan kawatir nanti kita diturunkan sampai lokasi alamat yang ingin dituju, dan bila mau kembali nanti juga bisa janjian jam berapa akan dijemput lagi. Bahkan waktu itu kita diajak untuk mengantar ke penumpang yang lain biar kita lebih tau tentang daerah di munjungan. 

Saya katakan pada pak sopir tujuan saya ketemen yang bernama SUHUDDIN  Masaran dan dekat Mi. Nah ada yang unik disini kata pak sopir,  masaran itu ada masaran satu dan masaran  dua nama suhufin ya ada dua dan keduanya dekat MI.  
Pak sopir bilang jangan kawatir nanti kita tetap bisa sampai tujuan walau ada dua identitas dan lokasi yang sama. Dan Alhamdulillah akurnya kita sampai juga ke tempat kang Suhuddin, disambut dengan keramahan oleh orangtua dan keluarga dan serya para tetangga. dan kang Suhud tidak menyangka kalau ada temannya yang sampai menjenguk ke Munjungan, karena seminggu sebelumnya sudah mengirimkan surat yang mengabarkan sudah mulai bisa duduk. 

Suara deburan ombak dari pantai Blado terdengar di telinga kita,  tapi kita putuskan untuk tidak mengunjunginya karena jamempat sore kita ajan dijemput oleh kendaraan yang tadi mengantar kita. 

Dalam perjalanan pulang kita tidak setegang dengan keberangkatan tadi, dan untuk saat ini saya sampaikan bahwa ke munjungan memang sangat asyik,  jalannya sudah bagus dan pantai bladonya sangatlah indah. 

Mari buktikan sendiri kesana.... Dan cerita munjungan insyaalloh akan kita lanjutkan ke episode berikutnya. 
Selamat berefresing ria. 

Salam hangat tuk para saudara disana, dan salam kangen. 

Tentang munjungan ada seri lanjutannya yg tetap  dengan. sensasinya 

Trenceng 29nop 2020




Sabtu, 28 November 2020

KEINGINAN ATAU KEBUTUHAN

Saam litera sdr i


KEINGINAN ATAU KEBUTUHAN


 Semejnjak adanya wabah Covid 19, maka kegiaan kita berpusat di rumah, demikian pula kebersamaan dg si kecil semakiin banyak,  yg biasanya sering ditinggal dan dia enjoi saja,  namun mejnjadi berbeda dengan sekarang, dia menempel dengan ibuknya ,sehingga kemana mana dia pingin ikut. 

Sebelum ada wabah Covid 19.libur skolah dia pasti minta berlatih renang, nah karena kolam renagya juga tutup satu satuya tempat yg dia minta ke toko buku dan mainan. 

Dan dalam perjalanan kita berbincang ,saya tanya apa yg kita butuhkan? Mungkin karena dia terinspirasi dari foto foto kakak kelas yg mengirimkan tugas membuat  hasta karya maka dia pingin membuat  hasta karya. Dan tentang buku itu pasti rak pertama yg dia tuju. 

Kemudian saya tanya apa yg kamu inginkan kalau ke toko?  Dia jawab ingin ini,  ingin itu dll. Nah inilah momen yg kita masukkan unsur pendidikannya seperti dalam  dunia pendidikan "" masuklah ke dunia mereka lalu bawalah mereka ke dunia kita. ""

Setelah kata kunci kebutuhan dan keinginan kita bincangkan maka si kecil kita ajak diskusi,  ooo ternyata buanyak yg anak e inginkan, trus kalau yg diinginkan muacam macam,  sementara tadi pingin membuat hasta karya,  kira kira bahan yg dibutuhkan apa ya?  Dia bilang, anu buk , anak e butuh stik sama lem tembak untuk membuat sesuatu, ..sesuatunya apa?  Ya masih rahasia agar jadi kejutan. 

Nah  yg dibutuhkan sudah jelas dan kalau di toko kan banyak barang,  sementara keuangan kita kan harus bagaimana nak?  Dia jawab harus hemat ya buk,  ..harus menabung ..biar bisa beli tiket pesawat ke mbah putri kalimantan... Dia sebut Kalimantan karena mbah putri ,pakde bude dan ponakan banyak yg di Kalimantan ada yang di Palangkaraya kalimantan Tngah dan di Martapura Kalimantan Selatan. 

Jadi yg kita utamakan dalam belanja itu ya yang kita butuhkan bukan semua yg kita inginkan. Karena kita pasti banyak yg diinginkan sementara uang kita belum tentu cukup,  dan harus hemat. 

Nah kita sepakat ya apa yg kuta butuhkan,  trus bagaimana doa anak e. Kepada Alloh. 
Saya simak betul yangvdia sampaikan dg bahasa polosnya"" YA ALLOH  SEMOGA AYAH IBUK SEHAT,  DAN BERILAH RZKI YG BAROKAH AGAR AKU BISA SEKOLAH DAN DIBELIKAN SESUATU"" AMIIN. Trenyuh juga mendengarnya. 

Begitu di toko seperti biasa yg dia tuju pertama rak buku dulu,  yg dia ambil buku cerita dg judul  AKU BERANI JAGA RUMAH SENDIRI DAN Buku bimbingan BERDOA UNTUK ANAK ANAK. stelah itu mencari stik es dan lem tembak,  dan lihat pas di rak boneka dia berhenti sejenak,... Dia bilang buk... Anak e sakjane duemen boneka doraemon lo,  tapi kan pun ditumbasne buku kaleh lem tembak... Coba kita lihat dulu uangnya ya.... O ngih doraemonnya bisa kita ajak pulang,  betapa girangnya dia. Dg suka cita dia menggendong doraemon ke kasir. ..

stelah kita bayar dia menundukkan badan saya berbusik.... Trimakasih ibuk... Sambil tangannya menepuk nepuk pundak saya tiga kali dan berucap salma sayang iayah ibuk.  Saya tepuk punggungnya juga dg saya bisikkan ...ayah ibuk juga sayang anak e. 

Nak Kita juga harus bersyukur kepada Allih yg memberi kita ruzki, sehingga kita bisa membeli barang kita butuhkan. Dan bila belanja yang kita harus perhatikan berdasar kebutuhan atau keinginan? 

Dia berfikir sejenak dan menentukan pilihan jawabannya,... Berdasar Kebutuhan buk. 
Hebat, pilihan yang tepat,sampil kuangkat jempol dua. 

Salam literasi.

Selasa, 24 November 2020

GURUKU PAHLAWANKU

 foto:Abah Ridwan effendi guruku, orangtuaku. 

Guru bagiku bukan sekedar orang yang berdiri di depan kelas, memberikan materi dan memberi nilai di raportku

 Guru buat saya bukan hanya orang yang berseragam dan berada dilingkungan madrasahku. 

Guru buat saya bukan karena profesi atau jabatannya, 

Guru buatku adalah sosok yang sangat terhormat dan menjadi orang tua keduaku skaligus orangtua secara rokhaniku. 

Dari Guru kita diajari ilmu, dari guru kita diajari untuk bersikap, dari guru kita dibekali untuk siap menghadapi tantangan hidup,  dan dari guru kita disiapkan untuk menjalani hidup dan melaksanakan kewajiban penghambaan kepada sang Kholiq. 

Sungguh guru memiliki peran yang sangat luar biasa , jasamu tiada tara, perjuangan dan keiklasanmu  hanya Alloh yang mampu membalasnya. 

Trimakasih kepada kedua orangtuaku sebagai gurupertama dan utamaku. Trimakasih kepada semua guruku sebagai orang tua rokhaniku. 
 
Semoga  perjuangan dan keiklasan penjenengan menjadi amal yang setia mendampingi dan tercatat sebagai amal khasanah fiddunya wal akhiroh. Amiin Jazakumulloh ahsanal jazaa. 

Truntuk orangtuaku, dan semua bapak ibu guruku yang masih sugeng semoga senantiasa pinaringan kesehatan,  kemudahan dalam segala urusan. Dan yang sudah wafat semoga senantiasa mendapat magfiroh Alloh dan ditempatkan yang terbaik di sisi Nya. Amiin lahumul faatihah. 

Selamat hari guru
Selamat bagi yang berfrofesi guru
Selamat bagi orang yang senantiasa berbagi ilmu. 

Trenceng,  25 Nopember 2021

Sabtu, 21 November 2020

KATA-KATA KUNCI DARI SANG GURU

 Foto: lorong teras MAN 2 TA yang dulunya PGAN dengan nuansa bersih dan warna cat yang tetap ama. 

Berawal dari foto jeprat jepretku tentang tempat-tempat legendaris di lokasi MAN 2 yang dulunya PGAN Tulungagung tempatku sekolah  yang ku kirimkan ke grup PGA , ternyata menggugah suatu kenangan - kenangan unik bagi teman temanku. 

Grup WA yang biasanya sepi menjadi ramai,  yang biasanya jarang muncul jadi ikut bisa ketawa bersama,  dari yang jarang berkomentar jadi punya cerita dan ternyata unik-unik dan cukup bisa menghibur bahkan yang semula disembunyikan menjadi bahan cerita. 

Berawal dari situ maka saya akan coba belajar menuangkannya dalam sebuah catatan sederhana untuk melawan lupa dan menjadi suatu hiburan mengenang masa muda dengan bingkai " MENGENANG MASA ABU ABU PUTIH DI BANGKU PGA".

Kuawali dengan judul 
    "KATA KATA KUNCI DARI SANG GURU"  

Tentang judul ini kupilih jadi bab pertama karena dari kejadian ini sebenarnya ada suatu kejadian yang bisa saya ingat dan bisa dikatakan isyaroh tentang perjalanan hidup saya. 

Saya dulu waktu masih kelas 3 MI islamiyah Pandansari oleh guru saya yang bernama ibu Muslimah pernah ditanya dengan nada lembut dan keibuan , "Apa cita-cita mu nak? ". Dengan spontan saya menjawab, " ingin menjadi guru seperti Ibu". Beliaupun menjawab dengan doa "suatu cita-cita cita mulia semoga Alloh mengabulkan cita-citamu. 

Jawaban yang spontan itu karena saya sangat mengagumi guru , sehingga memunculkan inspirasi ingin menjadi seperti tokoh idola saya, sang guru. 

Pada saat saya kelas 3 MTsN Tunggangri dan rekreasi ke Borobudur semua teman saya bersukaria, tapi tidak dengan saya, karena saat itu bapak saya menjalani operasi tulang lutut yang keropos  karena efek mengkonsumsi obat pegal linu yang terus terusan sehingga sel dilutut harus dioperasi, yang akirnya lutut ayah saya tidak bisa lagi dilipat.

 Dan operasi bagi kami sangatlah berat untuk pembiayaannya ,semula ayah saya menolak,  tapi karena sudah tidak bisa pagi untuk berjalan maka diputuskan untuk operasi dengan menjual tanah. 

Mungkin karena menangkap ekspresi saya, Bapak Toyib Hadi Wijaya wali kelas saya dan Bapak Sumarji guru bahasa Indonesia, mendekati saya dan menanyakan, Apakah ada masalah dengan saya? coba ceritakan,  siapa tau bapak bisa membantu".

Saya bercerita tentang kondisi ayah saya dan dampaknya mungkin saya tidak bisa melanjutkan sekolah ,kemarin saja waktu pendaftaran peserta EBTANAS yang menguji 3 Mapel bahasa Indonesia, Matematika dan IPA saya tidak ikut daftar karena kendala  harus membayar 15.000 .

Rekreasi saat itu belum ujian, dari P. Toyib menasihati saya,  jangan menyerah karena keadaan, yang terpenting kau harus bersungguh sungguh dalam berusaha dan berdoa selebihnya bertawakkallah kepada Alloh atas penataan Nya. Kita tidak tau Apa yang direncanakan Nya semoga ada hikmah yang lebih besar. 

Sedang dari Bapak Sumarji,  beliau menasihati saya ,"Tidak bisa ikut EBTANAS bukan berarti akir dari perjuangan .Dan EBTANAS bukan ujian wajib tapi ada ujian wajib bagi siswa madrasah yang harus diikuti yaitu UAM (Ujian Akhir Madrasah)  yang saat itu dari UAM ini justru ada NEM  yang bisa digunakan untuk daftar kesemua sekolah. Fokuslah untuk mempersiapkan UAM ini. jangan kau tenggelamkan semangatmu gara - gara tidak bisa ikut EBTANAS. Jangan menyerah, ingatlah " ADA KEMAUAN ADA JALAN. "

Bapak Sumarji juga bertanya aoa cita cita saya, sayapun tetap ingat saat pertama ditanya tentang cita-cita cita dan jawabnya tetap sama," ingin menjadi guru pak". Kalau begitu setelah MTS harus melanjutkan ke PGA. 

Bagi saya masih awam tentang PGA, Maka pak Sumarji menjelaskan bahwa PGA itu singkatan dari pendidikan Guru Agama yang merupakan suatu sekolah setingkat SLTA tapi kejuruan untuk bisa menjadi guru ,dan beliau juga menyampaikan kalau mau daftar di PGA harus siap bersaing karena peminatnya biasanya sangat banyak dan untuk tahun ini informasinya harus menggunakan NEM suatu hasil nilai murni dari UAM. Karena itu fokuslah pada persiapan UAM. 

Setelah mendapat nasehat dari bapak Toyib dan bapak Sumarji bagai energi baru yang melejitkan semangat saya untuk tidak menyerah karena suatu hambatan, tapi justru jadikan tantangan.  Siap kalah karena menyerah atau menang karena sudah memaksimalkan usaha. 

Ibarat diberi kata-kata kunci maka pesan dari guru saya itu adalah yang tetap saya ingat dalam perjalanan hidup saya. pertama : Ada Kemauan ada Jalan, Maksimalkan usaha dan doa selebihnya bertawakkallah kepada Alloh  apapun hasilnya setelah itu pasti ada hikmahnya . Jangan menyerah karena keadaan tapi hadapilah sebagai tatangan. Besar kecilnya masalah bukan karena sebabnya masalah tapi justru terletak pada bagaimana kita menyikapi masalah itu. 

Trimakasih bapak atas nasehat dan bimbinga jenengan sehinga akirnya Alloh menuntun dan memudahkan urusan dan mengabulkan cita cita . Diawali dengan nilai UAM saya yang masuk 2 besar di MTs dan akirnya bisa diterima sebagai siswa di  PGAN Tulungagung yang saya idamkan,  yang saat itu benar-benar dengan persaigan ketat dengan danem dan tes lain termasuk pengukuran tinggi dan berat badan.

 Dan bahkan dari ijazah PGA inilah akirya saya benar benar jadi guru dengan penempatan pertama di MI islamiyah Pandansari ,sebuah MI almamater saya dan tempat pegabdian saya selepas PGA. Karena itu seragam abu abu putih dan PGAN punya makna besar dalam perjalanan hidup saya, walau saat pendaftaran CPNS saya memiliki ijazah D-2 karena ada program kuliah gratis bagi guru sukuan di madrasah. 

Dan saya lebih bersyukur walau dengan perjalanan panjang akirnya saya bisa berkesempatan menyelesaikan kuliah S-2 sebagai mahasiswi angkatan perdana di STAI diponegoro Tulungagung. 

Trimakasih bapak ibukkujuga para guruku,  teriring doa jaakumulloh ahsanal jazaa. 

Trenceng 21 Nop 2020









MENGENANG JEJAK ABU ABU PUTIH MASA PGA

    Dok. Foto bapak ibu guru MI Mafatihul.          Ulum Balesono di ruang lab MAN 2.             dalam kegiatan AKK dan AKG th 2020 

Tanggal 19-21 adalah waktu pelaksanaan Asesmen Kompetensi Pengawas(AKP) ,Asesmen Kompetensi Guru  (AKG) dan Asesmen Kompetensi Kepala (AKK) bagi warga madrasah di Jawa Timur. 

Saya jadwalnya pada hari Jumat tanggal 20-11-2020 dan Alhamdulillah tempatnya di MAN 2 Tulungagun .sebuah sekolah yang membawa kenangan tersendiri bagi sebagian besar pengawas, kamad dan guru madrasah yang dulu lulusan PGAN Tulungagung. 

Sebelum jadii MAN 2 ini dulunya adalah PGAN (Pendidikan Guru Agama Negeri) Tulungagung ,sebuah lembaga pendidikan pada jenjang SLTA yang memang menyiapkan siswanya untuk menjadi guru. 

Keberadaan PGAN tidak ada di setiap kabupaten,  sehingga siswanya dari berbagai kabupaten sekitar.saya termasuk Lulusan PGAN terakir di tahun 1992 kelas A1.

Teman sekelas saya mayoritas dari Kalidawir dan Munjungan Trenggalek, ada juga dari Rejotangan, Blitar,  kediri, Banyuwangi. Dan Alhamdulillah silaturrohim kita masih tersambung terutama lewat media grup WA dan acara Reuni alumni. 

Nah dalam pelaksanaan AKP, AKK dan AKG tahun 2020 di MAN 2 ini saya lihat bapak ibu begitu memarkirkan kendaraannya langsung buka hp dan cekrak cekrek alias berfoto dan berselfi ria.

Bapak ibu guru yang rata rata usianya lebih dari 45 th yang asyik berfoto ria ini 
mayoritas alumni dari PGAN tulungagung. Yang mulai tahun pelajaran 1990/1990 berganti menjadi MAN 2.

Foto yang mereka lakukan tidak hanya sekedar sebagai dokumentasi tetapi saya yakin disetiap sudut punya cerita, karena yang difoto bukan cuma yang lokasinya bagus untuk foto tapi juga dibanyak sisi. 

Ada yang foto dipintu gerbang, lapangan olahraga,  dulu ruang tunggu,  jendela depan kantor yang dulu jadi tempat menempel surat dan wesel,  tempat sepeda,  lorong sekolah bahkan kamar mandi  jadi obyek foto. 

Alhamdulillah saya j bersyukur masih bertemu dengan bapak Hadi Mulyono yang merupakan guru terlama di MAN 2 ini,  karena belau mengajar di MAN 2 dari murid pertama. Bagi saya beliau adalah guru saya walau bukan guru yang mengajar di dalam kelas saya. 

Dari perbincangan dengan pak Mul di pos deoan gapura saya mendapatkan kabar kabar tentang guru guru kita di PGA dulu, baik beliau yang sudah wafat atau beliau yang masih sugeng diantaranya bpk Muhtar yang dalemnya di perum Rimba Karya.
Sayapun menyampaikan pernah sowan ke bapak fadelan, , baoak Palil, Bapak Abdul Jamil di Mojo kediri.dan ternyata dari pak mul menyampaikan bahwa bapak Fadelan, baoak purnomo dan b. Naim sampun sedo. 
Dan saya coba mencari informasi tentang info dan akamat bapak Sutomo, guru bahada Indonesia yang dalemnya kediri belum mendapat informasi,  beliaupun juga tidak tau. Sebenarnya dulu waktu PGA pernah sowan ke ndalem beliau saat besuk beliau sakit, tapi ada info beliau pindah rumah. 
 Pak Mulyono menyampaikan rasa senang   bertemu dengan kita - kita alumni PGA dan juga titip dalam untuk semua teman alumni PGA dan pesan untuk dimasukkan ke grup PGA untuk menyambung silaturrohim.  

     Dok. Foto dengan bapak Mulyono Hadi

Saya sebagai anak ragil di PGAN Tulungagung yang dulunya menjadi saksi sejarah berubahnya PGAN tulungagung menjadi MAN 2 dan berkesempatan turut mengenalkan dan menginformasikan dan mencari siswa perdana MAN 2 sangat bangga dengan perkembangannya saat ini. 
Bagi kami walaupun madrasah ini berubah nama dengan apapun tapi dihati kami tetap melekat inilah madrasahku, disinilah para guruku membimbingku, semoga amal perjuangan beliau para guru PGAN ataupun MAN 2 ini menjadi amal hasanah fiddunya wal akheroh. Dan semoga ilmu yang beliau sampaikan jadi ilmu manfaat barokah. 

Untuk para guruku semuanya lahumul faatihah. Amiin. 

Sebuah catatan AKK -AKG 2020 ajang reuni di MAN 2 Tulungagung. 
Lorong teras penuh kenangan
jendela ruang tata usaha yang dulu tempat faforit karena disii ditempel bila ada kiriman surat atau wesel. 

Yang tidak berubah dari Mafrasah ini adalah nuansa warna catya masih sam sejak dulu. Walau sekarang lebih sip dengan gasebo - gasebo di halaman. 
dan inilah kelas yang pernah kita tempati di kelads A 1.foto dari lantai atas. 


Minggu, 08 November 2020

KUNCI-KUNCI DAN TRIK MENJADI PENULIS.

Hari Sabtu,7 Nopember 2020 Alhamdulillah bisa mengikuti seminar Implementasi dan Optimalisasi Gerakan Literasi di SMA Diponegoro Tulungagung yang diselenggarakan oleh Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU) Tulungagung dengan nara sumber bapak liteasi kita Bapak Dr. Ngainun Naim. 

Seminar itu diikuti oleh kepala madrasah dan guru anggota PERGUNU Tulungagung yang jumlahnya 100 orang. Dan sesuai sambutan dari panitia bahwa seminar literasi ini adalah seminar yang paling dahulu terpenuhi pendaftarnya dari 4 rangkaian seminar  yang diadakan PERGUNU Tulungagung ini. Rangkaian seminar dalam  tersebut diawali dengan seminar Informasi dan Tehnologi (IT), seminar Literasi, Aswaja dan seminar Advokasi dan Hukum. 

Ini menunjukkan bahwa geliat dan kesadaran akan literasi semakin tinggi, terutama dimasa Pandemi ini. Semua orang menghadapi masa pandemi ini dan banyak sekali materi yang tertumpuk di dalam angan angannya yang meliputi berbagai permasalahan terkait menghadapi dan menyikapi masa pandemi covid-19 ini, tidak terkecuali bagi para pendidik dan tenaga kependidikan. 

Tumpukan - tumpukan beban pemikiran ini menimbulkan rasa jenuh,  tertekan dan bila tidak bisa menyikapi kondisi  dengan baik maka bisa menimbulkan gangguan secara psikologis.

 Sebenarnya dengan menulis kita bisa menuangkan gundah gulana, dan mengeluarkan beban pemikiran sehingga bisa meningkatkan imun tubuh. 

Namun  dari mindset yang mayoritas dimaknai menulis itu sulit maka menulis itu dianggap suatu beban..dari suatu kata bijak ada ungkapan " Besar kecilnya masalah itu sebenarnya bukan dari masalahnya tapi terletak pada bagaimana kita menyikapi masalah tersebut".

Nah ternyata dalam seminar ini bapak Dr. Ngainun Naim dengan gamblang dan dengan penyampaian yang santai dan bahasa yang mengalir dan mudah difahami serta sentilan motifasi literasi sebagai ciri khas beliau menyampaikan dan menggiring mindset tentang menulis itu mudah. 

Dalam penyampaian awal beliau menuturkan dengan ringan dan nyantai bahwa menulis itu mudah,  asal bisa membaca, semua orang bisa menulis apalagi guru. beliau juga menyampaikan bahwa menulis itu sesungguhnya berkata. 

Coba kita ingat bahwa sebenarya semua orang mayoritas dalam perbincangannya i bisa menceritakan segala sesuatu baik yang dilihat, dialami atau yang dirasakan dengan runtut dan lancar. Itu sebenarnya adalah suatu bahan atau ungkapan yang bisa ditulis. 

Saya juga ingat beliau pernah menyampaikan , dalam belajar menulis itu tulislah bidang apa yang kita geluti atau yang kita kuasai, nikmatilah ambillah satu kata maka kata itu akan mengajak teman teman-temannya. Nulislah seolah kita bercerita bedanya dengan ditulis, Jangan dibebani dengan tulisan kita baik atau tidak, layak atau tidak. Justru dengan bahasa tulis kita bisa megedit atau memperbaiki, beda dengan cerita langsung. 

Dan dalam semiar ini beliau meyampaikan beberapa kunci dalam menulis diantaranya:

 Niat yang kuat, merupakan kunci pertama. Apapun kegiatannya niat menduduki kunci utama. Dan dalam dunia menulis niat yang kuat dibarengi dengan semangat sehingga dapat diwujudkan dengan tulisan. Bisa dikatakan niat sebagai kunci pertama dan semangat sebagai kunci suksesnya. 

Kenapa niat yang kuat perlu berteman dengan semangat? Karena menulis sangat dipegaruhi oleh naik turunya suatu spirit menulis, kadang naik kadang turun. 

Naik turunnya spirit menulis itu biasa, Namun ada hal mendasar yang membedakan antara penulis pemula dan penulis besar. Bagi penulis pemula, spirit dan motifasi baik intrinsik dan ekstrinsik sangatlah diperlukan, agar memiliki kepercayaan diri untuk mengungkapkan ide, atau apapun dalam bentuk tulisan.

Beruntunglah kita ada bapak Dr. Ngainun Naim tokoh penulis yang tidak cuma siap, tapi selalu telaten dan mampu memberikan motifasi sekaligus menyiapkan waktu dan berbagi ilmu dalam grup literasi.,misalnya di grup Maarif Menulis atau grup Gubuk Lterasi Pergunu yang spontan dibentuk dalam acara seminar literasi ini. 

Motifasi beliau yang selalu unik kalau boleh saya katakan bahasa sentilan sentilun, sangatlah mengena , berarti dan cukup bermakna bagi penulis pemula , saya tetap ingat saat beliau berkomentar di fb saya juga di WA dengan kalimat singkat" kapan lek mulai nulis, nunggu apa lagi? "Saya membaca kalimat itu dengan diliputi rasa malu, untungnya tidak langsung berhadapan dengan beliau. Bahasa sentilan sentilun motifasi beliau selain yang dalam tulisan, juga sering saya cermati di ngaji literasi beliau yang sering saya ikuti .

Sebaliknya bagi penulis besar kondisi pasang surutnya spirit menulis ini sudah dapat mereka sikapi. Terkait dengan ini bapak Ngainun Naim menuturkan bahwa" Penulis besar tidak akan larut dalam kondisi spirit yang menurun. Ia akan selalu berusaha mencari jalan agar spirit menulisya kembali meningkat. Sementara penulis pemula ia akan pasrah pada keadaan pasif dan menunggu datagngya spirit lagi. 

Nah kalau demikian adanya kiranya apa yang bisa kita lakukan? Mungkin ungkapan " Bila ingin berbau harum maka harus dekat dengan penjual minyak wangi dan bila ingin alim maka mendekatlah kepada orang berilmu dan bila ingin menjadi penulis mendekatlah dengan Dr. Ngainun Naim dan juga komunitas menulis,menurut saya bisa dijadikan sebagai salah satu jurus yang bisa kita tempuh. 

Kunci menulis kedua adalah mindset atau sudut pandang kia dalam menyikapi suatu hal. Bila kita fikir menulis itu mudah maka akan mudah dan bila kita memiliki atau mengaggap menulis itu sulit maka juga sulit. 

Terkaid dengan mindset ini saya teringat suatu ungkapan bahwa " Besar kecilnya permasalahan itu tergantung dengan bagaimana kita dalam menyikapi permasalahan itu".

Kunci ketiga tradisi membaca. Antara membaca dan menulis ibarat dua sisi mata uang, saling mempegaruhi karena menulis pada hakekatnya mereproduksi dan mengembangkan hasil bacaan kedalam bentuk tulisan.Semakin banyak bacaan maka semakin banyak perbendaharaan kata yang bisa kita adopsi,atau kita bisa mengambil contoh irama atau alur menulis. 

Terkait hubungan membaca dan menulis saling bersinergi ini kiranya banyak bukti bahwa seorang penulis ulung pasti si pembaca ulung tapi si pembaca ulung belum tentu bisa menjadi penulis ulung. 

Dr. Ngainun Naim dalam bukunya yang berjudul " the Power of Writing " menuliskan bahwa "menulis yang baik  hanya membutuhkan satu syarat yang sangat mendasar yaitu rajin membaca. Semakin banyak membaca maka seseorang akan semakin banyak perbendaharaan wawasan dan pengetahuannya yang kemudian dapat dijadikan sebagai modal untuk menulis. Mustahil seseirang mampu menulis secara baik jika tidak pernah membaca".

Bukti nyata yang yang saya tau dari bapak guru yang saya anggap sebagai guru literasi pertama saya, beliau seorang penulis yang setiap mengajar pasti membawa buku bacaan dan ciri khasnya buku itu cukup degan tas kresek yang selalu beliau bawa.Dan beberapa waktu lalu sebelum beliau berpulang saya dan beberapa teman bersilaturrohim dan menjenguk beliau ke kediamannya. 

MasyaAlloh begitu masuk rumah memang beda dengan rumah-rumah pada umumnya. Karena kita langsung berhadapan dengan deretan buku yang tertata rapi , bahkan di semua sudut rumah dari ruang tamu, perpustakaan dan musolla keluarga bahkan di dapur ada lemari buku. Kita tau itu semua karena kita sempat solat disana.dan kebetulan istri beliau adik kelas kita dari almamater yng sama yaitu di MTSN tunggangri. 

Dari penuturan istri beliau jumlah koleksi buku bapak waktu itu skitar 17.000 buku dari berbagai bidang, dan penataannya sudah diidentifikasi sesuai bidangnya, bahkan beliau hapal tentang peletakannya. 

Dalam kondisi yang kurang sehat beliaupun tetap berkarya dengan dibantu istri atau putranya untuk mengetik. Beliau dawuh bahwa berkarya dengan menuangkan tulisan juga sebagai refresing dan obat bagi beliau. Bapak guru yang saya anggap guru literasi pertama itu adalah bapak AMRULLOH  yang juga guru dari bapak Dr. Ngainun Naim yang sekarang menjadi guru litetasi kita semua. 

Bapak Amrulloh  saat ini sudah berpulang kehadirotNya,  untuk almarhum semoga senantiasa mendapat magfiroh dan amal perjuangan dan karyanya mejadi amal hasanah fidduya wal akhiroh, amiin .. lahul faatihah.

Kalau kita belum punya kebiasaan aktif membaca apa kita belajar menulisnya menunggu sesudah rajin membaca?  Menurut saya tidak , seperti dawuh Dr. Ngainun Naim kita bisa menulis apa saja yang kita lihat,  kita rasakan atau kita sukai,  pasti akan mengalir dengan sendirinya. Dan alangkah lebih baikya kita memupuk juga rasa senang dengn buku dan kebiasaan membaca. 

Saya mengawali belajar menulis itu tidak saya bebani dengan harus rajin membaca buku,  karena kalau belum punya kebiasaan membaca begitu pegang buku itu menguap dan rasa mengantuk langsung datang, sehingga buku laksana obat tidur.

 Menyikapi ini saya menulis tidak membebani dengan baca buku tapi saya baca keadaan dengan pengamatan, misalnya waktu saya ke sawah untuk melihat perkembangan tanaman saya amati, nikmati keindahannya, nuansa alam sekitar dan selalu kita hubungkan bahwa segala sesuatu itu adalah anugerah dari Yang Kuasa dan ada hikmah apa yang bisa kita ambil. 

Dari pengamatan itu ibarat saya bercerita kepada orang lain agar mereka turut merasakan keindahan seperti yang kita lihat dengan menuangkan dalam bentuk tulisan. Saya memulai menulis dengan menerapkan jurus "ambil satu kata maka kata itu akan memanggil teman-temannya". 
Dr. Ngainun Naim dalam bukunya yang berjudul

Kunci menulis yang keempat Yaitu Ngemil atau mencicil disini bisa diumpamakan kita megkonsumsi suatu makanan yang dikosumsi sedikit demi sedikit dan bertahap dan perlu perjuangan.

Menulis adalah dunia proses, tahap demi tahap harus dilalui dengan sering berlatih menulis untuk mentrampilkan diri ,Dr. Ngainun Naim juga menuturkan dalam karya beliau bahwa, " tidak ada seorang penulis pun yang begitu belajar langsung memiliki tulisan yang baik dan bermutu, semua penulis melalui tahap demi tahap sampai akirnya terkenal. Menjadi penulis itu membutuhkan proses perjuangan dan tidak ada orang yang menjadi penulis secara instan".

Kunci kelima menulis itu sesuatu yang dipraktekkan bukan sekedar konsep yang masih dalam angan-angan. Menulis itu perlu untuk ditrampilkan,  semakin sering menulis maka ibarat sang pilot yang perlu metrampilkan diri dengan jam terbangya, demikian juga dengan penulis. 

Penulis yang baik membutuhkan proses, perlu kesabaran, dan ketekunan untuk menghasilkan tulisan.Kesabaran ini berkaitan dengan bagaimana bertahan dari segala godaan agar tulisan bisa selesai. Sedang ketekunan berkaitan dengan bagaimana terus menerus sampai selesai. Sikap semacam inilah yang juga dibutuhkan agar seseorang mampu menjadi penulis berkualitas. 

Kunci menulis keenam menikmati proses menulis. Untuk bisa menikmati proses menulis memang perlu waktu,  yang terpenting menurut saya, bisa  kita mulai dengan menulis apa yang kita alami, kuasai dan kita geluti sesuai bidang kita,  maka kitapun akan merasakan kemudahan dan kelancaran menuangkan rangkaian kata dan bisa menimbulkan kepuasaan tersendiri setelah be proses dan menyelesaikan tulisan,  selain itu dengan menulis apa yang kita bidangi akan memunculkan rada percaya diri dalam menulis. 

Kita lebih mengutamakan siap untuk menjadi baik dengan menerima masukan dan kritikan dari tulisan kita. Adanya suatu kritikan dan masukan membuktikan tulisan kita paling tidak sudah dibaca orang lain. Dan harga tak ternilai dari penulis manakala dia sampai pada tahap penyelesaian tulisan. Seperyi orang puasa sampai pada waktu berbuka. 

Disiplin merupakan kunci ketujuh. Dalam bidang apapun kedisiplinan memegang peranan penting. Atau bisa dikatakan keistiqomahan akan membawa kepada suatu keberkahan. Demikian pula dalam dunia menulis kedisiplinan punya peran penting,  untuk menjaga eksistensi dan mentrampilkan diri dalam bentuk karya tulis. 

Dan kunci Menulis yang ke delapan adalah jangan mudah menyerah. Bagi seorang yang ingin menjadi penulis maka harus berusaha mewujudkan keinginannya dengan wujud tulisan,  bukan sekedar sebatas pada keinginan sehingga jadinya hanya sebagai calon penulis. 

Kunci penting menulis itu salah satunya adalah tidak mudah menyerah. Penulis yang berhasil semuanya memiliki mentalitas tahan banting. Berbagai hambatan dan tantangan yang dihadapi dapat diatasi dengan baik. 

Diantara persoalan yang dihadapi seorang yang memiliki keinginan menulis menurut Dr Ngainun Naim diantaranya: 
pertama ingin menulis tetapu tidak tau bagaimana memulainya. kedua sudah mulai menulis tapi terhenti selah buntu dan kehabisan bahan. Ketiga sebenarnya bisa menulis dan mampu menghasilkan karya tulis yang bagus tetapi tidak memiliki semangat yang stabil. Keempat putus asa iarena merasa karyanya tidak dihargai. 

Adapun kuci sukses menulis menurut  pendapat dari Prof. Dr. Kunto wijoyo yang juga disampaikan oleh bapak  Ngaiun Naim kunci sukses menulis ada 6  yang disebut denga istlah 6 M. 
M pertama : Menulis
M Kedua      : Menulis
M ketiga.     : Menulis
M keempat  : Menulis
M kelima.     : Menulis
M keenam.   : Menulis

Intinya tugas seorang penulis adalah MENULIS. 

Dan tak kalah penting dari kunci -kunci sukses sebagai seorang penulis adalah belajar dari para tokoh penulis dengan membaca karyanya,  paling tidak kita bisa mengambil alur, gaya bahasa dan irama dalam menulis. 
Dan untuk mengawali belajar menulis kalau saya sering membaca tulisan Dr. Ngainun Naim baik di Fb beliau, Ngaji literasi beliau ataupun beberapa buku karya beliau,  yang menurut saya dengan bahasa yang ringan mengalir dan sangat mudah kita fahami dn menurut saya cukup memberikan energi dan spirit lierai, dan dengan bahasa sentilan khas  beliau yang cukup membidik untuk berproses dalam menulis. Diantara buku rujukan saya dalam belajar menulis karya beliai bapak Dr. Ngainun Naim. 

Saya tetap ingat kalimat cekak aos beliau,
kapan mulai menulis, Nunggu apa lagi? 

Ini adalah salah salah satu buku karya beliau yang berjudul PROSES KREATIF PENULISAN AKADEMIK hadiah dari beliau  yang saya terima diacara seminar PERGUNU Tulungagung. 

Selain dari kaya bapak Ngainun Naim, karya yang yang pernah saya baca buku GANTI HATI karya Bapak Dahlan Iskan yang menceritakan kisah perjuangan dan serangkaian prosesi operasi ganti hati beliau ,yang  irama dan penuturan runtun dan seolah membawa kita pada situasi dan kondisi seperti yang digambarkan pada tulisannya.
 Buku ganti hati lumayan tebal seolah terhipnotis dengan alur dan jalan ceritanya kita yang membaca sangat terbawa ke dalamnya dan seolah tidak mau terlewatkan dari setiap kalimatnya. Dan dari tulisan beliau berdua menurut saya ada kemiripan irama dan alur menulis yang sangat mudah difahami dan cukup menggiring kita seperti yang digambarkan pada buku. 
Semoga grup Gubuk Literasi PERGUNU  Tulungagung dan grup MENULIS LP MAARIF Tulungagung yang beliau bimbing mampu menumbuhkan para penulis baru.Trimakasih bapak teriring doa Jazakumulloh Ahsanal Jazaa.

Saya tetap ingat kalimat cekak aos beliau,
kapan mulai menulis, Nunggu apa lagi? 
Trimakasih bapak atas buku dan bimbingannya semoga menjadi amal jariyah jenengn. Amiin.    

KOMSIYAH S, M. pd. I
MI Mafatihul Ulum Balesono. 

Trenceng, 23 Nop 2020









Selasa, 03 November 2020

MASIH SORE NGOYAK MALING AYAM.

Ada kejadian yang kualami malam ini, stelah solat magrib si ayah ada undangan genduri ke tetangga ,sementara si kecil mengaji ke pondok trenceng bareng dengan si ayah. Jadi saya di rumah sendiri.
Rumah saya lokasinya dipojok an pertigaan ,tepat di barat rumah ada jalan ke utara, yang lingkungan musollanya berbeda denganku, para tetangga dibelakang rumahku ada acara mauludan di musolla utara, sehingga lingkungan skitar memang sangat sepi. 

Jarum jam dinding menunjukkan pukul 18.30, saya bermaksud menjemput si kecil mengaji di pondok Trenceng, tiba tiba dari  arah kandang ayam di belakang rumah kudengar suara ayam gaduh,  maka kuurungkan  untuk membuka pintu depan. 

Saya spontan mengalihkan perhatian ke belakang rumah dengan mencari senter di meja dengan gerak cepat kubuka pintu belakang dan kunyalakan senter kuarahkan pada kandang yang tepat di belakang rumah. 

Kandang ayam saya bentuknya panggung yang memang dulunya untuk tempat pemeliharaan ayam potong,  dan kondisi panggungnya memang sudah agak gapuk dan penuh jebakan karena rusak. 

Dan sekarang sebagai tempat bermalamnya ayam kampung peliharaan kami,  beberapa waktu lalu sempat ayam kita jumlahnya lebih dari 80 ekor dan dari jenis ayam yang besar, kata budeku yang dulunya memberi bibit ayam ini mengatakan keturunan birma. Dan kondisi lingkungan kita aman. 

Tapi akir akir ini di lingkungan kita banyak yang kehilangan ayam, dan malam kamis kemarin waktu saya menginap ke rumah adik saya di ponorogo untuk takziah ketempat saudara.,e waktu besuknya kita pulang dan memberi makan ayam ternyata jumlahnya berkurang, saya kira masih berkeliaran di tetangga, walau memang ayam kita tidak pernah berkeliaran jauh. 

Esuk paginya waktu kita memberi makan memang ayamnya 2 ekor jago dan 1 ayam induk an tidak ada. Sayapun tidak menyangka hilang karena ada yang sengaja memegang atau mencuri ayam tersebut. 

Tapi tadi pagi  tetangga saya yang rumahnya arah utara saya dekat musolla yang malam ini ada acara mauludan, stelah berbelanja sayur di toko depan rumahku berhenti di barat rumah, kbetulan saya dan suami ada bersih-bersih lingkungan, bercerita bahwa baru kehilangan beberapa ayam bahkan didalam bok ayam dan sbagian babon ayam yang masih mengerami telurnya. 

Jadilah kita juga bercerita bahwa ayam kita juga baru hilang,  dan ternyata tetangga dekat kebun jerukku juga bercerita kehilangan ayam. 

Maka begitu saya dengar dari arah kandang ayam gaduh saya spontan ambil senter menuju pintu belakang yang kunyalakan senterku yang nyalanya terang dan bisa menjangkau jarak jauh. 

Waktu buka pintu kudengar ada suara ayam gaduh seperti dioyak dan kudengar ada suara gedebuk jatuh, dan kulihat ada orang berlari di jalan tepat dibarat kandang ke arah utara, sayapun berlari kejalan mengikuti maling lari sambil kuarahkan sinar senter jarak jauhku kueriakkan ada maliiiingggg...... Malinggggg.... 
Kulihat simaling berkaos kombinasi merah dan separo yang bawah warna putih... Berlari sekencang kencangnya dan ngepot berbelok ketimur lewat utara rumah tetanggaku jarak 3 rumah dari rumahku. Dan dari gerakan berlarinya dan postur tubuhnya itu masih remaja .

Smua tetangga belakang rumahku memang lagi kosong karena ada acara mauludan di musolla,  dan diarah maling berbelok kbetulan penjual es dan anak perempuannya ada di dalam rumah,  maka saya berhenti disitu dan bercerita ada orang yang lari berbelok ketimur ternyata dia juga mendengar ada suara mak grobyak gedebuk gedebuk di utara rumahnya ke arah belakang. 

Diapun juga ketakutan dan untungnya ada temannya yang datang, maka saya langsung pulang, ya dengan nafas yang terengah engah karena barusan latihan berlari. 

Antara takut mengejar maling tapi dalam hati saya juga tertawa melihat larinya maling yang memacu tenaga berlari kencang dan berbelok ngepot karena mau segera menghilang dari jejak yang saya ikuti dengan sinar senter saya. 

Stelah saya sampai rumah ,saya ketoko sbelah rumah bercerita. E eee acara jemput si kecil ngaji terhambat sampai dia pulang sendiri jalan kaki dan menyeberang sendiri. 

Stelah si ayah pulang dicek dilokasi memang ada jejak srandal yang kbetulan baru hujan jadi terlihat arah jalan yang dilewati dan karena si panggung sudah kondisi sbagian sudah rusak ada penyangganya yang terlepas, tempat turunnya sitamu sang ayam. 

Nah dari kejadian ini sebagai bukti kondisi lingkungan kita memang tidak aman,  dan perlu kewaspadaan. Selain itu saya amat sangat prihatin, bukan karena hilangnya si ayam, tapi karena keprihatinan mendalam adanya kemerosotan prilaku dan akhlak. Terlebih bila masih remaja dan para pelajar yang seharusnya berkarya dan menimba ilmu dan penanaman karakter dan penguatan jati diri. 

Astagfirulloh,  smoga kalau karena khilaf segera insyaf kalau sudah jadi kebiasaan taubat,  dan jika karena pengaruh salahnya pergaulan dan srbab lain segera mendapat petunjuk. Dan semoga anak anak kita dan juga para siswa kita yang dalam kondisi PJJ tidak bisa pendampingan secara langsung, smoga senantiasa dalam lindungan dan bimbingan dari yang Maha Kuasa. Amiin. Ya robbal alamiin. 
Smoga 








Sabtu, 17 Oktober 2020

PESAN SI IBUK UNTUK DUA ANAKNYA

Lewat grup maarif menulis ini kutuliskan surat tuk kedua anakku.
Murid buat saya bukan sekedar seorang anak yang pernah bersamaku... 
Tapi menjadi anak bagiku
Karena anak tidak akan putus karena jangka waktu, 
Bagiku tidak ada istilah mantan murid dan mantan guruku
Keprihatinan akan tetap dirasakan orang tua bila anaknya dalam cobaan dan ujian
Dan lantunan doa akan tetap dipanjatkan untuk kesuksesannya. 
Untuk semua guruku dan juga murid dan anakku semoga senantiasa dalam limpahan rohmah taufik dan Hidayah dari Alloh SWT. 
dan di grup ini ada 2 anakku yang dia tau betul tentangku
Dan akupun juga tau  tentang mereka dan perkembangan potensinya. 
Dan lewat grup ini diapun akan menilai catatan amburadul dari emboknya. 
Teruslah berkarya, gali potensimu dan berjuanglah untuk mengamalkan ilmumu
Semoga Alloh meridoi dan menatamu

Amiin yarobbal alamiin. 
Untuk semua guruku dan semua anakku lahumul fatihah... . 



Jumat, 16 Oktober 2020

ALHAMDULILLAH..... PLONG.

Alhamdulillah merupakan salah satu kalimat toyyibah untuk mengungkapkan suatu rasa syukur kepada Alloh atas seala anugerah kenikmatan yang kita terima. 

Sungguh nikmat Alloh itu tiada terkira, dan kita tidak akan bisa menghitungnya. Dan Niikmat Alloh itu tidak hanya dari segi materi yang bisa kita hitung tapi dari semua hal , misalnya nikmat kesehatan,  nikmat mendapaykan suatu kesempatan atau kenikmatan diberi suatu kemudahan dan ketuntasan dalam menyelesaikan suatu urusan. 
Setelah beberapa waktu absen di grup menulis ini karena suatu agenda kegiatan padat yang sangat menguras tenaga dan fikiran ,maka saat ururan itu bisa kita lalui dengan suatu ketuntasan rasa nikmat itu yang juga kita rasakan, 

Secara psikologid kita akan merasaka suatu rasa lega da seolah kita terbebas dari suatu beban yang menghantui pikiran kita. Kelelahan dalam berfiir akan berbeda dengan kellahan dlam kegiatan fisik. Kalau kelelahan fisik bisa lebih cepat pulih manakala kita istirahat cukup, tapi kelelahan psikologis dan fikiran perlu suatu waktu agak lama dan refres dari suatu kejenuhan. 

Kenikmatan yang bisa kita rasakan akan berimbang kepada usaha dan kesulitan dan tantangan yang kita lalui, misalnya saja kenikmatan seseorang yang berbuka puasa. Sama sama menyantap makannya maka bagi orang yang sedang berbuka puasa akan lebih merasakan kenikmatannya. Demikian pula kenikmatan dalam menerima ketuntasan suatu uruan. Maka orang jawa menggambarkannya dalam istilah PLONG. 

PLONG adalah rasa lega dan seolah medeka dari suatu beban.... Itu yang sedang saya rasakan. Setelah berkutat dengan suatu urusan yng juga terkait dengan hal tulis menulis, dan juga karena efek blendrang tanggungan  
Sungguh blendrang itu bila terlalu lama membawa dampak yang sangat tidak positip.... Jadi inga buku blendrang yang kita tunggu tunggu

Dan Alhamdulillah hari ini bisa bergabung dan bisa meyapa kelarga maarif menulis, bagaimana kabar bapak ibu semuanya,  mohn maaf beberapa waktu absen dan belum sempat menikmati karya bapak ibu. Semoga kit senantiasa dalam keberkahan amiin. 


Senin, 21 September 2020

DESTINASI WISATA KEDUNG TUMPANG dan TARSAN

Terinspirasi dari cerita si kecil tentang kedung tumpang, maka saya ingat pengalaman dan kenangan berwisata yang pertama kali ke kedung Tumpang. 

Sekitar tahun 2016 kbetulan ada rapat kepala madrasah sewilayah KKM saya yang terdiri dari kec. Ngunut,  Sumbergempol dan Pucanglaban yang disingkat dengan KKM NGUMPOBAND. di MI Pucanglaban. Stelah selesai rapat kita lanjutkan untuk berwisata ke Kedung Tumpang yang memang tidak Jauh dan termasuk tempat wisata sedesa dan paling dekat. 

Kedung Tumpang merupakan destinasi wisata lau  di desa Pucanglaban kec Pucanglaban kabupaten Tulungagung. Arah tenggara dengan kabupaten Tulungagung. 

Keindahan Kedungtumpang memang sangat layak untuk menjadi pilihan berwisata alam. Waktu saya kesana yang pertama kali sekitar tahun 2016,saat itu masih awal awal dikenal dan lagi buming.

 Mulai masuk wilayah Pucanglaban banyak kita jumpai bener-bener yang memuat keindahan  alam dan penunjuk arah ke kedugtumpang, sebagai media promosi, Selain itu juga banyak bermunculan warung warung dan angkringan penjual minuman yang semuanya memuat gambar dan tulisan kedung tumpang. 

Dari ramainya informasi dan foto -foto keindahannya baik di bener maupun lewat media sosial,  membuat rasa penasaran untuk bisa langsung menikmati keindahan alam ciptang Allloh SWT ini. Saat itu jalan menuju lokasi masih dalam proses pengecoran sehingga kita yang boncengan terpaksa harus jalan kaki melewati jalan terabasan setapak, menerobos pekarangan warga.

Saat ini akses jalan arah pucanglaban bahkan sampai lokasi Kedung Tumpang sudah dibangun dan dalam kondisi bagus.

Sampai dilokasi kita disuguhi keindahan alam yang luar biasa, laut yang biru membentang luas, dengan deburan ombak yang besahutan dan buih putih ditepi tebing yang menggambarkan ombak yang menepi menabrak tebing. Itu masih gambaran keindahan laut yang kita saksikan dari atas. Kenapa dari atas?  Karena tempat parkiran kita diatas bukit yang bisa melihat ke arah laut. 

Adapun Kedung tumpangnya sebenarnya berupa kedung atau cekungan air di areal batuan alam dipelataran batu yang terukir alam dan sangat indah. Bagi orang yang memiliki nyali besar ada yang berenang di kedung ini.

 Tapi harus sangat hati-hati dan melihat kondisi alam apakah lagi musim pasang atau surut. Karena sewaktu waktu ombak datang membentur tebing sampai ke pelataran bebatuan yang sangat luas itu dan masuk kedung,  dan sering kita dengar ada korban yang terjebur ke laut karena keasyikan menikmati indahnya alam dan batuan yang memang sangat menarik dan indah untuk berfoto ria, sehingga kewaspadaannya terlupakan. 

Untuk bisa secara langsung menikmati keindahan kedung tumpang secara langsung dan dari dekat maka setelah kita sampai lokasi parkir kita harus menempuh perjuangan untuk menuju lokasi turun ke bawah dengan menempuh perjalanan kaki .
untuk menuruni gunung dan sampai bawah batuan lapang berjalan melingkari bukit sehingga ketemu kedungnya,  baru kita kembali ke tempat parkir naik yang lumayan menguras tenaga. Untuk itu disarankan yang turun ke bawah bagi yg benar benar kondisi badan fit. 

Bagi anak anak ,ibu ibu atau yang kondisinya tidak terbiasa menempuh jalan jauh sebaiknya cukup menikmati dari atas saja. 
Gambaran perjalanan saya turun ke kedung sebagaimana pada judul tulisan ini ""Kedungtumpang dan Tarsan"" itu sebenarnya menang pengalaman yang sangat mengesankas, membekas dan mungkin lelah dan tebusan kenikmatan sampai ditujuan masih terekam di ingatan. 
Kenapa saya ambil judul dengan Tarsan?  Karena tarsan identik dengan tokoh yang bergelayutan dipohon. Nah kalau mau turun kita siap menjadi seperti tarsan. 

Sampai di lokasi parkir dari grup Ngumpoband terbagi menjadi tiga, yang satu kelompok cukup menikmati indahnya alam dari gubuk-gubuk yang diiringi semilir angin dan es degan yang siap santap. 

Kelompok kedua  saya berempat, dengan pak Muhaimin, Pak Rodi dan satu guru MI Pucanglaban menempuh jalan turun darijalur sebelah kanan dulu. Dan kelompok ketiga menempuh jalur turun dari kiri. 

Perbedaan dari kedua jalur ini,  bila yang kanan maka kita turun tajam kalau dari kiri jalan turun gunung landai.

Grup saya dari kanan yang turun tajam. Begitu turun kita memang dihadapkan pada medan turun 45 derajat dan saya harus merayap,  nah baru ketemu tambang besar bersimpul simpul kalau orang jawa menyebutnya majun, yang ditalikan pada pohon sarana kita bergelayutan menuruni tebing dengan kemiringan lebih ekstrim  90 derajat, 

Laksana tarsan kita bergelayutan kira kira lebih dari 10 m kita ketemu jalan menurun biasa dan ketemu tali bersimpul atau majun lagi dan seperti tarsan bergelayutan lagi berulang tiga kali jadi tarsan terus kita turun sampai bawah kita jumpai batuan datar, dibawah pohon pring dan ori kita menyusuri jalan sampai kita ketemu ada air terjun dan arah kita berbelok melingkari gunung di batuan mendatar, yang terhampar luas langsung berbatasan dengan laut lepas. 

Subhanalloh Indahnya, seolah kelelahah bergelayutan laksana tarsan sirna terbayar oleh hipnotis keelokan hamparan batuan yang seolah terukir alam dengan deburan ombak. 

Antara rasa kagum dan ada rasa ngeri karena langsung berbatasan dengan laut lepas yang ombaknya bisa juga besar sampai pinggir tebing tinggi yang kuta turuni tadi. 

Dari semua wisatawan tidak ada yang melewatkan keelokan smua lokasi yang bagus untuk berfoto ini. 

Perjalan di hamparan batuan berukir ini lumayan jauh kira kira ada 2 km untuk bisa sampai di kedung yang merupakan puncak keindahan yang dikenal dengan sebutan kedung tumpang.

 Kedung itu berupa suatu cekungan atau semacam danau di bebatuan yang berbentuk lonjong kira dengan diameter 10 m, dengan air biru dan indah sekali ditambah buih dari ombak menatap tebing yang masuk ke kedung itu. 

Waktu saya sampai di kedung itu ada bule yang berani berenang disitu. Dan yang harus kita waspadai adalah kondisi laut sedang oasang atau surut. Karena kalau sedang oasang maka ombaknya bisa sampai melewati kedung bahkan sampai di perbukitan batu. Selain itu kita juga berhati-hati untuk berfoto dan berselfi ria skedar mengambil latar deburan ombak yang memutih bagai buih. 

Kita berpapasan dengan teman-teman yang mengambil jalur turun dari arah kiri yang menuruni tebing yang landai tapi ya lebih lama sampai bawah. Kita bergabung,  melepas kelelahan dan berbagi sisa-sia air dan bekal jajan yang kita bawa. 

Merasa cukup dalam beristirahat,  grup kita melanjutkan perjalanan ke atas menuju pos parkir,  Kalau turunnya kita bergelayutan laksana tarsan tapi tidak begitu menguras energi maka sekarang kita laksana penjelajah yang berjuang untuk bisa menaiki bukit. dan cukup menguras tenaga,

Dari keempat anggota kita ada pak Rodi yang pistur tubuhnya tinggi besar sehingga untuk naik ini cukup berat,  bahkan beliau mau pingsan dan bekal air kita sudah habis,  untung ada dua orang dari jombang yang baik hati membantu dan memberi kita air. 

Dengan perjuangan yang berat sampailah kita digubuk pedagang, yang menyediakan semacam gubuk  dan panggung untuk istirahat, kitapun istirahat disitu menunggu energi oak rodi membaik. 

Etelah dari gubuk pedagang itu ,  kita masih harus naik lagi untuk sampai pos pertama di gubuk parkiran tempat teman teman kita yang memilih penikmat alam dar atas. 

Sungguh saat menulus ini seolah kita menempuh perjalanan itu lagi dan menghela napas dan seolalah kita lega dan melepas napas panjang tanda sampai di start oarkiran berkumpul grup yang lain. 

Adapun grup yang kedua kita masih agak menunggu lama dan masih terbayang bagi saya mereka pasti masih berjuang untuk menaiki tebing dengan majun tadi laksana pemanjat tebing Dan tentunya lebih berat daripada kita yang cukup merisot dengan tali seperti tarsan

Sampai saat ini saya sudah lebih dari tiga kali ke kedung tumpang tetapi untuk turun ke bawah buat saya cukuplah terwakili dengan kunjungan yang pertama selebihnya cukuplah penikmat dari atas saja, itupun sudah sangat indah, terlebih sekarang sudah ada pohon - pohon yang rindang dan wahana berfotoria, tempat mainan anak.

Sebagai pecinta wisata alam kususnya laut ,saya merekomendasikan  wisata alam ke daerah pucanglaban  bisa  jadi pilihan. Karena selain di kedungtumpang kita juga bisa ke destinasi wisata yang disebut pantai pacar dan pantai tambak .

Di Tambak ini kita bisa menikmati pantai dengan pasir putih dan bermain air laut dan disitu juga kita temukan aliran pertemuan air dari sungai yang bermuara ke laut. Kita juga akan melewati tambak udang. 

Selamat menikmati wisata alam KEDUNG TUMPANG DAN IKUTI SENSASI JADI TARSA BERGELAYUTAN, ,  dari coretan saya DAN BUKTIKAN KE LOKASI PASTINYA LEBIH MENARIK. 

SELAMAT BEREFRESING RIA.... 





 

Minggu, 20 September 2020

CERITA SI KECIL. ke KEDUNG TUMPANG.

Pada hari Sabtu tanggal 12 September 2020 putri kecilku yang masih kelas satu ikut mbak pipit dan temannya mbak Arini dari Trenggalek ke rumah Keysa si keponakan imut anaknya mbak Ati di Pucanglaban. 

Ini merupakan pengalaman dia pertama kali menginap disana tanpa bersamaku. Sbenarnya saya khawatir kalau malamnya tidak bisa tidur atau mencariku, tapi sebelum berangkat justru dia yang meyakinkanku bahwa dia tidak akan menangis, tidak merepotkan dan dia bilang mau belajar mandiri. 

Sejak pagi dia memilih baju ganti , tidak lupa buku bacaan dan buku ngaji, baju tidur dan sikat gigi juga sudah dia siapkan. 
Dia menginap semalam, dan siangnya diajak ke kedung tumpang,  kebetulan rumah keysa sudah dekat dengan kedung tumpang sekitar 3 km. 

stelah pulang si kecil saya pancing untuk bercerita. Diantara cerita seperti ini. 

Pada malam minggu kemarin saya ikut mbak pit dan mbak arni  menginap di rumah keysa di pucanglaban dekat dengan laut. Ini pertama kali saya kesana tidak dengan ibukku. Jalan ke rumah keysa melewati gunung. Jalannya berbelok belok. Di jalan saya oleh mbak Arini diajak bernyanyi naik nak kepuncak gunung. Tapi dikiri dan kanan bukan pohon cemara tapi pohon jati. 
Aku senang sekali ketemu keysa yang imut. pipinya seperi bakpau kesukaanku. Keysa sudah sekolah di paud. Malam ibukku tilpun, aku mau menangis ingat ibuk dan ayah., tapi aku tidak jadi menangis karena i saya tadi berjanji tidak menangis dan ingin belajar mandiri. 

Siangnya aku diajak rekreasi ke kedung tumpang bersama keysa ,mbak Ati,  mbak pit dan mbak Arini. 

Rumah keysa dekat dengan kedung tumpang. Aku senang kesini, bisa melihat laut yang sangat luas. Airnya berwarna biru. Ada suara ombak. Ada gunung ada ayunan, ada gubuk untuk berteduh sambil melihat laut. 
Aku membeli es degan kesukaanku, tiba-tiba aku ingat ibuk dan ayah karena aku pernah diajak ayah dan ibuk kesini. Aku dan keysa bermain ayunan,  foto-foto dan di gubuk aku hampir tertidur karena anginnya seperti di sawah. 

Kata ayahku yang menciptakan laut gunung dan alam adalah Alloh, maka kita harus bersyukur kepada Alloh. 
Itu pengalamanku kerumah keysa tidak dengan ayah dan ibukku. Tapi bersama mbak pit. Aku ingin belajar mandiri.. Dada




Sabtu, 19 September 2020

SELAMAT HARLAH LP MAARIF NU KE 91

Hari ini Sabtu tanggal 19 September 2020 merupakan hari bersejarah bagi LP. maarif NU yang ke 91. dengan tema "SEMAKIN MANTAP BERHIDMAH UNTUK NEGERI"

Di madrasah kami yang bernaung dibawah naungan  LP maarif kabupaten Tulungagung juga mengadakan beberapa kegiatan diantaranya,  tadi pagi bapak dan ibu guru mengadakan kegiatan kebersihan madrasah. Sementara anak anak tetap mengikuti kegiatan pembelajaran jarak jauh seperti biasanya. 

Dan malam ini setelah magrib anak anak dan keluarga mengadakan kegiatan yasin tahlil dengan keluarga dalam rangka harlah maarif NU ke 91.

Selain berdoa dalam rangka harlah maarif NU tak lupa berdoa untuk para muassis dan pendiri dan para pejuang dan orang - orang yang berjasa kepada madrasah kita. 
Tak lupa kita berdoa dan berharap semoga para guru, pengurus, komite dan semua siswa dan keluarga besar madrasah dan semua siswa dan alumninya senantiasa dalam keridhoan dan tuntunan Alloh,  sehingga menjadi generasi yang hebat dan sukses dunia akherot. 
Progam untuk doa bersama dengan keluarga mendapat sambutan yang cukup positif dari wali murid,  terbukti dengan kiriman foto kegiatan, 

Dari foto-foto yang dikirimkan ada yang membuat saya trenyuh dan sangat terketuk yaitu manakala, pembacaan yasin tahlil dipimpin oleh mas alwi putranya almarhum yai subhan yang masih kelas 3. Adapun jamaahnya kakak dan adiknya. Mas alwi merupakan satu satunya anak laki-laki dari yai subhan dari ketujuh saudaranya yang enam semuanya perempuan dan semua masih sekolah. 

Yai Subhan merupakan putra dari mbah Kh. Abdul Ghofur pendiri madrasah kita dan tokoh pejuang islam pada zamannya. Dan saya pernah mendengar bahwa mbah yai Abdul Ghofur dulu pernah mondok sepondok dengan KH. Abdurrohman wakhid. 
Di madrasah kita waktu yai Subhan tasih sugeng, kegiatan keagamaan dalam bimbingan beliau, dan kita setiap jumat pagi mengadakan yasin tahlil untuk mendoakan para pendiri,  pejuang, guru-guru yang pernah di madrasah kita dan juga para santri dan semua alumninya.

selain itu untuk melatih anak anak kita untuk mendoakan orang tua dan guru gurunya, semua dalam upaya membimbing menjadi generasi yang solih solihah. Dan kegiatan ini terus kita lestarikan.
Selamat HARLAH LP MAARIF NU KE 91
semoga se makin mantap berhidmah untuk negeri. 
LP MAARIF  NU TULUNGAGUG SEMAKINN JAYA.