Selasa, 23 Juni 2020

MINAT ATAU RAGAT. . Beberapa hari yang lalu saya silaturrohim ke ndalemnya bpk MANAN , dan bpk Umarlan. Beliau sbelum purna juga menjadi pejuang pendidikan yang dulu masih dg sebutan depag. Bpk manan sbelum purna bertugas sebagai pengawas pendidikan agama di kec.Ngunut sedang P. Umarlan sebagai guru di madrasah, kbetulan satu sekolahan dengan saya. Di kecamatan Ngunut ada koperasi yang anggotanya para guru madrasah dan ingat saya itu sudah lama sekali bahkan para pendirinya sudah banyak yang berpulang. Koperasi ini memiliki peran yang besar kususnya bagi anggota koperasi, karena itu keberadaan koperasi ini tetap kita lestarikan. selain karena besarnya peran dan juga melestarikan perjuangan para tokoh pendidikan sbelum kita, tak kalah pentngnya adalah untuk menjaga silaturrohim dan kekeluargaan kita. Karena itu walau sudah lama purna tugas skitar 10 tahun yang lalu, bpk manan dan p. Umarlan tetap menjadi anggota koperasi kita. Dan karena waktu RAT beliau mboten rawuh, karena saya yg domisilinya paling dekat mendapatkan amanah untukenghantarkan sesuatu untuk beliau. Begitu saya bersilaturrohim ke ndalem beliau, Alhamdulilah saya menangkap betapa senangnya bisa bertemu dan berbincang bincang yang topiknya tetap terkait pendidikan sebagaimana latar belakang tugas beliau. Dari perbincangan ini ada hal menarik yg kita bahas kbetulan bpk manan sampai saat ini tetap berkecimpung di dunia pendidikan dg menjadi pengurus di sbuah lembaga pendidikan. Hal menarik yg kita bincangkan itu adalah tantangan yang dihadapi dunia pendidikan saat ini terutama terkait tekat dan minat peseta didik dalam menuntut ilmu. Terkait dengan ini saya juga ingat pertemuanku dg para wali murid beberapa waktu lalu, saya bertanya kpd wali para wali tentang aktifitas putranya di rumah., dan bila dibandingkan dg masa kita bersekolah dari manakah yang lebih sulit didapat antara MINAT atau RAGAT untuk saat ini ? Tetnyata mayoritas mereka menjawab yang lebih sulit untuk didapat adalah MINAT. dengan alasan ragat bisa dicari walau dg usaha keras karena sekarang waliurid sudah memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan, tapi kalau anak tidak memiliki MINAT inilah yang sulit untuk diupayakan. Jadi yg kuta bicarakan sama dg ini. Ini juga ada benarnya, dulu MINAT lebih besar sedang RAGAT lebih sulit. untuk bisa bersekolah di PGA Tulungagung yang sekarang menjadi MAN 2 bekal saya hanya MINAT, karena saya menyadari kendala dari keluarga saya dari sisi ekonomi sementara minat bersekolah saya besar maka selama 3 tahun saya jalani dg NDUDUK ( pulang pergi) dari rumah ke sekolah dg jarak PP skitar 30 km dengan naik sepeda ontel. Karena kita punya tekat sehingga hambatan itu menjafi tantangan. Tapi bila ragatnya ada tapi minat yang tidak ada maka ya seperti kondisi mayoritas yang kita hadapi sekarang ini. Duu motifasi instrinsik lebih dominan tapi yang skarang motivasi ekstrinsik yang mayoritas diperlukan, sebagaimana yang dilakukan prof ngainun naim yg tidak berputus asa untuk memotifasi kita untuk menulis. Kesimpulannya, dulu ATI KAREP BONDO CUPET, BILA MINATNYA BESAR MAKA TANTANGAN TENTANGAN AKAN BISA DIUPAYAKAN. BESAR KECILNYA MASALAH TERGANTUNG BAGAIMANA KUTA MENYIKAPINYA. trimakasih bpk manan ternyata silaturrohim saya mendapat ilmu kehidupan dan doa yang sangat luar biasa.

1 komentar: