Minggu, 12 September 2021

KUBERANIKAN DIRI BELAJAR MENULIS

Saya mencoba menuangkan dalam suatu bahasa tulis, apa yang saya rasa saya, lihat atau apa yang ada di sekitar saya. Saya ingat dawuh Dr. Ngainun Naim,  menulis itu suatu kegiatan yang bila sudah terbiasa dilaksanakan akan menjadi wahana rekreasi yang asyik. 

Dalam batin saya,  masak iya dengan menulis kita bisa  rekreasi?  La wong mau ngawali blajar nulis itu saja kita bingung, yang sering muncul di banyak orang menulis itu ribet, sulit trus bilang pada diri sendiri apa yang mau ditulis,  bagaimana mengawalilinya dan malu kalau tulisan kita dibaca orang. 

Stelah beberapa kali mendapat suntikan terjait dengan dunia literasu kususnya proses belajar menulis yang disampaikan Dr. Ngainun Naim,  saya terbawa sudut pandang atau maiset beliau bahwa menulis itu mudah,  menulis itu tidak sulit dan menulis itu jangan dibuat ribet. 

Diantara trik dan tips belajar menulis yang pernah beliau sampaikan adalah, " menulislah sesuai yang anda sukai, yang anda geluti dan yang terpenting dari seorang penulis itu ya nulis. 

Menulis pada dasarnya adalah seperti kita berbicara, bercerita yang insyaalloh semua orang lancar bercerita terutama para guru,  bedanya diwujudkan ke dalam suatu narasi tertulus. 

Kelebihan bahasa tulis ini akan bisa kita koreksi dan kita edit lagi, dan dari tulisan ini akan bisa memanjangkan usia dari penulisnya sendiri. Beda dengan cerita yang banyak orang lancar bercerita, secara langsung, namun dampaknya cuma orang yang secara langsung mengikuti cerita kita dan bila ucapan sudah tersampaikan itu tidak bisa edit lagi. 

Beberapa tahapan yang biasa dilalui oleh penulis pemula biasanya oada tahap 1) mereka bingung mau nulis apa tema apa dan bagaimana memulai menulis. 2) si penulis sudah belajar menulis tapi ada penyakit oenyertanya yaitu  tidak percaya diri sehingga ada ketakutan dan malu bila tulisannya dibaca orang lain. 3) Penulis yang sudah berani menuangkan karyanya dalam tulisan tapi masih sangat perlu suntikan dan motifasi  orang lain, diantara yang turut memotifasi bila tau bahwa  dari tulisannya itu dibaca atau dikomentari orang lain. Dan pada tahapan ke 4) Penulis itu mereka rasakan sudah seperti suatu kebutuhan dan dalam kondisi aoapun mereka akan tetap eksis berkarya dalam menulis dan ditahap inilah menulis itu memunculkan efek wahana refresingnya. Disini penulis tidak akan terpengaruh dengan komentar atau apresuasi dari orang lain karena menulis itu sudah bagian dari kehidupan dan kebutuhannya. 

Hadiah dan hasil pertama yang dinikmati oleh penulis adalah rasa kepuasan atau plong setelah tulisan itu menemukan ujung ceriatanya. 

Dan yang terpenting dalam belajar menulis adalah dengan istilah 4 M, yaitu:menulus, menulis, menulis dan menulis. 

Jangan biarkan niatan belajar menulis itu sebatas keinginan tanpa tindakan,  sehingga tulisannya hanya sebatas angan angan. 

Komsiyah

Trenceng,  sep 2021
Salam literasi






Tidak ada komentar:

Posting Komentar