Minggu, 05 September 2021

MENDOAKAN MURID

Pada saat saya silaturrohim ke ndalem Gus Dofi,tanggal 1-9-2021 di dinding ruang tamu ada foto dan pesan yang  sangat mengena.  Maka saya foto dari tempat saya duduk sambil menunggu yai yang masih mengajar santrinta. 

Membaca tulisan itu yang merupakan kalimat berita seolah berubah menjadi kalimat tanya,  yang ditujukan kepada para kyai dan terutama kepada para guru dan orang-orangan orang yang beran di dunia pendidikan. Dan saya yang membaca seolah kalimat itu ditujukan kepada saya. 

Tulisan yang tertuang dalam bingkai foto yang dipajang dibawah foto mbah yai Nur Miftah itu berbunyi, " MBAH MANAB NIKU MBOTEN WANI - WANI TURU NEK DERENG DONGAKNE SANTRI". yang dalam bahasa Indonesia bisa diartikan bahwa "MBAH MANAF TIDAK BERANI TIDUR SEBELUM MENDOAKAN SANTRINYA."

dari tulisan tersebut seolah menjadi suatu bahan refleksi bahwa begitu besar perhatian dan kecintaa serta tanggungjawab seorang kyai terhadap para santrinya .dan bisa dikatakan  perhatian beliau secara totalitas dohir batin,  demi kebarokahan dan kemanfaatan ilmu bagi para santrinya. 
Sehingga para santrinya tiada pernah lepas dari lantunan doa dalam munajatnya. 

Masyaalloh suatu pembelajaran yang sangat luar biasa, disini mbah Manaf mengajarkan keluhuran,  ketulusan dan totalitas tanggungjawab sebagai seorang pendidik dan kyai. 

Sebaliknya, sudahkah kita juga menghadirkan dan menuturkan suatu doa dan ketulusan kita untuk paraurid kita dalam doa dan munajat kita? 

Saya meyakini bahwa doa yang dimunajatkan dengan tulus dari orangtua dan guru memiliki suatu kedahsyatan terhadap suatu keberhasilan,  kemanfaatan dan kebarokahan ilmu untuk anak dan santri atau siswanya. 

Maka bukan hal yang aneh kita sering mendengar cerita bahwa banyak ulama' besar yang lahir yang cerita pada waktu nyantrinya cukup biasa dan bahkan tirakat dengan segala keterbatasannya,  kiranya doa kyainya yang mendorong kebarokahan para santrinya. 

Saya juga ingat nasehat dari guru saya yang merupakan pesan terakir sebelum wayatnya KH syamsuri, yang baru saja wafat diantara pesannya " berbuatlah yang jujur,  perbanyak bersolawat,  jaga silaturrohim fan jangan lupa rangkul dan doakan orang orang yang yang mendengar dakwahmu termasuk santri dan muriumu dalam munajatmu"

Doa yang tulus jauh lebih dahsyat daripada rangkaian mutiara kata yang  cuma sekedar ucapan. 
Mari kiya juga selalu mendoakan orangtua dan guru-kita semua setiap saat,  lahumul faatihah.... 

Semoga Alloh menjadikan kita sebagai pendidik yang pantas dan patut untuk jadi panutan,  orang tua dan juga diberikan oleh Alloh ketulusan dan istiqomah dalam menghadirkan para santri dan murid kita dalam doa dan munajat kita,  dan menjadikan kemanfaatan dan kebarokahan ilmu kepada mereka,  amiin yarobbal alamiin. 

dokumentasi 1-9-2021 sowan gus dofi pengasuh pp. Roudlotul Hana Sawentar Kanigoro Blitar.. Bliau guru saya dan juga temen sekelad waktu masih di MI Islamiyah pandansari th 1986




Tidak ada komentar:

Posting Komentar