Sabtu, 27 Juni 2020

NIAT YANG KUAT MENGALAHKAN JARAK DAN WAKTU

Niat memiliki peran yang sangat penting dalam kita melakukan sesuatu, karena itu niat menduduki urutan yang pertama. Dari niat munculah tekat sehingga dikatagorikan sebagai niatan yang kuat yang memberikan suatu energi untuk berbuat. 
Kemarin saya dapat suatu kejutan dari teman waktu kuliah yang sudah kita anggap sebagai saudara perempuan saya,Perkenalan sayai di kampus STAI diponegoro saat mengawali kuliah S2  yang kbetulan kita mahasiswa angkatan pertama skitar tahun 2009.ternyata beliau domisilinya jauh dari luar kota yaitu dari ngraho bojonegoro . 

Saya penasaran ,saya tanya ,""La kuliah kok jauh ya bu,? "" beliau menjawab "" iya,  kbetulan ada beberapa dosen disini adalah teman saya waktu kuliah S1 di IAIN Tulungagung,,beliau seangkatan dengan bpk prof. Akhyak dan P. Asyraf.  Dari informasi dan ajakan dari teman - teman inilah saya putuskan untuk ambil S2 disini skaligus untuk terus menyambung silaturrohim."" 
Dari perbincangan perdana inilah saya dengan B. titin dan keluarganya akrab seperi saudara, saya anggap beliau kakak perempuan saya sehingga saya panggiilnya mbakyu, keakrapan kita juga skaligus dengan anggota keluarganya,  dulu putra putrinya diajak ke rumah saya masih kecil,  e sekarang putri pertamanya sudah hampir selesai S2 nya, dan memiliki satu putra yang sering saya panggil putu.
 Dan anak saya memanggil yu Hj. titin dan pak H. Ari dengan panggilan bude dan pak puh, 
Kuliah kami di hari sabtu, diantar suaminya, saat yu Titin kuliah, P. Ari menunggu di ndalemnya keluarga B. Andri, teman kuliah yu Titin saat S1. yang domisilinya dekat dengan kampus. Dari Bojonegoro yu titin mengajak P. Tohir untuk sama sama kuliah disini,  dan bila waktu semesteran, karena beberapa hari beliau berdua menginap di rumah saya,  sehingga orangtua saya juga akrab dengan beiau. 
Dari beliau saya banyak mendapatkan banyak mendapatkan pelajaran baik dari perbincangan atau pengamatan, diantaranya waktu kuliah beliau saya jadikan motifasi , walau kuliah dg waktu perjalanan kurang lebih 5 jam dia tempuh dan termasuk mahadiswi yang aktif dibanding dg yang dari dalam kota,  dalam hati saya mengatakan"" La iya, yu Titin yang jaraknya jauh saja,  beliau dalam menuntut ilmu rajin, masak kita yang di dalam kota tidak bisa? "" itulah yg jadi energi motifasi. 
Beliau dan keluarga yang saya amati orang yang senang menyambung silaturrohim dan kalau istilah orang jawa GEMI SEDULUR "" dimana saja memiliki teman yang jadi sdulur.Untuk menjalin silaturrohim ini tidak cuma beliau mengandalkan tehnologi dengan silaturrohim jarak jauh tapi juga menyempatkan untuk mendatagi langsung.
Bahkan beliau melacak jejak para teman temannya,  seperti kegiatan  di Tulunagung kemarin adalah bertemu dg teman P. H. ARI degan teman jaman SMP  di Surabayayang baru ditemukan jejaknya setelah 36 tahun tidak bertemu yang ternyata menjadi dokter dan berdomisili di Tulungagung. La dari silaturrohim inilah saya kebagian suatu kejutan untuk bisa ktemu walau dg penerapan protokol kesehatan kita beryemu di pantai Gemah. 

Selain hobi silaturrohim,  dari keluarga ini sangat peka dan peduli terhadap orang orang yang dalam kondisi hilang ingatan yang orang bojonegoro menyebutnya orang bento. Pernah saya semobil dengan beliau dan ketemu orang bento ini di jalan,  beliau berhenti dan langsung turun untuk memberikan makanan,  dan itu berulang kali.
Dalam perbincangan  melanjutkan perjalanan beliau berkata"" Saya senang yu dipertemukan dengan orang bento,  karena dari situ saya dapat ilmu"" ilmu apa pak haji? saya bertanya. Beluau menjawab ilmu kehidupan dan ilmu bersyukur,   karena ilmu ini tidak dari dalam kelas, tapi secara langsung dari kehidupan nyata, dari orang bento kuta dapat bersyukur kepada ALLOH betapa besarnya kemurahan dan kenikmatan itu diberikan kepada kita terutama nikmat sehat dhohir batin yang nilainya tidak bisa kita hitung. Dengan sehat dhohir batin kita melakukan kegiatan apa saja yang terpenting kegiatan itu kita niati ibadah karena Alloh. La dari orang bento, beliau secara fisik sehat bisa berjalan kemana mana, tapi tudak bisa membedakan yang baik dan buruk, sehingga yang dia butuhkan ya cuma untuk kepentingan jasmaninya diantaranya kebutuhan makan,  makanya saya suka memberi dia makan. 

Dari perbincangan ini saya ingat pitutur luhurnya sunan drajat yang terpampang di lorong menuju makam beliau, diantaranya, 

"" WENEHONO TEKEN MARANG WONG KANG WUTO, WENEHONO MANGAN MANGAN MARANG WONG KELUWEN LAN WENEHONO KLAMBI MARANG WONG KANG KAWUDAN""
disini mungkin bisa dimaknai memberi atau melakukan perbuatan sesuai dengan kondisi yang PAS .
Dan dari hal diatas bisa saya simpulkan bahwa ""NIAT YANG KUAT MENGALAHKAN JARAK DAN WAKTU. ""

Trimakasih yu titin dan p. Ari atas perkenannya untuk bisa bersilaturrohim dg keluarga kami, dan semoga membawa berkah untuk kita demua. Amiin. 



4 komentar: