Bagi orangtua anak adalah harta yang paling berharga dan tak ternilai hitungannya. Anak sebagai suatu amanah, anak sebagai suatu anugerah, anak sebagai suatu rizki dan anakpun juga sebagai suatu ujian.
Menyadari betapa besarya nilai yang dirasakan orangtua atas kehadiran buah hati tercinta, maka orangtua adalah satu-satunya orang yang mampu menerima apapun dan bagaimanapun kondisi putra putrinya, baik secara fisik maupun psikologisnya.
Ketulusan dan keiklasanya merawat kita menghapuskan rasa lelah menjadi hiburannya, menghilangkan kesibukan dan kerepotan mengurus kita menjadi suatu rutinitas yang dinikmatinya, bahkan tak jarang beliau meninggalkan saat makan dan minumya karena mengutamakan mengurus kita.
Orangtua satu-satunya orang yang paling peduli dengan kita dan ketulusannya bagai luasnya lautan yang tak bertepi, Beliau orang yang sangat kuat bisa merasakan ikatan batiniah kepada kita.
Orangtua akan tetap bisa merasakan dan membaca apa yang kita rasakan bahkan tanpa kita menceritakan. Beliau orang yang paling senang manakala putra putrinya mendapat suatu kesuksesan. Dan sebaliknya orang tua adalah orang yang sangat prihatin dan bersedih dalam kesedihan putra putrinya.
Orangtua adalah sosok yang tetap mampu menerima kondisi putra putrinya walaupun dalam kondisi putranya yang terpuruk dalam menghadapi ujian hidupnya.
Dekapan orangtua adalah tempat yang paling nyaman, tutur dan nasehat orang tua memberikan suatu penghiburan dan kenyamanan yang sangat kita butuhkan saat kita menghadapi suatu persoalan.
Ketulusan orang tua tiada bertepi dan tiada pamrihnya. Perjuangan dan pengorbanannya tiada megharap imbalanya. Maka sangatlah wajar manakala dikatakan bahwa doa orang tua memiliki suatu makna mendalam dan mustajab.
Nah, melihat kenyataan demikian besarnya nilai kita sebagai anak adalah harta yang ternilai bagi orangtua kita, trus bagaimanakah kita menempatkan dan memaknai nilai orangtua bagi kita.
Orangtua tiada pernah mengeluh dalam merawat kita bahkan disela kesibukanya, bagaimanah perlakuan kita sebaliknya?
Orangtua tiada pernah meghitung dan perhitungan dalam mengeluarkan biaya dalam mecukupi kebutuhan kita, trus bagaimanakah perlakuan kita sebalikya?
Orangtua tiada berharap balas budi dan tiada merasa direpotkan dalam merawat semua putra putinya, trus bagaimaakah perlakuan kita?
Orangtua akan rela untuk membanting tulang dan megabaikan kelelahan dan kerasnya perjuangan hidup demi anak-anaknya, terus bagaimana sebaliknya kepedulian kita terhadap mereka?
Seiring berjalannya waktu, tubuh yang kuat itu menjadi lemah, tua dan renta, kaki dan tangan yang kekar itu akan menjadi keriput dan tak berdaya, mata yang semula berbinar dan memuji ketampanan dan kecantikan pura putrinya akan menjadi kabur, telinga yang semula bisa mendegar tangisan dan keluh kesah kita menjadi kurang fungsinya.
Bahkan apapun kondisinya ,orangtua tetaplah orangtua yang harus tetap kita hormati, kita muliakan, dan kita beri kasih sayang dan perhatian.
Yang mereka butuhkan bukan balas budi dengan materi, tapi kerukunan kepedulian, perhatian dan kehagatan dari putra putrinya. Doa restunya sangat penting dan mustajab. Ridho Alloh tergantung ridho orangtua.
Maka dalam rangka upaya untuk mendidik menjadi anak solih solihah yang berbakti kepada orangtua, dan menanamkan bahwa doa dan restu oangtua itu penting. Maka kemarin saya mwnghadirkan siswa MI mafatihul Ulum Balesono kelas 6 skaligus orangtuanya ke madrsah dalam upaya untuk menyiapkan anak dalam menghadapi Ujian Madrasah tahun pelajaran 2020/2021 yang akan dimulai pada tanggal 29 Maret 2021.
Dalam acara tersebut selain sebagai upaya memaksimalkan usaha dalam menyiapkan anak secara dohir batin dalam meghadapi ujian ,tak kalah pentingya adalah upaya menyatukan hubungan! batiniah anak dan orangtua dalam tujuan yang sama.
Anak anak bersimpuh dan sungkem kepada orangtua masing - masing dengan menyampaikan permohonan maaf atas semua kilaf dan dosanya skaligus memohon doa restunya.
Saya menyaksikan betapa terharunya mereka, dengan terbata bata si anak mengungkapkan kalimatnya, dan orangtua dengan tulus mengelus kepala dan menciumi putra putrinya dan saling perpelukan dan saya yakin dalam lubuk hati terdalam, dalam lantunan kalimat lirih beliau panjatkan doa terbaiknya.
Saya lebih terharu karena ada dua siswaku kelas enam yang yatim yaitu nanda faruk dan nanda Kafi, bahkan yang satu adalah anak yatim yang belum pernah bisa menatap wajah ayahnya kecuali dalam foto atau dari gambaran cerita, karena oayahnya meninggal saat dia madih dalam usia tiga bulan dalam kandungan ibunya dia adalah nanda Faruk.
Sementara nanda Kafi ayahnya meninggal saat dia masih kelas 4.Saat itu saya menyaksikan sendiri si Kafi yang masih kecil dengan memakai baju koko putih berkopyah dan bersarung duduk bersila disamping jenazah ayahnya dengan membacakan surat yasin dan tahlil, juga ikut dalam menyolati si ayah.
Semoga anak anakku semua siswa Mi Mafatihul Ulum Balesono, jadi generasi hebat solih solihah dan berbakti kepada orangtuanya, ilmunya manfaat barokah dunia akherot.
Selamat menyongsong ujian Madrasah anak -anakku, Maksimalkan usaha dan doamu, dan doarestu orangtua dan gurumu turut menyertaimu, Semoga Alloh memberi kemudahan, hasil maksimal dal ilmumu manfaat barokah.Amiin Yarobbal 'alamiin.
Memo kls 6 th 2020/2021.
Faruk,Kafi,Dafin,Sirri,Ridho, Maya, Tika, Wulan, Talita, Ima, Prisna dan
Trenceng, 27-3-2021
Semoga menjadi penerus yang berbudi baik dan berilmu tinggi, amin.
BalasHapusAamiinnnn
Hapus