Minggu, 05 September 2021

SPIRIT DARI ACARA INKUBATOR LITERASI

Sesuai dengan informasi tentang adanya zoominar Inkubator Literasi yang dikirim disebuah grup maarif menulis yang merupakan wadah yang dibentuk berawal dari seminar literasi yang diadakan oleh LP maarif Nu Tulungagung, dimana grup ini mewadahi populasi penggiat dan pembelajar literasi yang dibimbing langsung oleh DR Ngainun Naim sang tokoh penulis, penggiat Literasi dan Pembina GPMB kabupaten Tulungagung. 

Alhamdulillah pada tanggal 24 Agustus 2021 saya berkesempatan mengikuti acara zoominar inkubator Literasi Pustaka Nasional kota Blitar dan sekitarnya dengan tema, " Penguatan Nilai Kebangsaan  Berbasis Kearifan Lokal"

Acara tersebut meghadirkan beberapa narasumber dibidang literasi diantaranya: Bapak Muhsin Halida dosen IAIN sunan Kalijogo Yogyakarta, Bapak Dr. Ngainun Naim pembina GPMB kabupaten Tulungagung,  Bapak Sofyan Munawar founder Ruang Baca Komunitas dan Bapak Edi Wiyono Pemimpin Redaksi Perpusnas Pers.  dan dimoderatori mbak Eka Purniawati dari Pranata Humas Perpusnas RI. 
Mengikuti acara ini sangat asyik,  dengan model seperti obrolan ringan antar para narasumber tapi materinya berbobot dan cukup mengena. 

Dari masing masing narasumber memiliki trik dan tips serta motifasi yang saling berkesinambungan dan saling melengkapi, terutama untuk menyuburkan persemaian budaya literasi. 

Dari materi zoominar ini bisa muncul berbagai judul tulisan yang berawal dari kata-kata kata kunci sang narasumber,  terutama untuk menuangkan khasanah budaya daerah lokal yang merupakan kekayaan lokal yang cukup berarti bila diangkat dan dinarasikan dalam sebuah tulisan. 

Inkubator Literasi menurut Edi Wiyono  adalah  upaya berkelanjutan untuk mendorong penguatan konten literasi  utamanya yang bertemakan nilai-nilai kearifan lokal. Disisi la Edi Wiyono  juga meyampaikan bahwa litetasi berkaitan dengan aktifitas menulis. 

Dalam perbincangan tersebut muncul pertanyaan bagaimana kita termotifasi dalam penulis?  Maka para nara sumber menyampaikan yang terkait dengan pertanyaan ini diantaranya:

Edi Wiyono menyampaikan bahwa mereka yang berinovasi mereka yang meguasai apapu profesiinya. dan dalam dunia kepenuliasan memberikan ruang untuk penerbitan. 

Pak Sofyan Munawar menyampaikan sitiran dari bung Karno" Bermimpilah sebanyak mungkin dan mimpilah publikat dengan membaca dan menulis dan menulis itu bekerja untuk keabadian. 

Dr Ngaiinun Naim menyampaikanenulis itu adalah berkah. Dan menjai penulis itu unik dan antik, karena tidak semua orang yang mau dan mampu menulis. 

Dalam acara tersebut para narasumber juga menyampaika cloosing statemenya. 
Dari bapak Muhsin halida, 1) Jangan tidur sebelum membaca,  jangan mati sebelum berkarya. 2) Buku adalah sahabat terdekat,  membaca aktifitas yang paling hebat dan menulis adalah ekspresi warisan terfahsyat. 

Pak Dr. Ngaiinun Naim 1) Menulis itu membuat kita abadi, karena tuiisan itu bisa dibaca sepanjang masa. 2) Dalam hidup jangan hanya memiliki dua buku yaitu buku nikah dan buku tabungan tapi juga perlu buku karya kita. 

Pak Edi Eiyono, menyampaikan pendapat dari ulama'Mesir AsSuyuti bahwa "satu peluru dapat meledakkan satu kepala tapi dengan satu tulisan mampu meledakkan seribu kepala" ini artiya suatu tulisan ituemiiki kemampuan untuk memberi seagat dan pengaruh kepada banyak orang. Dan itu kadang dari penulis sendiri tidak menyadari itu. 

Sayapun juga tetap ingat pak Ngainun Naim pernah menyampaikn tugas penulis itu ya nulis,  tidak usah memikirkan apakah tulisan kita itu baik atau tidak,  karena tulisan itu memiliki takdirnya masing - masing. 

Beliau juga pernah menyampaikan: "Mari belajar menulis,  kalau tidak segera diawali mau menunggu apa lagi, menulis adalah aksi,  banyak orang yang ingin menulis tapi hanya sekedar ingin yang akirnya 
menhuap sebelum beraksi. 

Niat,  berbuat dan nikmati prosesnya. 

Trenceng,  5-9-2021




1 komentar: