Jumat, 23 Juli 2021

BEDAH BUKU DI RUANG OPNAME

Pada suatu hari saya mengantarkan putri saya cabut gigi ke puskesmas yang dekat dengan madrasahku untuk mencabutkan gigi yang bawah karena sudah ada yang tumbuh, karena ada yang saya rasa berbeda pucat dan sering pusing,sayapun berinisiatif sekalian periksa dan  lab darah, ternyata hasilnya hemoglobin saya rendah.

Pada pagi - pagi saat belanja sayur di toko depan rumah saya bertemu tetangga yang bekerja sebagai perawat di salah satu rumah sakit, saya bertanya,makanan apa ya bu untuk meningkatkan hemoglobin? 

Tetanggaku itu dengan sudah berseragam sebelum berangkat tugas ,sambil membawa tensi datang kerumah saya yang kebetulan rumahnya tepat di depan rumah saya, beliau menensi, bertanya keluhan dan hasil laboratorium daya dan menyarankan untuk segera periksa lagi ke faskel saya untuk periksa dan memastikan kebenaran hasil lab saya.

Malamnya saya ke klinik tempat faskes dan dirujuk untuk lab dan hasilnya memang hemoglobin saya rendah  dan sesuai saran dokter saya harus opname untuk ditransfusi. 

Sebelum opname saya menyiapkan putri saya dengan memberi pengertian agar ibuk sehat maka ibuk mau berobat dan menginap dirumah sakit kira- ira dua hari, si kecilpun merajuk dan menangis tidak mau ditinggal , sehari kita kondisikan dia maunya nginap dirumah siapa,, mbok e atau pak lik? Dia putuskan di rumah pakliknya yang kebetulan juga memiliki anak kecil.

Kita berangkat ke rumah sakit dengan suami dan kita antar dulu si kecil ke rumah pakliknya dengan membawa kebutuhan dia ,baju, mainan, biku dan juga sepeda lipatnya.

Urusan dengan si kecil beres, kita siap -siap segala sesuatu yang dibutuhkan maka saya tak lupa membawa beberapa buku bermakna, bukan hanya karena isinya saja tapi karena ada memori dari mana buku itu saya dapat. 

Buku satu berjudul 100 Karomah dan Kemuliaan ABAH GURU SEKUMPUL. yang merupakan buku hadiah dari ibu mertuaku, ibu Hj. Jariah yang domisilinya di Kebun Serei, Martappura Kalimantan Selatan. Dan deat dengan ldengan maqomnya abah guru sekumpul. 

Setiap kali kita ke Martapura kita ziaroh ke sini. Beliau adalah tokoh ulama" besar bukan hanya di daerah Martapura tapi tokoh kharismatik yang sering didatangi para ulama di Indonesia termasuk Kh. Abdurrohman Wahid. Abah guru sekumpul wafat tahun 2015 M

Buku itu  saya terima waktu saya,suami dan salma si putri kecilku sowan mbah putri tahun 2017.Banyak hal yang bisa kita ambil dari buku ini. 

Buku kedua berjudul " Membangun Sekolah Efektif dan unggulan.Buku ini juga hadiah dari bapak prof.Ngainun Naim , tokoh literasi yang  dengan telaten membimbing dan mendampingi serta mensuport kita - kita untuk belajar menulis.

Bukti keuletan dan dukungan motifasi untuk belajar menulis , beberapa bulan lalu beliau memberikan bukiu buku sebagai hadiah atau apresiasi kepada anggota grup maarif menulis dan grup gubuk literasi yang rutin mengirimkan tulisannya dan 10 penulis dengan urutan jumlah tulisan terbanyak mendapatkan hadiah buku yang judulnya macam-macam.

Dan saya mendapat buku dengan judul "" Membangun Sekolah Efektif dan Unggulan" dan buku ini merupakan buku hadiah kedua yang saya terima dari bapak prof.Ngainun Naim.Buku yang pertama berjudul " Proses Kreatif Penulisan Akademik" yang saya terima saat mengikuti seminar tentang literasi yang diadakan oleh PERGUNU (Persatuan Guru Nahdlatul Ulama), dan sebagai tindak lanjut dari seminar ini dibentuklah sebuah grup menulis dengan sebutan gubuk literasi dan bahkan pernah mengadakan lomba menulis.

Selain gubuk literasi ada juga grup " Maarif Menulis anggotanya para guru di lingkungan lembaga pendidikan maarif NU Tulungagung sedangkan grup gubuk literasi merupakan grup para guru Nahdlatul ulama Tulungagung.

Kedua grup ini menandakan keseriusan lbadan otonom NU Tulungagung dalam memandang pentingnya dunia literasi sebagaimana wahyu yang pertama kali diterima Nabi Muhammad SAW Surat Al Iqro' ayat 1-5.

Buku "Membangun Sekolah Efektif" saya terima dari bapak prof.Ngainun Naim pada bulan Mei 2021 sekaligus mengambil buku antologi yang  merupakan buku yang didalamnya memuat hasil penulisan beberapa orang buku ini berjudul "Suka Duka Mendampingi Anak Belajar dimasa Pandemi" yang di dalamnya saya turut belajar untuk menulis. Buku ini merupakan buku antologi ke tiga yang saya ikuti semenjak bergabung di grup Maarif Menulis ini.

Saya sengaja opname sambil membawa buku karena saya ingin opname untuk upaya mengatasi kendala kesehatan jasmani saya, tapi yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana kita juga bisa tetap enjoi dan bisa menikmati proses opname ini.Salah satunya adalah dengan membaca buku.

Dibuku tersebut halaman pertama saya tulis kapan ,dimana dan dari mana buku itu saya dapatkan dan mulai saya baca tanggal berapa dan momen apa.

Saya beragkat ke rumah sakit dengan suami dengan bersepda motor, dengan membawa surat rujukan sayapun mengikuti prosedur pemeriksaan di UGD termasuk sweb, stelah diinfus kitapun menuju ruang opnamre.

Suami diberi surat dan tas kusus untuk mengambil darah ke PMI yang nantinya untuk ditransfusikan ke saya, jadi saya ya sendiri diruangan yang memang sekamar untuk satu pasien .dan disebelahnya ada dipan untuk keluarga yang menunggu.

Sambil berteman tv  maka saya tetap koordinasi dengan teman -teman di madrasah dan mengikuti perkembangan informasi kefinasan, nah kesempatan ini sayaanfaatkan bedah buku yang saya bawa, 

Pada saat ada pemeriksaan dari perawat saya asyik menikmati buku yang saya baca beliau bertanya, Lo bu pasiennya siapa ?  Ya saya jawab," pasiennya ya saya, ini buktinya saya diinfus".Terus penunggunya mana ? " penunggu suami lagi ke PMI, ini saya ada teman ,si perawat tengak tengok penasaran, teman saya buku dan tv itu bu.

" O begitu, nanti kalau ibu perlu pantuan silahkan pencet tombol putih itu ya bu ! " 
Setelah suami datang Alhamdulillah darah yang kita butuhkan sudah didapat,dan kata perawat asih disesuaikan dengan suhu saya dan transfusinya nanti sore. Kebetulan hari kamis dan hujan sangat lebat.Skitar jam lima sore suami pulang ,mengkondisikan rumah.dan baru kembali setelah solat isyak.

Dan sekitar jam 19.00 perwat maduk dan memberi informasi bahwa sebentar lagi akan ada siraman rohani dari dari bapak kyai, sayapun menjawab iya mad, terimakasih.
Beberapa saat masuklah Yai Sodiq yang kebetulan juga kyai saya, begitu maduk yai juga kaget ketemu saya yang disitu, beliau bertanya" lo jenengan kok teng mriki to bu, gerah nopo,niki koncone sinten ? Saya jawab" niki yi  perlu transfusi darah, niki ayahe taksih wasul" kitapun berbincang - bincang dengan beliau. Dan pada saat itulah suami saya datang kita pun berdoa bersama mengaminkan doa yang dipanjatkan oleh yai.

Besuk paginya pemeriksaan dokter saya lagi bedah buku yang dari bapak prof.Ngainun Naim, si dokter yang ramah itu menyapa," Bagaimana bu kabarnya, tampaknya sudah lebih segar trus ini bapaknya mana? Lagi pulang dok, karena ada yang harus diurus di rumah, " o ,begiu, Alhamduillah bu hasil lab jenengan bagus dan fungsi organ organnya juga bagus, paling besuk sudah bisa pulang..

Sambil guyon si doktet bilang,""Jenengan itu pasien aneh buk, la pasien kok nyantai betul, si perawat menimpali sang dokter ,iya dok peran ganda jadi pasien dan penunggu. " kitapun tertawa bersama,sambil saya jawab, ya nyantai dengan menjalani dan menikmati proses pengobatan itu kan juga termasuk penunjang obat to dok,daripada kita sepaneng maka yang muncul suatu keluhan,tapi kalau kita coba menikmati prosesnya dengan mengambil ibroh dari adanya sakit maka kita sangat mengakui bahwa kesehatan itu adalah anugerah terpenting yang Alloh anugerahkan pada kita.
Si dokter melanjutkan kalimat saya," betul buk dengan sehat kita bisa beraktifitas apa saja ,tapi sayangnya kita kurang menyadari nikmat yang luar biasa itu, baru setelah sakit kita mengakui itu.

Semoga lekas sembuh ya buk, insyaalloh besuk sudah pulang.

# Manfaatkan waktu sehatmu sebelum sakitmu.
# Sungguh anugerah Alloh luar biasa termasuk nikmat menghirup udara segar yang masih kita dapatkan.




3 komentar: