Minggu, 28 Maret 2021

MEGENGAN


Hari ini tanggal 27 Maret 2021 hari dimana progam Semaan Alqur"an masal dalam rangka megengan ,kirim doa dan haul para leluhur sukses dilaksanakan. 

Program ini dpelopori yai syamsudin pengasuh pondok pesantren di desa Sumberingin kidul. Alhamdulillah program semaan Alqur'an Massal ini diadakan rutin menjelang bulan romadhon kalau orang jawa menyebutnya dengan istilah "MEGENGAN". 

Program ini sudah berjalan beberapa tahun lalu ,megengan massal di th 2020 kemari tidak diadakan karena terkait pada  pemutusan covid 19 yang saat itu baru menyebar di negara kita. Dan tahun ini gubuk saya ketempatan yang kedua. 

Saya sangat mengapresiasi program yang sangat positif ini,  berawal dari perjalanan saya dari madradah ke Ngunut lewat desa sumberingin yang saat itu sedang dilaksanakan program semaan alqur'an massal ini,  Saya penasaran karena hampir disetiap rumah  di depannya terpasang bener yang berisi nomor urut majlis semaan Alquran..Betapa adem dan ayemnya bisa mendengar lantunan ayat ayat suci Alqur'an dalam waktu yang sama hampir di setiap rumah. 

Sayapun cari cari informasi tentang semaan massal dalam rangka megengan kepada teman yang kebetulan juga masuk dalam kepanitiaan, Info yang saya terima semaan masal ini dilaksanakan pada bulan Sya'ban, untuk megengan,  akhirussanah dan kirim doa serta haul. diawali daftar ke panitia semaan, nanti waktu pelaksanaannya sama dan dari masing rumah yang mengikuti dikirim tiga orang hafidz maupun hafidhoh, hajat dan hidiah leluhur kita akan dihidiahi fatihah dan bacaan Alquran sejumlah majlis yang ada. 

Alhamdulillah kemarin semaan dilaksanakan yang diikuti oleh 166 majlis dan tiap majlis dikirim 3 hafidz,  berarti yang turut mendoakan kita di 166 majlis dengan jumlah hafidz dan hafidhohnya berjumlah 166 x 3 = 498 hafidz dan hafidhoh dalam waktu yang sama mengaji dan turut mendoakan kita dan para leluhur kita. Ini menurut saya adalah suatu kegiatan Megengan yang sangat luar biasa dan perlu untuk terus istiqomah dilaksanakan. 

Sorenya saya menyampaikan rasa terimakasih dan permohonan maaf kepada para hufadz dan panitia dan ekaligus mohon untuk tahun depan untuk daftar menjadi peserta yang ditempati semaan Alquran massal dalam rangka megengan ini. Seorang teman saya yang juga masuk di grup wa anggota semaan berkelakar menjawab, "" bu kom saya siap daftarkan pertamakali bahkan sebelum kepanitiaan tahun ini dibubarkan " jadinya sayapun juga tertawa.... 

Mencari,  koordinasi dan mengkondisikan 498  hafidz dan hafidhoh untuk mengaji dalam waktu yang sama tempatnya menyebar di 167 majlis adalah hal yang sangat luar biasa dan juga tidak mudah,  perlu persiapan matang dan koordinasi yang cukup matang. 

Majlis semaan Alquran yang berpusat di pondoknya pak Syamsudin, di desa Sumberingin kidul Ngunut ini  tidak cuma diikuti sedesa tapi juga diikuti jamaah diluar kecamatan Ngunut  termasuk rumah saya. Selain bertempak di rumah,  musolla, madrasah tahun inipun juga bertempat di kantor kecanatan,  polsek,  koramil dan KUA. 
Para peserta dibuakan grup wa untuk  sarana koordinasi dan menyampaikan  informasi. Dan seminggu sebelum pelaksaksanaan dipasanglah bener jamaah semaan Alqur'an dan nomor majlisnya, di rumah saya majlis 127.

Pagi -pagi sekitar jam 5.30 WIB hafidz yang ditugasi di rumah saya sudah datang, alhamdulillah beliau tidak mengalami kesulitan mencari lokasi. Yang mengaji di rumah saya bapak Munir dan putranya, yang satunya bpk imam dari Joho Kalidawir. 

Dari 498 hafid itu juga melibatkan para hafidz dan hafidhoh dari luar kabupaten. Nah dari sinilah bagi kami dapat bonus reuni dengan teman sesama alumni PGAN tulungagung. Sekitar jam 9 saya dapat tilpun dari bpk Imam Mahmudi teman sekelas suami waktu di PGA,  beliau seorang huffadz dari karangan Trenggalek yang juga turut mengaji di majlis 116 tempatnya di musolla Al Istiqomah Jati Pandansari yang tidak jauh dari rumah asalku. 

Saya dan suami bergegas untuk menemui Pak Mahmud di majlis 116.Pak Yai Mahmudii yang dulu waktu di PGA menjadi ketua OSIS dan teman sekelas dengan suamiku,  sedang saya sebagai siswa terakir di PGA.  karena adik kelas saya berubah menjadi MAN 2 tulungagung. Alhamdulillah beliau berkenan untuk mampir ke gubuk saya. 

Sungguh suatu berkah dan bonus tersendiri yang tanpa direncanakan bisa dikunjungi beliau walaupun cuma sebentar  Perbincangan di rumah saya menjadi sangat hangat karena Pak Yai Munir, p. Mahmudi,  suami dan saya sama sama alumni PGA Tulungagung. P. Munir tepat kaka kelasnya suami lulusan tahun 1989,suami 1990 dan saya 1992. Peryemuan ini laksana reuni yang tak direncanakan. 
Setelah Pak Yai Mahmudi diantarkan ke lokasi majlis 116 maka datanglah tiga panitia tang mengecek ke majlis majlis dan ternyata beliaupun juga temannya p. Munir waktu mondok baik di Mangunsari atau Kudus. 

Megengan ini dilaksanakan mungkin cuma di Jawa dan hanya waktu menjelang puada. Dulu kegiatan megengan itu identik dengan mengeluarkan sedekah dengan genduri dan ada yang ngajatne atau memimpin doa dan dilaksanakan satu hari sebelum puasa. Sehingga para kaum laki - laki pada hari itu agendanya genduri pindah - pindah dari rumah ke rumah, sehingga berkat yang berupa nasi banyak yang mubadir karena waktunya bersamaan. 

Seiring berjalannya waktu kegiatan dalam rangka megengan ini sudah semakin berfariasi baik dari waktu,  jenis sodaqohnya ataupun kegiatannya. Sekarang waktu orang mengadakan megengan sudah diawali sejak masuk bulan Sya'ban,  ada yang masih menggunakan berkat yang berisi nasi, sambal goreng,  ayam dan dilengkapi adanya kue apem ,ada juga yang kreatif dengan bahan mentah seperti gula, minyak, mi dan lainnya. 

Sedang untuk pelaksanaannya ada yang masih mengundang para tetangga dan dipimpin salah satu orang yang dituakan untuk ngajatne atau memimpin doa. Ada juga yang cukup dihantarkan ke para tetangga. Tak jarang di depan pintu rumah saya tergantung berkat dan bingkida tanpa tau siapa yang memberi, karena pintu tertutup dan orangnya tidak ada. 

Pelaksanaan kotmil quran secara masal ini menurut saya memang sangat pas untuk kita laksanakan, dengan istiqomah,   intinya kita mendoakan para leluhur dengan bacaan - bacaan Alqur"an dan yang menjadi nilai lebihnya adalah turut didoakan para hafidz hafidhoh dari sejumlah majlis yang mengikutinya. 

Semoga Alloh memberikan magfirohnya kepada kita dan para leluhur kita semua. Dan kita diberi kesehatan dan kekuatan untuk melaksanakan ibadah di bulan puasa. Amiin ya robbal alamiin
 kreatifitas berkat megengan dikemas seperti ulang tahun. Kata si kecil eman kalau dirusak dengan dimakan jadilah difoto dulu. 

Trenceng 27 Maret 2021

Jumat, 26 Maret 2021

PENTINGNYA DOA RESTU ORANG TUA.

            Foto nanda Faruq dn ibunya 

Orang tua  adalah orang yang sangat berjasa bagi kita.  Perjuangannya luar biasa, pengorbananya tiada terkira, dan ketulusannya tiada bandingannya. 

Bagi orangtua anak adalah harta yang paling berharga dan tak ternilai hitungannya. Anak sebagai suatu amanah,  anak sebagai suatu anugerah,  anak sebagai suatu rizki dan anakpun juga sebagai suatu ujian. 

Menyadari betapa besarya nilai yang dirasakan orangtua atas kehadiran buah hati tercinta,  maka orangtua adalah satu-satunya orang yang mampu menerima apapun dan bagaimanapun kondisi putra putrinya,  baik secara fisik maupun psikologisnya. 

Ketulusan dan keiklasanya merawat kita menghapuskan rasa lelah menjadi hiburannya, menghilangkan kesibukan dan kerepotan mengurus kita menjadi suatu rutinitas yang dinikmatinya, bahkan tak jarang beliau meninggalkan saat makan dan minumya karena mengutamakan mengurus kita. 

Orangtua satu-satunya orang yang paling peduli dengan kita dan ketulusannya bagai luasnya lautan yang tak bertepi, Beliau orang yang sangat kuat bisa merasakan ikatan batiniah kepada kita.

Orangtua akan tetap bisa merasakan dan membaca apa yang kita rasakan bahkan tanpa kita menceritakan. Beliau orang yang paling senang manakala putra putrinya mendapat suatu kesuksesan. Dan sebaliknya orang tua adalah orang yang sangat prihatin dan bersedih dalam kesedihan putra putrinya. 

Orangtua adalah sosok yang tetap mampu menerima kondisi putra putrinya walaupun dalam kondisi putranya yang terpuruk dalam menghadapi ujian hidupnya.

Dekapan orangtua adalah tempat yang paling nyaman,  tutur dan nasehat orang tua  memberikan suatu penghiburan dan kenyamanan yang sangat kita butuhkan saat kita menghadapi suatu persoalan.  

Ketulusan orang tua tiada bertepi dan tiada pamrihnya. Perjuangan dan pengorbanannya tiada megharap imbalanya. Maka sangatlah wajar manakala dikatakan bahwa doa orang tua memiliki suatu makna mendalam dan mustajab. 

Nah, melihat kenyataan demikian besarnya nilai kita sebagai anak adalah harta yang ternilai bagi orangtua kita,  trus bagaimanakah kita menempatkan dan memaknai nilai orangtua  bagi kita. 

Orangtua tiada pernah mengeluh dalam merawat kita bahkan disela kesibukanya, bagaimanah perlakuan kita sebaliknya? 

Orangtua tiada pernah meghitung dan perhitungan dalam mengeluarkan biaya dalam mecukupi kebutuhan kita,  trus bagaimanakah perlakuan kita sebalikya? 

Orangtua  tiada berharap balas budi dan tiada merasa direpotkan dalam merawat semua putra putinya, trus bagaimaakah perlakuan kita? 

Orangtua akan rela untuk membanting tulang dan megabaikan kelelahan dan kerasnya perjuangan hidup demi anak-anaknya,  terus bagaimana sebaliknya kepedulian kita terhadap mereka? 

Seiring berjalannya waktu,  tubuh yang  kuat itu menjadi lemah,  tua dan renta,  kaki dan tangan yang kekar itu akan menjadi keriput dan tak berdaya, mata yang semula berbinar dan memuji ketampanan dan kecantikan pura putrinya akan menjadi kabur, telinga yang semula bisa mendegar tangisan dan keluh kesah kita menjadi kurang fungsinya. 

Bahkan apapun kondisinya ,orangtua tetaplah orangtua yang harus tetap kita hormati,  kita muliakan,  dan kita beri kasih sayang dan perhatian. 

Yang mereka butuhkan bukan balas budi dengan materi,  tapi kerukunan kepedulian,  perhatian dan kehagatan dari putra putrinya. Doa restunya sangat penting dan mustajab. Ridho Alloh tergantung ridho orangtua. 

Maka dalam rangka upaya untuk mendidik menjadi anak solih  solihah yang berbakti kepada orangtua, dan menanamkan bahwa doa dan restu oangtua itu penting. Maka kemarin saya mwnghadirkan siswa MI mafatihul Ulum Balesono kelas 6 skaligus orangtuanya ke madrsah dalam upaya untuk menyiapkan anak dalam menghadapi Ujian Madrasah tahun pelajaran 2020/2021 yang akan dimulai pada tanggal 29 Maret 2021.

Dalam acara tersebut selain sebagai upaya memaksimalkan usaha dalam menyiapkan anak secara dohir batin dalam meghadapi ujian ,tak kalah pentingya adalah upaya menyatukan hubungan! batiniah anak dan orangtua dalam tujuan yang sama. 

Anak anak bersimpuh dan sungkem kepada orangtua masing - masing dengan menyampaikan permohonan maaf atas semua kilaf dan dosanya skaligus memohon doa restunya. 

Saya menyaksikan betapa terharunya mereka, dengan terbata bata si anak mengungkapkan kalimatnya,  dan orangtua dengan tulus mengelus kepala dan menciumi putra putrinya dan saling perpelukan dan saya yakin dalam lubuk hati terdalam,  dalam lantunan kalimat lirih beliau panjatkan doa terbaiknya. 

Saya lebih terharu karena ada dua siswaku kelas enam yang yatim yaitu nanda faruk dan nanda Kafi,  bahkan yang satu adalah anak yatim yang belum pernah bisa menatap wajah ayahnya kecuali dalam foto atau dari gambaran cerita, karena oayahnya meninggal saat dia madih dalam usia tiga bulan dalam kandungan ibunya dia adalah nanda Faruk. 

Sementara nanda Kafi  ayahnya meninggal saat dia masih kelas 4.Saat itu saya menyaksikan sendiri si Kafi yang masih kecil dengan memakai baju koko putih berkopyah dan bersarung duduk bersila disamping jenazah ayahnya dengan membacakan surat yasin dan tahlil,  juga ikut dalam menyolati si ayah. 

Semoga anak anakku semua siswa Mi Mafatihul Ulum Balesono, jadi generasi hebat solih solihah dan berbakti kepada orangtuanya,  ilmunya manfaat barokah dunia akherot. 

Saya selalu megingat Pesan orang tuaku yang saya anggap sebagai kata kunci dalam menghadapi ujian : 1) maksimalkan Usaha 2) Maksimalkan dalam berdoa dan mintalah doa restu orangtua. 3) Bertawakkallah kepada Alloh atas semua hasilnya. 4) nilai penting, tapi kejujuran dan sportifitas lebih penting yang menghantarkan pada keberkahan. 

Selamat menyongsong ujian Madrasah anak -anakku, Maksimalkan usaha dan doamu,  dan doarestu orangtua dan gurumu turut menyertaimu,  Semoga Alloh memberi kemudahan, hasil maksimal dal ilmumu manfaat barokah.Amiin Yarobbal 'alamiin. 


Memo kls 6 th 2020/2021.
Faruk,Kafi,Dafin,Sirri,Ridho, Maya, Tika, Wulan, Talita, Ima, Prisna dan Nida

        Istighosah. 

Trenceng,  27-3-2021



  






Senin, 22 Maret 2021

KISAH DIBALIK JAJAN GORENGAN.




Membeli jajan gorengan buat saya bukan hanya sekedar membeli jajanan goreng  khas orang desa yang kebanyakan berbahan dari ketela, tapi ada makna mendalam ,terkesan sekaligus memiliki jasa bagi keluarga orang tua saya. 

Gorengan seperti danglem ( dari ketela parut trus di dalamnya diberi parutan kelapa dan gula,  dibentiuk lonjong, tape goreng yang juga biasa disebut rondo royal, singkong goreng,  kleyem ( dari ketela rambat dikukus dihancurkan dibentuk bulat trus digoreng), ada juga jajan ote-ote berbahan tepung tligu dicampur sayuran kobis, worte da lainnyal.entah kenapa namaya jajan kok ote ote, apa kira-kira dulu pebuat jajanan ini dengan ote -ote, yang orang jawa istilah tidak pakai baju atasan. 

Saya memiliki enam saudara, yang tiga i# laki yang tiga perempuan. Saya anak nomer  empat. B  mkami dari keluarga petani yang untuk mencukupi kebutuhan sehari -hari harus bekerja keras dan melakukan usaha-usaha yang bisa menambah penghasilan  untuk mencukupi kebutuhan keluarga,  diantaranya berjualan gorengan.

Maklum, memiliki banyak anak yang masih belum mandiri yang orang desa menyebutnya remuwet  menjadi pembicaraan miring para tetangga. Terlebih bila dari keluarga yang kurang mampu seperti keluarga kami. 

Ibuk saya membuat jajanan gorengan danglem, gyang menjajakan kakak saya nomer satu dan nomer dua yang laki laki. Cara menjajakan dengan berkeliling desa,berjalan kaki dengan membawa gorengan yang diwadahi ember ditup plastik dan disunggi diatas kepala. .

Saya masih ingat dulu masih kecil saya pernah ikut kang Pardi  kakak kedua  untuk ikeliling menjajakan gorengan  dengan rute Jati, Balesono, Mirigambar. Kang Pardi tangan kananya memegang ember di kepala, sementara tangan kirinya menggandeng tangan saya. itu adalah kisah yang tidak terlupakN buat saya. 

Diseppanjang jalan kita sangat berharap mendengar orang memanggil gorengan dan membelinya,  Manakala ada yang membeli kita sangat senang dan seolah menghilangkan kelelahan kita menempuh perjalanan. kami melakukan pekerjaan itu dengan senang hati dan tidak malu ,walaupun banyak juga yang seolah memandang usaha kami sebagai suatu hal yang kurang enak dirasakan. 

Kami tidak berputus asa manakala jajanan kita tidak habis. Orang tua saya menanamkan kepada kita untuk selalu mensyukuri berapapun rizki yang kita terima. Kita dipesan untuk  tidak malu dalam melakukan perbuatan atau pekerjaan yang penting halal. Kewajiban kita berusaha mencari rizki, sedang hasilnya adalah  kemurahan dari Alloh yang Maha memberi rizki. Yang penting kita harus tetap bersyukur, insyaalloh akan cukup. 

Kami juga diajari untuk mengukur sesuatu sesuai kondisi dan kemampuan kita, jangan dari kondisi orang lain. Kita diajari untuk tidak mudah menyerah dan tetap berusaha,dan dengan saudara harus rukun. Jangan merasa sakit hati bila mendengar orang lain membicarakan kita sebagai penjual gorengan atau karena kita memiliki banyak saudara. 

Pesan -pesan orangtua itu sangat membekas bagi kami,  kegetiran dan kekompakan anggota keluarga kami ternyata memang ada hikmah yang luar biasa dan memberi bekal perjalanan hidup kami. 

Alhamdulillah kami berenam yang dulunya waktu kecil menjadi pembicaraan, ternyata justru jadi harta berharga yang tidak ternilai,  dengan kekompakan dan hubungan yang sangat kuat kami sangat kompak. Itupun juga kita tanamkan kepada anak anak kami. Anak saudara saudara ibarat anak kita sendiri. 

Beberapa waktu yang lalu saya pernah ketemu seorang anak laki laki kira kira kelas 6 MI dan adiknya perempuan yang usianya sekitar sepuluh tahun berboncengan membawa sepeda dan menenteng tas yang ada pegangannta sambil berteriak gorengan-gorengan. 

Lokasinya di desa Sumberingin kulon,  begitu saya mendengar suara anak ini menjajajakan dagangannya,  langsung saya ingat itu pernah saya alami,  saya salip anak itu dan bilang,  dik berhenti saya mau beli gorengannya. 

Si anak menghentikan sepedahnya, sambil saya menunggu si kakak memasukkan jajanannya ke dalam kresek saya tanya mana rumahnya dan kelas brapa? Sayapun juga melihat raut wajah girang pada kedua anak itu karena jajanannya laku, seperti yang juga pernah saya rasakan. 

Nah pada malam minggu kemarin putri kecilku mita kerumah pakdenya di Kalidawir mau minta ikan koki yang lucu kepada mas fahim putranya kang pardi. Saya membawa jajanan gorengan yang kita beli di pinggiran jalan. 

Saat kita makan gorengan kita pun ingat masa masa jadi penjual gorengan. Kakak saya juga bercerita dan suamiku mendengarkan. Kita pun tak jarang untuk janjian untuk berkumpul di rumah mbok e,  terutama bila afik perempuanku yang domisilinya di Ponorogo lagi mudik. 

Berkumpul dengan para saudara dan para ponakan adalah hal yang sangat menyenangkan,  dengan dengan gojekan dan berbagai cerita masing-masing yang menghibur kita ketawa bareng ditemani cemilan atau menikmati masakan yang tentunya sangat khas dan tidak asing di lidah kita. 

Masakan imbok atau ibuk bagi kami adalah masakan yang paling enak dibanding dari masakan warung manapun,  mungkin karena itu adalah rasa masakan yang  pertama kali pernah kita rasakan dan mungkin karena masa kecil kita jarang menikmati masakan warung. 

Maka menjadi hal yang pertama yang kuta tuju bila ke ke rumah mbok e kita menuju meja di dapur,  membuka irek atau penutup nasi untuk menikmati masakan faforit,  Apapun masakannya tetap dua jempol nilai kenikmatannya. 

"" Crah agawe bubrah, rukun agawe Santoso"

Trenceng, 23-3-2021






Kamis, 18 Maret 2021

NGALAP BAROKAH "ADABUL 'ALIM WAL MUTA'ALLIM"

Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan di MI mafatihul Ulum Balesono ,  saya menganggap sangat perlu untuk   pembekalan dan penguatan suatu adap dan karakter guru.

Bagaimanapun juga seorang guru sebagai ujung tombak yang punya peran penting dalam proses pendidikan yang perannya tidak bisa tergantikan , erutama dalam penanaman akhlak dan prilaku atau karakter anak didiknya .Karena dari adap dan prilaku guru inilah yang menjadi panutan dari muridnya. 

Peran guru bagi anak didik bukan hanya sebagai pengajar yang menyampaikan suatu materi,  mungkin kalau sekedar  ini,  murid - murid kita sudah canggih untuk mencari materi lewat internet. Guru sebagai pendidik dan tokoh panutan atau uswatun hasanah inilah yang justru sangat memegang peran penting untuk menyiapkan generasi yang berbudi pekerti atau generasi berkarakter atau dengan istilah lain generasi solih yang berakhlaqul karimah. Guru bisa jadi orang tua kedua, tokoh panutan,  tokoh inspiratif bahkan,motifasi atau orang yang spesial yang mempengaruhi perjalanan hidup muridnya.

 Bahkan guru bisa menjadi orangtua utama bagi anak-anak yang kurang mendapatkan kasih sayang dalam keluarganya. Misalnya anak yang orang tuanya bercerai,  atau anak yang orang tuanya bekerja ke luar negeri ,atau anak yang orangtuanya sangat sibuk untuk bekerja, sehingga dia di rumah merasa kurang perhatian, kasih sayang dan tidak ada tokoh panutan.

Tokoh panutan ini harus benar benar bisa diperankan oleh guru, kalau ini tidak bisa maka anak akan mencari ditempat lain,  dan sangat membahayakan bila dalam pencarian ini justru keliru dalam memilih tokoh atau dalam pergaulannya. 

Karena itu bagi anak yang kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dalam keluarga maka tingkahnya akan bermacam-macam atau dalam bahasa jawanya aneh -aneh, ini semata mata ingin menarik perhatian kita. 

Terkait hal ini yai Ahmad Mudlofi pengasuh pondok pesantren Roudlotul Hanan Sawentar Kanigoro Blitar yang kebetulan teman sekelas saya di zaman MI dalam sebuah diskusi dengan saya dan teman -teman menyampaikan " Tidak ada anak yang bodoh, adanya anak yang telat atau lambat dalam berfikir, dan tidak ada anak yang nakal,  adanya anak yang butuh perhatian. "

 Terkait dengan besarnya tugas, peran dan tanggung jawab guri terutama peran adap yang harus dimiliki guru sebagai tokoh panutan maka saya ingin belajar dan menguatkan adap guru di lembaga kami. , pemikiran saya direspon dan didukung oleh yayasan dan komite madrasah. 

Sebagai tindak lanjut maka saya sowan kepada bapak Yai Muhammad Sodiq pengasuh pondok pesantren Al Munawwir Pandansari Ngunut yang juga sebagai ketua Tanfidiyan NU MWC Ngunut, saya menyampaikan maksud sebagaimana diatas dan mohon mbah yai untuk mengasuh dan membimbing kami untuk mengaji, akirnya mbah yai menyampaikan untuk mengaji kitab "ADABUL 'ALIIM WAL MUTA'ALLIM  karangan Almagfurlah Hadrotus Syaikh mbah KH HASYIM ASYARI".
Dan pada saat kita melaksanakan puncak kegiatan peringatan hari lahirnya madrasah ke 50 pada taggal 1-3-2021 yang kita isi dengan tausiah dan istighosah yang dilanjutkan rapat koordinasi dengan pengurus, komite para dewan guru baik dari MI, RA, PAUD,  MADIN, TPQ ,Takmir Masjid Al Mustofa yang berada dalam naungan yang sama, sangat mendukung tentang program mengaji ini maka disepakati untuk pelaksanaannya selapan sekali diikuti oleh semua perguruan, komite yayasan, takmir masjid juga wali murid  atau umum. Selain untuk mengaji, forum ini diharapkan sebagai ajang koordinasi dari semua lembaga baik MI, RA, PAUD, MADIN, TPQ dan juga Takmir masjid Al Mustofa Balesono. 

Alhamdulillh, rabu tanggal 17 Maret 2021 merupakan hari perdana pelaksanaan ngaos kitab Adabul 'Alim wal Muta'allim yang merupakan kitab karangan hadrotus Syaikh KH hasyim Asy'ari diasuh oleh penjenenganipun bapak kyai Muhammad Sodiq pengasuh Pondok Pesantren Al Munawir Pandansari. dan dalam rangka memakmurkan masjid maka tempat mengajinya di masjid Al Mustofa yang tepat selokasi dengan madrasah. 

Dalam pertemuan ngaji perdana ini yai Sodiq mengawali dengan memperkenalkan kitab skaligus tentang biografi hadrotus Syaik KH. hasyim Asyari yang mengarang kitab ini. Skaligus beliau menyampaikan bagaimana adap Hadrotus Syaih sebagai seorang 'aalim dan adab beliau terhadap para para guru dan kiyainya. 

Yai Sodiq menyampaikan bahwa adab atau tata krama bagi seorang 'alim dan juga orang yang sedang belajat ini sangat penting. Belajar itu harus menata niatnya untuk mendapatkan petunjuk( madosi pituduh) dan menghilangkan kebodohan. 

Ilmu itu penting tapi yang lebih penting adalah adab. 
Maka sangat penting kita mengetahui adab  para 'alim dan para kyai karena yang menjadi panutan adap atau akhlaq  adalah akhlaqnya kanjeng Nabi Muhammad Saw. 

Yai Hasan Basri menyampaikan bahwa beliau untuk belajar noto awak /belajar tentang adab ini perlu proses bertahun tahun,  belajar bisa dari gurunya,  bisa dari orang lain,  bisa juga belajar dengan mengambil suatu hikmah dari kejadian atau peristiwa. 
Kedudukan adab sangat penting bahkan adap ini akan lebih penting dari ilmunya, terkait ini Ibnu Mubarok menyampaikan"" saya lebih butuh orang yang memiliki adap daripada orang pinter yang tidak beradap"".


,

Senin, 15 Maret 2021

PASARAN.

    Salma, Amel dan Aisyah. 

Hari minggu buat anak saya Salma yang masih kelas 1 MI  sangat berharga, selain libur dari tugas sekolah untuk dirinya juga waktu yang dia rasakan bisa selalu kumpul dengan keluarga. Karena itu sebisa mungkin hari minggu saya dan ayahnya mengupayakan untuk aktifitas berama keluarga

Sebelum pandemi hampir tiap minggi si kecil minta berenang , tempat yang dia piiih kolam renang di Tawang Kalidawir. Ayahnya berperan sebagai pelatih sedang saya cuma penonton dan pengawas  dan sesekali memoto dan ambil fidionya. 

Tapi sejak pandemi covid-19,kegiatan berenang tidak kita lakukan, maka kegiatan hari minggu dia pilih untuk berkunnjung kerumah ponakan yang ada anak kecilnya.
Seperti akir akir ini setiap minggu seperti jadwal rutin, tiap minggu dia kerumah buliknya adik dari suamiku di desa Sumberingin Ngunut. Bulik memiliki anak yang masih kelas 4 namanya kamil,  putunya bulik usia 4 tahun rumahnya Joho namanya Amel,  dan ponakan bulik bernama Aisyah usia 3 tahun .

Setiap minggu keempat anak ini sudah janjian main fi tempat buliknya, kadang si Amel dari Joho menghampiri ke Trenceng dulu, kadang langsung ketemu di Sumberingin. 

Lucu juga tau model janjian para bocil alias nocah cilik ini, karena yang kecil belum bisa baa dan tulis maka dia mengirim pesan suara lewat honse orang tuanya. Dalam memilih nomor yang dituju dia melihat dari goto profilnya. 

Seperti kemarin si putu Amel yang unyu-unyu menggemaskan karena pipinya seperti bakpau itu , pagi pagi sbenarnya sudah kirim pesan suara dengan bahwa nanti mau ngampiri ke Trenceng skaligus mau minta jeruk nipis. 

Kita tidak menyimak ada pesan tapi langsung berangkat ke Sumberingin,  sampai disana si kecil agak kecewa dan langsung murung karena si Amel belum datang. Untung kita baru masuk rumah si putu yang lucu itu vidio call dibawah pohon jeruk nipis di sbelah rumahku. Dia langsung girang. 

Sementara si Aisyah yang juga lucu dengan perawakan gendut itu ternyata pagipagi sudah ke rumah si kamil tapi karena teman mainnya belum datang maka pulang lagi, dan stelah yang lain datang dia berkumpul lagi. 

Seperti orang yang mau mudik sejak pagi si kecil sudah siap-siap bekal yang akan dibawa,  baju ganti lengkap, buku menggambar atau mewarna,  mainan dan tak lupa buku ngajinya, karena dia minta dijemput sore jam 16.30 dan langsunng menuju tempat mengajinya. Karena liburnya ngaji Salma hari Kamis sore dan biasanya dia ikut untuk ikut ziaroh ke maam mbah kuselan ayahnya suamiku di pemakaman Ngadirogo Podorejo dilanjut ke makam orangtuaku di Pandansari. 

Sedangka kamil setiap jam 15.00sudah berangkat mengaji ke kH. Arifin Sumberingin kidul, menginap disana pulangnya besuk paginya. Melihat keasyikan anak anak bermain memang menimbulkan rasa senang tersendiri, bermain seusia bagi anak sangat penting agar dia bisa mengembangkan kompetensi motorik maupun dari segi bahasanya. 

Kemarin mereka main pasar-pasaran seperti pedagang. Ada yang berperan sebagai penjual ada pembeli,  dan yang unik mendengar dia berkomunikasi dengan bahasa Indonesia,  kadang dengan bahasanya upin ipin. .Saya juga mendengar bagaimana dia  menyampaikan apa yang dibeli, menentukan warna dan juga menawar, ini termasuk dalam pembelajaran tematik ya fikirku. 

Kalau mereka berkumpul memang kita sepakati tidak boleh bermain handphon, untuk memaksimalkan dia bisa bersosialisasi dan mengembangkan kreatifitas dan imajinasinya. Selain itu kita menhindarkan bila membawa hp maka dia orangnya berkumpul tapi sejatinya dia tidak peduli teman dan menjadi individualis karena sudah merasa asyik dengan hp nya dan tidak butuh teman. 

Bermain bersama selain untuk melatih sosialisasi dan menimbulkan rasa senang ada yang lebih penting yaitu mengakrabkan dan memperkuat jalinan persaudaraan. 

Dan karena kemarin ngajinya libur, jadi kita jemput agak sore sekitar jam 17 tak sengaja kita berbarengan dengan ibunya si Aisyah. E... e sudah main seharian mau diajak pulang masih sama minta mengundur waktu. 

Bermain, berbagi dan bersilaturrohim. 
Salam 3 B. 

Memo, minggu 14-03-2021


Sabtu, 13 Maret 2021

CATATAN PERTAMA KE PALANGKARAYA KALTENG.

Dok foto dengan sbagian keluarga kalimantan. 

Kalimantan merupakan kampung halaman ke dua bagi keluarga kami,  karena disanalah sebagian keluarga besarku menetap, bahkan ibu mertuaku dan enam saudara dari suamiku tinggal.

 Ada yang di Palangkaraya Kalimantan Tengah, ada yang di Martapura Kalimantan Selatan disini ibu mertua dan ke lima saudara, dan ada 3 keluarga besar dari saudaraku yang di Balikpapan Kalimantan Timur. 

Pertama kali saya kesana memanfaatkan liburan sekolah tanggal 25 desember 2013 sampai 4 Januari 2014, dalam waktu 10 hari kita bagi untuk silaturrohim ketiga profinsi dengan rute Palangkaraya 3 hari ,Martapura 4 hari dan Balik Papan 3 hari. 

Hari ini diingatkan dari dokumen foto di fb yang memuat kegiatan kita sowan ibuk dan saudara-saudara di Kebun serai kecamatan Martapura Kalimantan Selatan .
Melihat dokumen foto itu menaikkan rasa kangen yang luarbiasa kepada para saudara terutana ibunda mertua tercinta. Bagi saya mertua sama dengan orangtua sendiri, kamipun  sangat dekat ikatannya walaupun tempat tinggal kami berjauhan. 

Untuk mengobati kekangenan  ini maka saya coba untuk menuliskan kesan perjalanan saat kesana, selain untuk diri saya sendiri juga bisa dinikmati paling tidak untuk keluargaku agar kesan itu tetap melekat dan merekatkan jalinan silaturrohim kami, terutama untuk cerita kepada anakku. 

Selain itu untuk mendekatkan hubungan batiniyah antar saudara yang domisilinya berjauhan diantaranya adalah dengan mengefektifkan komunikadi dan mengenal lebih dekat para putra pitri kami dan  kami tetap menerapkan urutan panggilan seperti urutan kekeluargaan di Jawa,  misalnya,  mbah,  pakde, bude, paklik, bulek  ,mbakyu,  kakang dan sterusnya. 

Keluarga kami bisa dikatakan keluarga Bhineka Tunggal ika karena saudara saudara ipar saya ada yang keturunan Dayak,  Banjar,  Bugis juga jawa,  sehingga waktu kumpul asyik -asyik seru, bila mereka menggunakan bahasa daerah sana, orangnya ketawa kitapun juga ikut tertawa walau kadang tidak tau artinya, maka kita perlu terjemahan,  begitu pula bila kami dengan bahasa jawa untuk para ponakan dan putu juga para saudara ipar juga kadang perlu terjemahan. sehingga bahasa Indonesia benar benar sebagai bahasa pemersatu di keluarga besar kami 

Saudara suami mayoritas di kalimantan dan satu adik yang tinggal di Klaten dan yang  tinggal di Tulungagung cuma dua keluarga yaitu kami dan keluarga bulik kusus.  sedangkan ibu mertua dan lima saudara suami berdomisili di Kalimantan, itupun di provinsi yang berbeda. 

Ibunda hj. Jariyah berdomisili di Martapura berdekatan dengan pakde Abdul Ghozali, bulek Umi Kulsum,  lek Budi , bulik mimin dan lek Ali Ramadani. Sedangkan kakak kedua pakde Mahfud domisilinya di Palangjkaraya. 

Pengalaman pertama saya ke Kalimantan  berbagi ke tiga Profinsi,  Pertama kita dari Surabaya ke Palangkaraya tempat kakak suamiku yang bernama kang Mahfud yang istrinya keturunan dari suku Dayak.  Stelah Palangkaraya kita ke Martapura Kalimantan Selatan, tempat ibunda mertua dan para saudara, dari Martapura kita lanjut ke Balik papan dengan jalan darat yang ditempuh selama semalaman .Jadi rute pesawat kita pulangnya dari bandara di Balikpapan-Juanda Surabaya. 

Sowan ibunda dan para saudara di kalimantan didahului ke keluarga mas Mahfud di Palangkaraya .kita mendarat di bandara Cilik Riwut yang jarak dengan rumahya mas mahfud ditempuh skitar 20 menit. 

Kesan pertama di Palangkaraya jalannya cukup luas dan banyak sungai sungai besar yang kita lalui. Kotanya penduduk dan perimahannya belum sepadat dengan kota kota di Jawa. Bangunan bangunan pemerintahan yang sangat kental mengangkat budaya khas dengan ornamen -ornamen ukiran khas menghiasi sudut-sudut bangunan. 

Ditepian sungai sungai besar kita bisa menyaksikan masih banyak rumah apung yang berderet di pinggir sungai,  karena jalur transportasi disana dulunya mayoritas dengan jalur transportasi di sungai dengan perahu. Sementara jalan darat cukup lebar karena disana yang jadi jalannya dulu baru pemukimannya beda dengan di Jawa. 
Kondisi tanahi di Kalimantan mayoritas bergambut,  sehingga airnya tidak sebersih di Jawa, selain warnanya agak kecoklatan, ada bau yang aing dan bila kita gunakan mandi maka akan tetap licin seperti ada minyaknya. 

Dan dalam perjalanan dari bandara ke rumah tak lupa kitapun juga diperkenalkan dengan makanan khas sana. Dan diantaranya buah cempedak yang baru pertama kali saya kenal secara langsung dan menikmatinya. 

Dari buah cempedak yang seperti nangka namun bentuknya yang cenderung seperti silinder itu, semuanya bisa dimanfaatkan sebagai bahan makanan yang nikmat dan membikin kita ketagihan.  Mulai buah yang seperti nangka,  dami dan bahkan kulitnya bisa diolah dan dinikmati. Maka wajar saja harga cempedak lumayan mahal bila dibanding buah lainnya. 

Kalau waktu musim cempedak banyak kita temui pedagang yang menjual cempedak masih belinya ada yang bijian ada yang ditimbang,  Satu buah cempedak yang tidak terlalu besar harganya ada yang 75.000 bisa juga lebih tergantung pandainya menawar saat membeli.

Cempedak bisa kita nikmati langsung seperti buah nangka,  tapi juga bisa digoreng dikasih tepung seperti kita menggoreng pisang.  kulit dan dami cempedak ini juga bisa diolah dengan ditumis dan menjadi menu lauk yang lumayan nikmat. 

Kamipun juga diajak untuk berkeliling ke daerah kampung dayak dengan menyaksikan berbagai budayanya. Yang saya lihat setiap di depan rumah orang dayak terdapat bangunan kecil berpanggung seperti pagupon atau angkar burung merpati kalau di Jawa. 

Dari cerita kang Mahfud, pagupon di setiap depan rumah itu adalah suatu tempat menyimpan tulang belulang para leluhurnya. Setelah meninggal mayatnya bukan langsung ditempatkan dipagupon tapi ya dikubur di dalam tanah,  setelah beberapa waktu diadakan suatu upacara adat dengan menyembelih kerbau dan serangkaian kegiatan. 

Untuk mengadakan upacara itu tentunya mengeluarkan dana yang tidak sedikit, karena itu bisa dilaksanakan secara bersamaan. Dan puncak acara adat itu adalah membongkar makam para leluhurnya dan diambil tulang belulangnya yang kemudian ditempatkan di sebuah pagupon yang ditempatkan di atas dan didepan rumah dekat pintu masuk setiap rumah, itu katanya sebagai wujud penghormatan kepada para leluhurnya. 

Saya tidak menyia-yiakan waktu di palangkaraya dengan berdiam diri di rumah saja,  kitapun juga pergi ke pasar tradisional yang merupakan suatu tempat bertemunya berbagai orang dengan berbagai karakter dan budaya,  selain itu kamipun ingin mengetahui berbagai makanan dan jajanan khas disana. 

Diantaranya adalah sayuran yang baru pertama kali adalah sayuran yang disebut umbut yang merupakan ujung dari tanaman rotan,  kalau diolah dan belum terbiasa makan ada rasa -rasa agak pahitnya. Selain umbut juga ada sayuran yang seperti daun tumbuhan paku yang masih muda yang ujungnya melingkar itu. 

Sungguh pengalaman ke Palangkaraya yang sangat mengesankan. Ini catatan pertama dari palangkaraya diujung tahun 2013.Stelah 3 hari di palangkaraya kita dan keluarga kang Mahfud melakukan perjalanan darat ke Martapura yang ditempuh skitar 9 jam. Dan dalam kunjungan kedua ke palangkaraya kedua jauh lebih beda, ini akan saya tulis di episode selanjutnya. 

Saya cinta saudara, cinta, Palangkaraya dan cinta Indonesia. 








Peistiwa Buku Melayang


Melihat buku hijau tebal ini saya ingat dengan Peristiwa Buku Melayang yang merupakan suatu kejadian saat saya kelas 1 di PGAN. saat itu ulangan semesteran,  lokasinya di kelas utara barat sendiri menghadap ke selatan yang menjadi kelas ku di A1.

Semesteran di PGA siswanya dicampur antara kelas 1dan kela atas, kebetulan saat itu kelas 1A1 dengan kelas 3A1 dan saat itu saya sebangku dengan kakak kelas 3 yang bernama  kak Kobir, yang ternyata dalam perjalanan hidup beliaulah yang mejnjadi suamiku.

Saat semesteran itu kebetulan yag menjadi pengawas adalah bapak Safiuddin, beliau berdarah Madura yang berbadan tiggi besar dan terkesan sagat garang tapi beliau sebenarya cukup sabar. dan sering memberi uang saku atau mentraktir anak anak yang ada kegiatan eksta dan nduduk dengan sepeda. 

P. Syafudin memiliki kemampuan untuk mengawasi dengan mlirikkan bola matanya dan menjangkau seluruh kelas, terutama bagi siswa yang mebawa contekan. 
Yang saya ingat waktu itu kelas 3 mata pelajaranya Admiistrasi Pendidikan yang bukunya cukup tebal dan guru pengampunya ya bapak Syafiuddin. 

Kelasnya sangat henig, dan kerlingan pak Syafik dan senyuman beliau menjadi pelengkap dalam mengerjakan soal. Dan beda dengan biasanya dengan pengawas lain yang suasanya nyantai dan ramai. 

Nah tampaknya kerlingan mata bapak Safiuddin,  menemukan sasarannya dialah satu bangku yang diduduki kelas 3 ,beliaupun berjalan kearah bangku itu diikuti pandangan seluruh peserta ujian yang juga ikut dak dki duk dan penasara, dengan apa hasil penemuan beliau. 

Sebuah buku admiistrasi pendidikan yang tebal tadi teryata ada yang membawa denga dipangku dan dilekatkan degan bangku. Pak Syafik dengan gayanya berjalan santai dan tidak langsung ke sasaran membuat kita semakin penasaan,  dan akirnya eksekusi buku beneran terjadi, beliau bilang saya mau amibil buku itu yag memuat kita tidak jujur.

Apa yang terjadi selanjutnya, buku beliau bawa ke arah pintu dan..... Yaaaap melayaglah buku itu sampai di halaman kelas selatan yang meghadap ke utara. 

Dari peristiwa buku melayang ini saya ceritakan,  ternyata  kakak kelas yang waktu semesteran sebangku dan pemilik buku itu adalah si kakak kelas yang jadi suamiku..... Layak waktu saya cerita tentang bapak Syafi'i dan buku melayang suami tertawa lepas dan ganti cerita sebuah pengakuan kalau yang saya ceritakan itu dialah pelakunya.. 

Cerita dari buku melayang jadi teman dan imam saya. 

BUKU WARISAN

Sore ini saya membuka Facebook bapak Ngainun Naim memuat sampul sebuah buku yang sagat saya kenal,  bahkan mungkin semua orang yang masa sekolah dasarnya diera tahun 80 an. 
Buku bersampul hijau kombibasi warna kuning dengan gambar tiga anak yang berangkat sekolah,  dan yang perempuan rambutnya dikepang. Judul buku itu bahasa Indonesia. 
Buku itu pastinya sangat melekat dalam ingatan para penggunanuya  termasuk saya. Tokoh dalam buku ini adalah Budi dan keluarganya. 

Pada paragrap pertama halaman pertama diawali dengan kalimat, Ini Budi, ini bapak budi. Iu Budi sedag memasak di dapur... dan seterusnya. Buku ini menurut saya buku legendaris dan buku keturunan. 

Kenapa saya katakan demikian, karena buku itu sangat melekat isinya dalam ingatan dan jadi buku keturunan atau buku warisan,  karena bisa digunakan turun temurun karena bukunya ya tetap itu saja tidak berganti-ganti. Jadi bila dalam keluarga itu memiliki lima orang anak, maka buku itu bisa dipakai mulai anak pertama sampai anak ragil atau anak kelima. 
Berawal melihat buku itu,  saya teringat dengan memori saat menjadi murid Mi Islamiyah Pandansari yang saat ini tinggal kenangan bagi alumninya,  karena sudah dilebur jadi satu dengan MIN, 

saat itu saya kelas satu, ,gurunya bapak H. Ridwan. Ruang kelas yang digunakan masih menggunakan balenya mbah Hj Fatimah ibunya bapak H. Ridwan. Bangku saya  ukurannya sangat besar kira kira ukuran 2,5 x1,5 m, duduk saya paling depan sebangku dengan teman saya endang Purwanti dan almarhum Kolip. Saat itu ada kejadian yang tak terlupakan karena mbak Endang menusuk kepala mbak kolip deng pensil yang sangat lancip. Sehingga peristiwa itu disebut dengan peristiwa endang Jojoh Kolip kenek. 

Ternyata benar ungkapan kalau ingin diingat dan kenang serta memperpanjang usia maka membuat karys tulis atau menghasilkan buku  adalah sebuah warisan yang sangat bermakna. Warisan ini tidak cuma untuk anak atau keluarga. Warisan ini justru akan berkembang bila semakin banyak digunakan orang. Beda dengan peninggalan barang laiin. 

Sungguh penulis itu profesi mulia dan termasuk istimewa karena tidak semua orang mampu menuangkan  pemikirannya dalam bentuk tulisan. 

Salam literasi. 
Trenceng, 13-3-2021


Minggu, 07 Maret 2021

BELAJAR NULIS DARI JURUS SANG PENULIS,

FREE WRITIG ,/ MENULIS BEBAS


Bukan suatu rahasia lagi bahwa proses menulis atau menghasilkan suatu karya tulis adalah suatu hal yang banyak dikeluhkan banyak orang termasuk para mahasiswa, guru atau dosen sekalipun. Hanya mengajar saja bukan suatu jaminan bahwa seorang pendidik mampu menulis. 

Menulis merupakan suatu aktifitas yang perlu untuk dilatih agar dapat menghasilkan suatu karya lebih berkualitas. 

Rheinald Kasali dalam sebuah artikelnya mengemukakan bahwa, Latihan -latihan  menurut para ahli memori , akan mempertebal lapisan-lapisan myelin yang membungkus sel-sel saraf  disekujur tubuh manusia, membentuk mucle memory. Memori itu akan menggerakkan tangan manusia secara otomatis  sehingga melancarkan apa yang diproses oleh brain memory. 

Temuan-temuan baru dalan dalam study tentang myelin, menemukan adanya hubungan yang erat antara latihan dan pembentukan intangibles yang melekat pada manusia dan menjadi akar keberhasilan universitas-universitas terkenal yang melahirkan riset-riset unggulan orisinel. 

Dalam upaya ini maka kiranya kita bisa belajar dengan membaca dan mencoba memahami alur tulisan dari para penulis tersebut, sehingga kita tidak cuma menerima materi yang tersurat dalam tulisannya, tapi juga yang tersirat,  baik alur,  gaya bahasa atau ciri kas lainnya. 

Menulis tidak hanya terkait dengan tata bahasa tetapi juga berkaitan dengan kesiapan dan kualutas fikiran.  Untuk mendukung hal tersebut maka seorang yang ingin menjadi penulis hendaknya juga harus banyak membaca buku sebagai upaya untuk mengembangkan pikirannya dan sebagai bahan untuk memperkaya referensi yang dapat melengkapi karyanya. 

Dr. Ngainun Naim dalam pengantar bukunya yang berjudul "  Proses Kreatif Penulisan Akademik" menuturkan bahwa tulisan yang bagus adalah hasil dari kerja keras penuh kesungguhan yang dilandasi oleh rasa cinta yang mendalam,dan tentunya akan berbeda dengan tulisan yang dibuat karena sekedar menggugurkan suatu kewajiban.

 Terkait dengan hal tersebut Hernowo Hasim menambahkan bahwa dalam menulis selain proses panjang dan berkelanjutan juga perlu konsistensi  dan kedisiplinan tinggi dalam berlatih menulis sehingga menjadi suatu kebiasaan. 

Konsep menulis menurut  Peter Elbow dan Natalie Goldberg adalah latihan menulis bebas atau Free Writing . Menulis bebas itu sederhana,  semacam disiplin kecil untuk setiap hari  menulis tanpa henti atau rutin selama 10 meit. Bukan untuk menghasilkan tulisan bagus tapi sekedar menulis  tanpa prosedur sensor. Tidak perlu ragu dengan ejaan atau memikirkan yang tengah dikerjakan. Satu satunya yang tidak boleh dilanggar adalah  " jangan berhenti menulis".

Yuliatin Liputo menjabarkan menulis bebas Golberg  sebagai berikut:
Metode Free writing yang ditawarkan Goldbreg mudah saja. Sisihkan waktu kusus menulis setiap hari selama 10 menit. Berkomitmenlah selama sepuluh  menit hanya untuk menulis, terus menggerakkan tangan, menumpahkan segala yang ada dalam pikiran dan perasaan kita. Jangan berhenti, teruslah menulis. Jangan mencoret-coret, jangan melamun, Menulislah hingga Anda habis"Lihat Alirkan Jati Dirimu (Penerbit MLC,  2005) 

Hernowo Hasim  di buku Proses Kreatif Akademik, Dr. Ngainun Naim memaparkan tentang konsep golbreg sebagai berikut:pertama stel alarem 10 menit, kedua begitu memulai gerakan tangan anda, ketiga jangan berfikir,  mengetik saja, keempat abaikan tata bahasa, ejaan, dan tanda baca, kelima bebaskan diri anda dari dari segala peraturan atau tekanan, Keenam  tidak usah menengok apa yang sudah ditulis, ketujuh  teruslah menulis hingga alarm berbunyi Kemudian setelah selesai belajar free writing (sesuai penyetelan alarm)  Anda perlu memperhatikan hal penting ini : " abaikan hasilnya, rasakan prosesnya."

Dr Ngainun Naim menuturkan dari free writing membuat kita nyaman dan senang menulis serta menunjukkan fikiran asli mlik kita. Terhindar dari kebingungan ketika akan memulai menulis dan ini faktor yang banyak dikeluhkan orang dalam memulai menulis, dan free writing  itu akan menampakkan gagasan dan keunikan milik kita,  dan dengan menyadari keunikan yang kita miliki bisa membantu kita dalam melawan menjadi plagiat,dan menambah kepercayaan diri dalam menulis. 

trenceng 7-3-2021






Senin, 01 Maret 2021

HARLAH MI MAFATIHUL ULUM BALESONO KE 50 DIMASA PANDEMI COVID -19.


      Dok ketua pengurus  yayadan  menyampaikan. 
tumpeng kepada yai Ahmad sodiq

Berdasarkan data yang ada tanggal 1Maret 1971 merupakan hari bersejarah di desa Balesono,Ngunut Tulungagung, karena terhitung dari  tanggal tersebut sebuah madrasah berdiri,  yang diberi nama MI Mafatihul Ulum Balesono. 

Dan hari ini adalah peringatan hari lahirnya madrasah ini yang ke 50 yang bermakna di usia emas. Walaupun dimasa Pandemi covid -19, rangkaian kegiatan tetap kita laksanakan walau dengan keterbatasan dan tetap menerapkan protokol kesrhatan. 

Peringatan hari lahir madrasah ini menurut saya penting untuk diadakan walau dlm masa pandemi,  karena waktu atau moment penting itu adalah salah satu hal yang cuma sekali dan tidak terulang kembali
Sebagai wujud rasa syukur kita kepada Alloh,  dan untuk mendoakan para pendiri pejuang dan penerus madrasah, juga seluruh santri/ siswa baik yg masih di madrasah ini dan juga para alumninya, dengan harapan semoga perjuangan para tokoh tokoh pendiri, pejuang dan penerus madrasah ini menjadi ladang amal di dunia dan akherot. 

Terlebih dari itu kita para guru yang mayoritas bukan asli orang Balesono an bukan asli alumni madrasah ini maka rasa andarbeni dan tetap sambung dengan rasa perjuangan dengan tokoh tokoh yang memperjuangkan madrasah ini,  dengan kata lain kita jangan melipakan sejarah ( jangan lupa dengan JAS MERAH. 

Rangkaian kegiatan harlah madrasah ke 50 ini sekaligus dalam rangka peringatan harlahnya Nahdlatul Ulama'yang ke 98 karena madrasah kitai ini di bawah naungan LP maarif NU.yang kebetulan waktunya berurutan. Selain itu juga dalam rangka peringatan Isro' Mi'roj dan istighosah dalam rangka menyongsong Ujian Akhir Madrasah dan penerimaan Peaerta Didik baru tahun pelajaran 2021/2022,

Sabtu tgl 15 Rojab bertepatan tgl 27 pebruari 2021 merupakan harlahnya NU ke 98 kita adakan qodmil qurkan yang diikuti oleh para hafidzoh wali murid, segenap dewan guru, dan siswa kelas 6. Acara ini dibuka dan juga diikuti oleh pengurus madrasah. 

kpengurus, komie, lp maarif Nu, ketua Tanfidziah Nu MWC Ngunut, dan sgenap dewan guru dari Mi, Ra, PAUD, MADIN, DAN TPQ. 
Hari ini senin 1 Maret 2021 dalam acara puncak harlah kita adakan istighosah dengan diikuti oleh segenap pengurus yayasan, komite madrasah bapak ibu guru mulai dari guru MI, RA, PAUD, kelompok Bermain,  dari para ustadz Madrasah Diniyah , ustadzah TPQ,  serta wali murid 6 sebagai perwakilan karena keterbatasan untuk membatasi kerumunan dimasa pandemi covid 19 ini. 

Selain itu, merupakan suatu kehormatan tersendiri karena acara kita ini juga dihadiri dari pengurus LP maarif NU Tulungagung yaitu bpk supriadi, M. Pd. I selaku sekjennta Maarif T. Agung. 

Dalam sambutannya bapak Taslim selaku perwakilan dari pengurus menyampaikan sekilas sejarah berdirinya madrasah ini. Beliau menyampaikan bahwa muncul kesadaran dari para tokoh masyarakat Balesono yang notabene tokoh Nahdlatul Ulama'untuk melihat betapa pentingnya suatu pendidikan terutama pendidikan keagamaan waktu  itu skitar tahun 1970 an,  maja diseoakati untuk mendirikan suatu madrasah yang diberi nama madrasah mafatihul Ulum. 

Diantara para tokoh yang membidani madrasah ini adalah bah KH. ABDUL GHOFUR,  mbah KH. SAYUTI, Mbah KH. ANWAR dan tokoh lain dan tentunya dari masyarakat dan para pejuang madrasah yang tidak bisa disebutkan. 

Pelaksanaan pembelajara madrasah ini diawali dengan berpindah pindah tempat jarena belum memiliki gedung,  prtama beryempat di balai  rumahnyabah yai SAYUTI,  yang kemudian pindah ke balai mbah H. anwar yang kemudian dibangunkan suatu madrasah yang masih sangat sederhana dengan gubukan dari bambu di pelataran dalem mbah Kh. Abdul Ghofur yang kemudian menjadi tanah wakaf untuk madrasah kita sampai saat ini. 

Dalam penggunaan madrasah kita ini bukan hanya untuk Madrasah Ibtidaiyah, tapi  untuk belajar mengaji atau madrasah diniah,  mengaji Alqur'an atau TPQ,  begitu juga roudlotul Atfal dan Pendidikan Anak Usia Dini,  dan yang baru berjalan 1 tahun ini ada kelompok Bermsin,  yaitu menampung anak anak usia pra PAUD skitar usia 3 tahunan. 

Nyaris madrasah ini mulai pagi,  sore dan malam tetap digunakan untuk pembelajaran. Saya merasa sangat bersyukur menjadi bagian dari penerus perjuangan para tokoh di madrasa ini. 

Saya bukan alumni dari MI nya tapi alumni dari madrasah diniahnya di era tahun 1980 an saat usia madrasah ibtidaiyah.  Saya masih ingat bagaimana mbah yai Abdul Ghofur memiliki kepedulian yang sangat luar biasa di dunia pendidikan. Beliau pernah mengaji sepondok dengan mbah KH. ali sodiq Uman pendiri Pondok pesantren Hidayatul Mubtadiin. Istri belua mah nyai lum dari durenan Trenggalek merupakan keturunan dari mbah yai damsir. 

Saya masih ingat,  Bah yai Abdul Gofur dan bu nyai selaku menyediakan ceret air minum untuk para santri yang mengaji, ditempatkan di teras ndalem sbelah barat  yang berdekatan dengan madrasah. Karena mafrasah kita ada disebelah anan dalemnya mbah yai dan madjid Al Musthofa ada di sebelah kiri dalemnya mbah yai. Semoga kita semua dapat melanjutkan perjuangan beliau dengan meningkatkan kualitas pelayanan sebagamana yang disampaikan bpk Supriadi M. PdI dari LP Maarif Nu Tulungagung yg juga turut hadir dalam acara puncak Harlah madrasah ke 50 th ini. 
Stelah istighosah kita beramah tamah sjaligus koordinadi dg sgenap pengurus, komite,  dewan guru dari smua lembaga  di madrasah ini,  baik MI, Ra, PAUD, MADIN dan TPQ yg juga dalam arahan dr maarif Tulungagung dan  MBah yai Ahmad Sodiq membuahkan suatu kesepakan untuk mengadakan ustighosah dan pengajian kitab yang diasuh oleh bpk Kyai Ali Sodiq setiap Rabu Pon jam 6.00-7.00 yg jugadiharapkan diikuti oleh wali murid. 
Acara ini digagas dalam upaya meningkatkan kualitas  dalam rangka menyiapkan generasi solih solihah skaligus untuk mengintensifkan koordinasi pengurus dan semua lembaga yang menempati madrasah ini. Acara ini akan dimulai pada hari rabu pon tanggal 3 Maret 2021.semoga bisa terlaksana dengan istiqomah dan ridho Alloh, Amiin ya robbal alamiin. 

Trimakasih kepada semua fihak yang senantiasa mendukunh madrasah ini teriring doa jazakumulloh ahsanal jazaa. 

Memo harlah ke 50 .
Trenceng 1-3-2021