Senin, 21 September 2020

DESTINASI WISATA KEDUNG TUMPANG dan TARSAN

Terinspirasi dari cerita si kecil tentang kedung tumpang, maka saya ingat pengalaman dan kenangan berwisata yang pertama kali ke kedung Tumpang. 

Sekitar tahun 2016 kbetulan ada rapat kepala madrasah sewilayah KKM saya yang terdiri dari kec. Ngunut,  Sumbergempol dan Pucanglaban yang disingkat dengan KKM NGUMPOBAND. di MI Pucanglaban. Stelah selesai rapat kita lanjutkan untuk berwisata ke Kedung Tumpang yang memang tidak Jauh dan termasuk tempat wisata sedesa dan paling dekat. 

Kedung Tumpang merupakan destinasi wisata lau  di desa Pucanglaban kec Pucanglaban kabupaten Tulungagung. Arah tenggara dengan kabupaten Tulungagung. 

Keindahan Kedungtumpang memang sangat layak untuk menjadi pilihan berwisata alam. Waktu saya kesana yang pertama kali sekitar tahun 2016,saat itu masih awal awal dikenal dan lagi buming.

 Mulai masuk wilayah Pucanglaban banyak kita jumpai bener-bener yang memuat keindahan  alam dan penunjuk arah ke kedugtumpang, sebagai media promosi, Selain itu juga banyak bermunculan warung warung dan angkringan penjual minuman yang semuanya memuat gambar dan tulisan kedung tumpang. 

Dari ramainya informasi dan foto -foto keindahannya baik di bener maupun lewat media sosial,  membuat rasa penasaran untuk bisa langsung menikmati keindahan alam ciptang Allloh SWT ini. Saat itu jalan menuju lokasi masih dalam proses pengecoran sehingga kita yang boncengan terpaksa harus jalan kaki melewati jalan terabasan setapak, menerobos pekarangan warga.

Saat ini akses jalan arah pucanglaban bahkan sampai lokasi Kedung Tumpang sudah dibangun dan dalam kondisi bagus.

Sampai dilokasi kita disuguhi keindahan alam yang luar biasa, laut yang biru membentang luas, dengan deburan ombak yang besahutan dan buih putih ditepi tebing yang menggambarkan ombak yang menepi menabrak tebing. Itu masih gambaran keindahan laut yang kita saksikan dari atas. Kenapa dari atas?  Karena tempat parkiran kita diatas bukit yang bisa melihat ke arah laut. 

Adapun Kedung tumpangnya sebenarnya berupa kedung atau cekungan air di areal batuan alam dipelataran batu yang terukir alam dan sangat indah. Bagi orang yang memiliki nyali besar ada yang berenang di kedung ini.

 Tapi harus sangat hati-hati dan melihat kondisi alam apakah lagi musim pasang atau surut. Karena sewaktu waktu ombak datang membentur tebing sampai ke pelataran bebatuan yang sangat luas itu dan masuk kedung,  dan sering kita dengar ada korban yang terjebur ke laut karena keasyikan menikmati indahnya alam dan batuan yang memang sangat menarik dan indah untuk berfoto ria, sehingga kewaspadaannya terlupakan. 

Untuk bisa secara langsung menikmati keindahan kedung tumpang secara langsung dan dari dekat maka setelah kita sampai lokasi parkir kita harus menempuh perjuangan untuk menuju lokasi turun ke bawah dengan menempuh perjalanan kaki .
untuk menuruni gunung dan sampai bawah batuan lapang berjalan melingkari bukit sehingga ketemu kedungnya,  baru kita kembali ke tempat parkir naik yang lumayan menguras tenaga. Untuk itu disarankan yang turun ke bawah bagi yg benar benar kondisi badan fit. 

Bagi anak anak ,ibu ibu atau yang kondisinya tidak terbiasa menempuh jalan jauh sebaiknya cukup menikmati dari atas saja. 
Gambaran perjalanan saya turun ke kedung sebagaimana pada judul tulisan ini ""Kedungtumpang dan Tarsan"" itu sebenarnya menang pengalaman yang sangat mengesankas, membekas dan mungkin lelah dan tebusan kenikmatan sampai ditujuan masih terekam di ingatan. 
Kenapa saya ambil judul dengan Tarsan?  Karena tarsan identik dengan tokoh yang bergelayutan dipohon. Nah kalau mau turun kita siap menjadi seperti tarsan. 

Sampai di lokasi parkir dari grup Ngumpoband terbagi menjadi tiga, yang satu kelompok cukup menikmati indahnya alam dari gubuk-gubuk yang diiringi semilir angin dan es degan yang siap santap. 

Kelompok kedua  saya berempat, dengan pak Muhaimin, Pak Rodi dan satu guru MI Pucanglaban menempuh jalan turun darijalur sebelah kanan dulu. Dan kelompok ketiga menempuh jalur turun dari kiri. 

Perbedaan dari kedua jalur ini,  bila yang kanan maka kita turun tajam kalau dari kiri jalan turun gunung landai.

Grup saya dari kanan yang turun tajam. Begitu turun kita memang dihadapkan pada medan turun 45 derajat dan saya harus merayap,  nah baru ketemu tambang besar bersimpul simpul kalau orang jawa menyebutnya majun, yang ditalikan pada pohon sarana kita bergelayutan menuruni tebing dengan kemiringan lebih ekstrim  90 derajat, 

Laksana tarsan kita bergelayutan kira kira lebih dari 10 m kita ketemu jalan menurun biasa dan ketemu tali bersimpul atau majun lagi dan seperti tarsan bergelayutan lagi berulang tiga kali jadi tarsan terus kita turun sampai bawah kita jumpai batuan datar, dibawah pohon pring dan ori kita menyusuri jalan sampai kita ketemu ada air terjun dan arah kita berbelok melingkari gunung di batuan mendatar, yang terhampar luas langsung berbatasan dengan laut lepas. 

Subhanalloh Indahnya, seolah kelelahah bergelayutan laksana tarsan sirna terbayar oleh hipnotis keelokan hamparan batuan yang seolah terukir alam dengan deburan ombak. 

Antara rasa kagum dan ada rasa ngeri karena langsung berbatasan dengan laut lepas yang ombaknya bisa juga besar sampai pinggir tebing tinggi yang kuta turuni tadi. 

Dari semua wisatawan tidak ada yang melewatkan keelokan smua lokasi yang bagus untuk berfoto ini. 

Perjalan di hamparan batuan berukir ini lumayan jauh kira kira ada 2 km untuk bisa sampai di kedung yang merupakan puncak keindahan yang dikenal dengan sebutan kedung tumpang.

 Kedung itu berupa suatu cekungan atau semacam danau di bebatuan yang berbentuk lonjong kira dengan diameter 10 m, dengan air biru dan indah sekali ditambah buih dari ombak menatap tebing yang masuk ke kedung itu. 

Waktu saya sampai di kedung itu ada bule yang berani berenang disitu. Dan yang harus kita waspadai adalah kondisi laut sedang oasang atau surut. Karena kalau sedang oasang maka ombaknya bisa sampai melewati kedung bahkan sampai di perbukitan batu. Selain itu kita juga berhati-hati untuk berfoto dan berselfi ria skedar mengambil latar deburan ombak yang memutih bagai buih. 

Kita berpapasan dengan teman-teman yang mengambil jalur turun dari arah kiri yang menuruni tebing yang landai tapi ya lebih lama sampai bawah. Kita bergabung,  melepas kelelahan dan berbagi sisa-sia air dan bekal jajan yang kita bawa. 

Merasa cukup dalam beristirahat,  grup kita melanjutkan perjalanan ke atas menuju pos parkir,  Kalau turunnya kita bergelayutan laksana tarsan tapi tidak begitu menguras energi maka sekarang kita laksana penjelajah yang berjuang untuk bisa menaiki bukit. dan cukup menguras tenaga,

Dari keempat anggota kita ada pak Rodi yang pistur tubuhnya tinggi besar sehingga untuk naik ini cukup berat,  bahkan beliau mau pingsan dan bekal air kita sudah habis,  untung ada dua orang dari jombang yang baik hati membantu dan memberi kita air. 

Dengan perjuangan yang berat sampailah kita digubuk pedagang, yang menyediakan semacam gubuk  dan panggung untuk istirahat, kitapun istirahat disitu menunggu energi oak rodi membaik. 

Etelah dari gubuk pedagang itu ,  kita masih harus naik lagi untuk sampai pos pertama di gubuk parkiran tempat teman teman kita yang memilih penikmat alam dar atas. 

Sungguh saat menulus ini seolah kita menempuh perjalanan itu lagi dan menghela napas dan seolalah kita lega dan melepas napas panjang tanda sampai di start oarkiran berkumpul grup yang lain. 

Adapun grup yang kedua kita masih agak menunggu lama dan masih terbayang bagi saya mereka pasti masih berjuang untuk menaiki tebing dengan majun tadi laksana pemanjat tebing Dan tentunya lebih berat daripada kita yang cukup merisot dengan tali seperti tarsan

Sampai saat ini saya sudah lebih dari tiga kali ke kedung tumpang tetapi untuk turun ke bawah buat saya cukuplah terwakili dengan kunjungan yang pertama selebihnya cukuplah penikmat dari atas saja, itupun sudah sangat indah, terlebih sekarang sudah ada pohon - pohon yang rindang dan wahana berfotoria, tempat mainan anak.

Sebagai pecinta wisata alam kususnya laut ,saya merekomendasikan  wisata alam ke daerah pucanglaban  bisa  jadi pilihan. Karena selain di kedungtumpang kita juga bisa ke destinasi wisata yang disebut pantai pacar dan pantai tambak .

Di Tambak ini kita bisa menikmati pantai dengan pasir putih dan bermain air laut dan disitu juga kita temukan aliran pertemuan air dari sungai yang bermuara ke laut. Kita juga akan melewati tambak udang. 

Selamat menikmati wisata alam KEDUNG TUMPANG DAN IKUTI SENSASI JADI TARSA BERGELAYUTAN, ,  dari coretan saya DAN BUKTIKAN KE LOKASI PASTINYA LEBIH MENARIK. 

SELAMAT BEREFRESING RIA.... 





 

Minggu, 20 September 2020

CERITA SI KECIL. ke KEDUNG TUMPANG.

Pada hari Sabtu tanggal 12 September 2020 putri kecilku yang masih kelas satu ikut mbak pipit dan temannya mbak Arini dari Trenggalek ke rumah Keysa si keponakan imut anaknya mbak Ati di Pucanglaban. 

Ini merupakan pengalaman dia pertama kali menginap disana tanpa bersamaku. Sbenarnya saya khawatir kalau malamnya tidak bisa tidur atau mencariku, tapi sebelum berangkat justru dia yang meyakinkanku bahwa dia tidak akan menangis, tidak merepotkan dan dia bilang mau belajar mandiri. 

Sejak pagi dia memilih baju ganti , tidak lupa buku bacaan dan buku ngaji, baju tidur dan sikat gigi juga sudah dia siapkan. 
Dia menginap semalam, dan siangnya diajak ke kedung tumpang,  kebetulan rumah keysa sudah dekat dengan kedung tumpang sekitar 3 km. 

stelah pulang si kecil saya pancing untuk bercerita. Diantara cerita seperti ini. 

Pada malam minggu kemarin saya ikut mbak pit dan mbak arni  menginap di rumah keysa di pucanglaban dekat dengan laut. Ini pertama kali saya kesana tidak dengan ibukku. Jalan ke rumah keysa melewati gunung. Jalannya berbelok belok. Di jalan saya oleh mbak Arini diajak bernyanyi naik nak kepuncak gunung. Tapi dikiri dan kanan bukan pohon cemara tapi pohon jati. 
Aku senang sekali ketemu keysa yang imut. pipinya seperi bakpau kesukaanku. Keysa sudah sekolah di paud. Malam ibukku tilpun, aku mau menangis ingat ibuk dan ayah., tapi aku tidak jadi menangis karena i saya tadi berjanji tidak menangis dan ingin belajar mandiri. 

Siangnya aku diajak rekreasi ke kedung tumpang bersama keysa ,mbak Ati,  mbak pit dan mbak Arini. 

Rumah keysa dekat dengan kedung tumpang. Aku senang kesini, bisa melihat laut yang sangat luas. Airnya berwarna biru. Ada suara ombak. Ada gunung ada ayunan, ada gubuk untuk berteduh sambil melihat laut. 
Aku membeli es degan kesukaanku, tiba-tiba aku ingat ibuk dan ayah karena aku pernah diajak ayah dan ibuk kesini. Aku dan keysa bermain ayunan,  foto-foto dan di gubuk aku hampir tertidur karena anginnya seperti di sawah. 

Kata ayahku yang menciptakan laut gunung dan alam adalah Alloh, maka kita harus bersyukur kepada Alloh. 
Itu pengalamanku kerumah keysa tidak dengan ayah dan ibukku. Tapi bersama mbak pit. Aku ingin belajar mandiri.. Dada




Sabtu, 19 September 2020

SELAMAT HARLAH LP MAARIF NU KE 91

Hari ini Sabtu tanggal 19 September 2020 merupakan hari bersejarah bagi LP. maarif NU yang ke 91. dengan tema "SEMAKIN MANTAP BERHIDMAH UNTUK NEGERI"

Di madrasah kami yang bernaung dibawah naungan  LP maarif kabupaten Tulungagung juga mengadakan beberapa kegiatan diantaranya,  tadi pagi bapak dan ibu guru mengadakan kegiatan kebersihan madrasah. Sementara anak anak tetap mengikuti kegiatan pembelajaran jarak jauh seperti biasanya. 

Dan malam ini setelah magrib anak anak dan keluarga mengadakan kegiatan yasin tahlil dengan keluarga dalam rangka harlah maarif NU ke 91.

Selain berdoa dalam rangka harlah maarif NU tak lupa berdoa untuk para muassis dan pendiri dan para pejuang dan orang - orang yang berjasa kepada madrasah kita. 
Tak lupa kita berdoa dan berharap semoga para guru, pengurus, komite dan semua siswa dan keluarga besar madrasah dan semua siswa dan alumninya senantiasa dalam keridhoan dan tuntunan Alloh,  sehingga menjadi generasi yang hebat dan sukses dunia akherot. 
Progam untuk doa bersama dengan keluarga mendapat sambutan yang cukup positif dari wali murid,  terbukti dengan kiriman foto kegiatan, 

Dari foto-foto yang dikirimkan ada yang membuat saya trenyuh dan sangat terketuk yaitu manakala, pembacaan yasin tahlil dipimpin oleh mas alwi putranya almarhum yai subhan yang masih kelas 3. Adapun jamaahnya kakak dan adiknya. Mas alwi merupakan satu satunya anak laki-laki dari yai subhan dari ketujuh saudaranya yang enam semuanya perempuan dan semua masih sekolah. 

Yai Subhan merupakan putra dari mbah Kh. Abdul Ghofur pendiri madrasah kita dan tokoh pejuang islam pada zamannya. Dan saya pernah mendengar bahwa mbah yai Abdul Ghofur dulu pernah mondok sepondok dengan KH. Abdurrohman wakhid. 
Di madrasah kita waktu yai Subhan tasih sugeng, kegiatan keagamaan dalam bimbingan beliau, dan kita setiap jumat pagi mengadakan yasin tahlil untuk mendoakan para pendiri,  pejuang, guru-guru yang pernah di madrasah kita dan juga para santri dan semua alumninya.

selain itu untuk melatih anak anak kita untuk mendoakan orang tua dan guru gurunya, semua dalam upaya membimbing menjadi generasi yang solih solihah. Dan kegiatan ini terus kita lestarikan.
Selamat HARLAH LP MAARIF NU KE 91
semoga se makin mantap berhidmah untuk negeri. 
LP MAARIF  NU TULUNGAGUG SEMAKINN JAYA.

Selasa, 15 September 2020

PEJUANG TAHAJUT

Beberapa hari ini ada sebuah pertanyaan yang saya belum tau jawabannya, pertanyaan itu muncul saat saya takziah ketempat tetangga,  disana bertemu ibu-ibu,  dalam perbincangan kami ada yang bertanya,  bu,  jenengan lekne enjing skitar jam 3 niko nate mireng mbah kakung yang mengajak tahajut?  Beberapa hari ini kok tidak terdengar lagi, kenapa ya?

Dari pertanyaan itu, saya juga  sama penasaran dan muncul pertanyaan,  dan pernah kita bincangkan dengan suami,  dan dikatakan itu dari tetangga desa kita, diperkirakan dari sambijajar. 

Dimanakah kau mbah kakung yang kusebut mbah kung pejuang tahajut,  karena setiap pagi skitar jam 03.00 pasti kita dengar beliau mengaji dan menyampaikan ajakan tahajut dengan suara khas agak serak dengan nada yang rendah dan tidak mengagetkan. 

Kami yang bisa mendengar suara "" JUT TAHAJUT, JUT TAHAJUT"" rindu akan sapaanmu, andai penjenengan sakit semoga cepat sembuh, andai penjenengan tindak an semoga selamat dan cepat bisa menyapa kami lagi,  dan andai penjenengan ada urusan semoga cepat terselesaikan dan diberi kemudahan oleh Alloh. Dan andai penjenengan sudah berpulang, semoga husnul kotimah. 

" Orang baik keberadaanmu dibutuhkan,  ketidak hadiranmu jadi bahan pertanyaan, dan ketiadaanmu akan tetap kami kenang"

Monggo selagi Alloh masih memberi kesempatan kita sempatkan punya amalan istiqomah. 

Trenceng 2020



Jumat, 11 September 2020

IKATAN PERSAUDARAAN TIDAK TERPISAH OLEH JARAK DAN WAKTU.


Alhamdulillah bisa berkumpul bersama dg b. Adah dan b. Badriyah, yg mana kita dulu di era 90 an  disatukan jadi saudara lewat tempat tugas mengajar di MI Islamiyah Pandansari yg kemudian jadi MIN Pandansari dan sekarang jadi MIN 3 T. Agung. 
Sekarang kita smua berpisah ketempat tugas masing masing, namun rasa persaudaraan dan silaturrohim kita Alhamdulillah tetap terjalin, terlebih stelah kita punya grup di WA alumni kluarga MI Jati yang anggotanya para guru yang pernah mengajar disana seangkatan kita,  yg walau sekarang MI Islamiyah itu sudah dimerjer, jadi MIN 3 dan disana sekarang sudah ada MTS Abdul Qodir. 

Bagi kami bukannya suatu nama, tapi rasa senasib seperjuangan, rasa memiliki karena kita termasuk pelaku sejarah di tempat itu. Kami disatukan oleh sebuah ungkapan atau pesan dari bpk H. Ridwan Efendi yg  jd kepala madrasah kita waktu itu yg tetap kita ingat jargon JAS MERAH ( jangan melupakan sejarah)  kiranya itu yg tetap mengeratkan persaudaraan kita. 

Diantara kami alumni kluarga mi jati itu ada saya yg kebetulan alumni dr MI Islamiyah Pandansari yg stelah lulus PGA th 92 langsung mengajar disana alhamdulillah tetap disana dan mulai 2009 mutasi ke MI Balesono, , ada p. Solekan yg dr kesambi bandung tugas disana lumayan 10 th sekarang di MI Jatisalam Pakel t. Agung, b. B. Adah dan p. Hari mustakim yg waktu itu lulusan PGSD yg th 2001 akirnya dapat SK untuk jadi guru SD,  b. Adah tugas pertama di SD terpencil di bibir pantai brumbun yg waktu itu muridnya kla 1-6 ada 17 dan sekarang jadi kepala SD di daerah Tanggung gunung. 

Kalau p. Hari Mustakim yang kemudian jadi CPNS tugas pertama di Baran kediri yg sekarang menjadi kepala di salah satu SD wilayah ngunut. trus b. Badriyah skitar 2004 mutasi RA daerah rejotangan dan sekarang di RA sumberjo, ada juga b. Umi bariroh yg sekarang tugasnya di MIN rejotangan,  b. Hamidah yg kemudian mutasi ke MI boro,  dan ada saudara kita yg juga tetap terjalin silaturrohimnya walau jarak dan waktu sangat jauh dg kita yaitu di Madinatul munawaroh,  yg selalu turut mendoakan kita dari tanah suci. Mudah mudahan nanti kita dipertemukan dg p. Din di tanah suci ini amiin. 

Untuk smua para bpk ibu yg pernah atau masih berjuang di MI Jati Pandansari atau MIN 3 t. Agung, semoga senantiasa mendapat limpahan rohmah taufik hidayah dan inayah Alloh. Dan bagi bapak ibu yg sudah berpulang semoga senantiasa mendapat magfiroh Alloh dan perjuangan penjenengan jadi amal solih fidunya wal akheroh, amiin
Diantara bpk ibu guru era 90 an yg sekarang masih sugeng bpk. H. Ridwan efendi,  bpk,  yazid, bpk umarlan,  b. Malikah, p.soli, p marlin, p ahmad suwito, 

Adapun yg sudah sedo ibu marfuah, p. Malik,  p. Kateni, p. Basori ,p nurrohman, utuk beliau lahumul fatihah. 
Dan untuk para siswa alumni dari MI Isliyah, MIN Pandansari dan juga Mts Abdul Qodir smoga senantiada dlm lindungan dan penataan Alloh. Amiin

Salam santun kami untuk smuanya,... Para alumni guru atau siswa mi jati dan mts abdulqodir Jati Pandansari.Saudara tetap walau beda tempat,  jas merah tetap dihati, smg hidup kita manfaat dan barokah.dan smoga lembaga mi dan mts Abdul qodir smakin berjaya dan bermanfaat untuk umat Amiin.
Dan untuk Almarhum bpk Kandi yang baru berpulang kerohmatulloh,  mugi pikantuk magfiroh dan tergolong husnul kotimah lahul faatihah. 

Selasa, 08 September 2020

REFRESING ALA PETANI



Kemarin sore stelah mengantar si kecil untuk mengaji kita mampir sawah .Tanaman kita dan mayoritas di skitarnya adalah jeruk purut atau disebut juga jeruk daun. Disebut jeruk daun karena yang dipanen adalah daunnya. 

Melihat perkembangan tanaman,  bisa menjadi wahana rekreasi tersendiri bagi penanamnya, karena ada suatu rasa senang dan puas atas hasil kerja kerasnya,  terlebih dari itu suatu rasa syukur kepda Alloh atas nikmatnya. 

Si petani hanyalah berusaha melakukan upaya perawatan dan selebihnya untuk hasil,  yaitu rizki yang Alloh berikan kepada kita. Tidak sedikit kita melakukan suatu kegiatan yang sama dengan upaya dohiriah yang sama, hasilnya bisa berbeda. 

Hal ini bisa juga dipengaruhi suatu rasa hati bagi perawatnya, Orang yang melakukan sesuatu didasari rasa senang dan nyaman yang mungkin dipengaruhi suatu bidang yang menjadi hobinya,  maka dalam melakukan sesuatu dengan tulus dan enjoi tanpa adanya suatu keterpaksaan, sehingga semua proses akan bisa dia nikmati. 

Sebaliknya seseorang yang melakukan sesuatu karena mengikuti trend atau coba coba tanpa ada niatan menekuni,  maka dalam meakukan sesuatu tidak bisa setotal  seperti  karena suatu hobi atau kesadaran sendiri. Sehingga kadang kali dalam sekali berusaha dan hasolnya tidak sesuai harapan mudah putus asa. Dan akan beralih pada bidang usaha lainnya. 

Ilmu seorang petani itu,  ibarat belajar dari suatu pengalaman yang ditekuni, dari uji coba,pengamatan dan juga bisa  dari pertukaran pengalaman sesama teman. 
Tahan uji dan pantang menyerah itu adalah modal usaha seorang petani dan tentunya juga modal dana. Petani sebagai profesi yang menghasilkan barang maka dalam setiap memulai usaha pembibitan atau pengolahan lahan, perlu modal baru,  beda dengan usaha bidang jasa yang dibutuhkan keahliannya. 
Untuk petani jeruk purut atau jeruk daun maka pembibitan cukup sekali di awal dan seterusnya tinggal perawatan, misalnya mengairi,  memupuk, membasmi hama dengan rajin menyemprot maka dalam kurun waktu kira kira lima bulan bisa panen,  dan biasanya itu sudah 3 atau 4 trubus. 

Trubus adalah istilah seminya daun jeruk. Sennsasi ditengah kebun jeruk yang terhampar luas  nuansa hijau segar di sore hari memiliki sensasi tersedirilaksana di kebun teh,  terlebih bila memiliki gubuk di sawah. 
Gubuk adalah semacam pos kamling yang dibangun di sawah sebagai tempat berteduh atau untuk tempat sarapan bagi orang yang bekerja di sawah. Sungguh kita ikut sarapan di sawah itu memiliki suatu kenikmatan yang berbeda dengan makan di rumah,  walaupun menunya biasa ala orang desa dan bisa juga dengan sayur blendrang. Dan bicara blendrang kita semua masih sangat hangat dalam ingatan,  karena dalam grup menulis kita ini baru mengangkat tema tentang blendrang dan akan dibukukan. 

Refresing yang menimbulkan rasa senang bagi orang pedesaan bukan semata-mata dari nilai uang yang dihasilkan tapi saat prosespun bisa jadi lahan refresing,  terlebih manakala hasilnya baik dan sesuai harapan. 

Petani terbiasa untuk memiliki pribadi lapang dada karena semua hasil usahanya baik itu sukses atau gagal,  dan bisa juga hasil panennya bagus tapi dari segi harga yang anjlok maka akan mempengaruhi penghasilannya.

 Dengan kondisi yang demikian para petani tetap bersyukur dan tidak menyerah. Hal ini bisa dikarenakan para petani tidak ada pilihan lain untuk melakukan suatu bidang usaha lain atau memang karena suatu kesadaran bahwa rizki yang diterima harus tetap disyukuri dan juga rasa qonaah itu melandasinya, sehingga manakala berada pada kondisi kesuksesan mereka tidak berlebihan menyikapinya dan manakala dalam kondisi kurang beruntung,merekapun tidak terpuruk dan tetap dalam koridor bersyukur. 

Dan seiring dengan perkembangan zaman yang dipengaruhi oleh tehnologi dan informasi para petani juga semakin canggih, kalau dulu menjadi petani bisa karena suatu keturunan atau meneruskan jenis usaha yang dijalani orangtua,  dan jarang generasi muda yang mau menekuni bidang pertanian ini, sehingga para orangtua yang bertani tidak memiliki generasi penerus, sehingga lahan yang dimilikinya disewakan untuk diolah orang lain. 
Tapi sekarang di daerah saya banyak petani muda yang yang dengan bangga meyebutkan profesiya sebagai petani,  mereka  beriofasi menanam dengan tanaan yang lebih meghasilkan,  dan dengan kreatif melihat peluang .Mereka berani keluar dari zona nyaman dari skedar menanam seperti petani tempo dulu yang rutinitas dan jenis tanamannya sama dan memilih yang ringan biayanya,beralih kepada jenis tanaman yang lebih menjanjikan hasil misalnya,  menanam lombok,  melon,  semongko atau lainnya.  

Paradigma para petani muda, mereka berorentiasi pada hasil usaha bukan skedar rutiinitas menanam, sehingga berani melakukan inofasi dan berani tampil beda atau usaha yag tidak sama dengan sekitarya, dan tentunya berani dalam mengambil resiko biaya dan yang terpenting siap mental untuk menerima kesuksesan dan kegagalan usahanya. 

Salam salut tuk para petani,  dengan profesimu bisa memenuhi kebutuhan penduduk negri ini. 

Dan kamipun bangga jadi petani.dan kami juga bangga jadi orang desa. 

Mari berkarya sesuai profesi kita masing-masing,  semoga Alloh melimpahkan kelancaran dan keberkahan rizki kepada kita semua. Amiin

Minggu, 06 September 2020

Puisi Si Kecil Tentang ""COVID- 19.""


Kemrin si kecil saya tunjukkan adanya lomba menulis puisi yang dikirim bpk. Prof Ngainun Naiim di grup maarif menulis.  Tampaknya dia tertarik,  Yo kita coba belajar, ...anak ibuk( panggilan yang dia suka) kira kira mau pilih yang mana?  Ada 3 pilihan, tentang literasi, pendidikan atau tentang covid -19. Dia tertarik tentang covid 19.

Saya kasih informasi, nanti anak ibuk yang menyampaika apa saja  yang ada difikiran tentang covid 19 seperti kemarin membaca puisi tentang gebyar gebyar , tapi disini  anak ibuk tidak membaca tulisan tapi langsung menyampaikan apa yang  difikiran tentang covid 19. Apa saja sepertti kalau kita cerita,  ibuk yang menuliskan apa yang anak ibuk ucapkan tapi jangan cepat cepat ya, ibuk bisa ketinggalan menulisnya. 

Nah kita beri judul apa ya... Biar anak ibuk dalam menceritakan tetap ingat tentang masalah yang akan kita cerikan... Akirnya dia menyampaikan judul ""WAHAI COVID""
sebelum mulai berpuisi yang langsung dia karang saya ingatkan,  kalau membaca puisi setelah judul disebutkan pengarang atau karya, sambil kita kasih contoh  GEBYAR-GEBYAR karya Gomloh ,saya pilih contoh ini karena dia baru membaca petikan lagu gebyar gebyarnya Gomloh dalam bentuk puisi, di vidio lomba kemerdekaan di madrasahnya. 

Bagaimana siap memulai?  Ibuk juga siap menulis. Dia berdiri seolah membaca puisi dengan memegang kertas kosong. Dan inilah luapan si kecil tentang covid -19. 

               WAHAI COVID- 19
   karya: Mufidatus Salma Hamda Syauqiya
         Kelas 1,MI Mafatihul ulum Balesono

Wahai covid-19
Kenapa kau menyebar di Indonesia
dan semua orang menjadi takut
Para dokter dan perawat di rumah sakit
Berusaha meyelamatkan orang-orang yang kena covid. 

Wahai covid-19.
Gara-gara engkau semua orang takut bepergian
Gara gara engkau setiap orang harus memakai masker kemana-mana
Gara-gara engkau kita tidak boleh berkumpul
Gara gara engkau kita tidak boleh berdekatan
Dan gara gara engkau, kia tidak boleh masuk sekolah. 

Aku ingin seperti dulu
Yang aman,  tenteram, dan bermain dengan teman -teman
Terus kenapa kau tega sekali
Membuat kami takut dan susah
Dan banyak korban yang meninggal karena kau covid 19.

Kami berusaha melawan kamu covid -19
Kami tidak menyerah
Kami disiplin memakai masker
Kami rajin mecuci tangan memakai sabun
Kami tidak berkerumun
Kami selalu menjaga jarak
Semua untuk memutus penyebaranmu covid 19

Wahai kau covid- 19 segera kau pergi
Aku ingin sekolah lagi
Aku juga ingin ketemu dan bermain dengan kawan kawanku
Aku juga ingin bertemu guru-guruku

Buguru, Aku kangen
Kenapa belajarku tidak bersama teman temanku
Kenapa belajarku hanya lewat hp
Kapan kita bisa masuk sekolah seperti dulu
Aku ingin bertemu buguru
Memakai seragam dan tas baruku
Aku ingin tau dimanakah tempat dudukku

Buguru, aku kangen denganmu 
dan ingin bermaiin dengan teman-temanku
Aku ingin bersekolah dengan riang gembira dan juga bermain dan belajar bersama

Untuk itu segeralah kau pergi ya covid- 19 !

_-_------------ 
Trenceng ,6 september 2020
Inilah luapan si kecil tentang emosiya terkait covid 19.









Kamis, 03 September 2020

KEMBALINYA PERAN KELUARGA DIMASA PANDEMI COVID-19.

Sejak mewabahnya covi19 yang berawal dari kota Wuhan Cina yang akirnya menyebar ke negara-negara di dunia termasuk di Indonesia maka mulai pertengan bulan Maret 2020 ,pemerintah mengeluarkan brbagai kebijakan dalam upaya memutus rantai penyebaran covid 19 ini. 

Masyarakat dihimbau untuk tetap di rumah,  bekerja dari rumah, belajar dari rumah, beribadah dari rumah,  berbagai sosialisasi protokol kesehatan seperti pakai masker,  cuci tangan sbelum memasuki suatu tempat ,jaga jarak ,dan penyemprotan disinfektan serta handsanitaiser  terus digaungkan dengan memanfaatkan berbagai media baik elektronik,  media sosial maupun media cetak. 

Istilah istilah dengan bahasa inggris seperti sosial distanting,  psical distanting yang bersliweran didengar di tv, radio media sosial, banner2  disetiap sudut sampai pedesaan dan bahkan portal poirtal baik dari bambu besi kayu terpasang di perempatan oertigaan dan semua akses jalan keluar desa semua tertutup bahkan akses jalan terabasan yang melewati jalur sungai, sawah dan antar rumahpun juga terpasang pirtal dengan terpampang pesan di bener terkait protokol kesehatan penanganan dan pemutusan covid 19 ini. 

Sosialisasi dengan istilah istilah bahasa asing bagi masyarakat luas kususnya di daerah pedesaan dengan latar belakang pendidikan menengah kebawah atau daerah tertinggal bukan hal yang mudah, terlebih untuk menabamkan krsadaran pembiasaan budaya baru .

misalnya pakai masker jaga jarak, hindari kerumunan dan yang sulit diingat adalah untuk merubah pembiasaan menahan dari berjabat tangan, karena ini adalah kebiasaan yang sudah sangat melekat bagi bangsa Indonesia yang merupakan salah satu ciri khas keramah tamahan masyarakat kususnya bagi umat islam. 

Terkait hal hal tersebut adanya pandemi Covid-19 juga mengembalikan peran irangtua dan peran rumah yang sejatinya. Dalam pandangan agama islam, Rumah bukan hanya berfungsi sebagai tempat berlindung dari panas dan hujan tapi memiliki peran dasar yang sangat penting diantaranya. 

Pertama:Rumah sebagai suatu Madrasah atau sekolah, karena dari rumah inilah pertama kali anak anak mendapat pendidikan dari bayi bahkan prenatal,  dan orang tua atau anggota keluargalah yang jadi guru pertama dan utama. 

,jadi dengan adanya pandemi anak harus belajar dari rumah,  dan orangtua atau anggota keluarga yang jadi guru pendamping sejatinya menyadarkan dan mengembalikan bahwa peran sebagai guru sejatinya adalah orangtua. Bahkan dalam peran orang tua dengan berbagai latar belakang pendidikan dan profesi harus berperan menjadi guru, ternyata bukan hal yng mudah dan justru ini yang bayak dikeluhkan para orng tua dalam setiap pembicaraan. Dan disini juga meyadarkan baha peran jadi guru bukanlah hal yang mudah terlebih dar sisi tnggungjawab dunia akherot. 

Peran rumah yang kedua sebagai masjid / tempat ibadah.selain rumah menjadi tempat untuk menuntut ilmu atau madrasah,  tapi juga tempat untuk beribadah mengamalkan ilmu dan beribadah, mengaji di rumah,  solat jamaah di rumah dan lainnya,  dan disini oragtua sebagai imam dan anak sebagai makmum. Masa pandemi ada anjuran untuk beribadah dari rumah sejatinya ini memang juga peran keluarga dan rumah sehingga tauladan da uswatun hasanah dari orangtua memegang peran yang pentig. .

Peran yang Ketiga ,rumah adalah tempat yang aman dan nyaman bagi penghuninya bahkan disebutkan rumahku adalah surgaku.adanya pandemi ada anjuran untuk bekerja dari rumah sehingga orang tua yang biasanya sangat sibuk untuk aktifitas di luar rumah, dan kurang memiliki waktu untuk keluarga menjadi dekat dan banyak waktu untuk keluarga, sehingga diharapkan lebih menguatkan kembali jalinan hubungan orang tua dan anak dan anggota keluarga lainnya,  sehingga tercipta suasana rumah yang nyaman dan penuh kehangatan. 

Anjuran untuk menyiapkan tempat cuci tangan di depan rumah atau sering cuci tangan ini mengingatkan kita betapa pentingnya bagi kita sebagai umat islam intuk menjaga kebersihan dan yang lebih utama adalah menjaga wudhu, dalam wudhu tidak hanya mencuci tangan saja tetapi anggota tubuh yang lain dan tentunya banyak hikmah dari wudhu iantaranya dengan menjaga wudhu berarti kita selalu dalam kondisi suci. Sugguh dalam ajaran islam sudah sangat lengkap, dan memang benar islam menjadi rohmatal lil almiin. 

Semoga wabah pandemi covid-19 ini segera berakir agar semua sisi kehidupan bisa normal kembali, dan semoga kita bisa mengambil hikmahnya ,amiin. 








Selasa, 01 September 2020

BUKU BERMAKNA DAN PERJALANANNYA oleh: Komsiyah S,


Tadi sore di sbuah lemari perputakaan mini keluargaku,  perhatian saya tertuju kepada salah satu buku bersampul coklat dengan judul "Paradigma Baru PEMBELAJARAN KEAGAMAAN di Madrasah Ibtidaiyah " dengan editor b.ibu Neneng Habibah. 

Buku ini buat saya sangat berharga dan memiliki suatu sejarah tersendiri. Setelah beberapa hari yang lalu saya membaca tulisan Prof. Ngainun Naim yang membahas tentang Antologi,  maka buku ini tergolong sebuah buku Antologi karena di dalamnya berisi 10 penulis dengan karyanya masing-masing. 

Buku ini diterbitkan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jl. Rawa Kuning Jakarta.diterbitkan tahun 2008.
Dalam Kata sambutan dibuku ini, bpk Kepala Balai Litbang Penelitian dan Pengembangan Jakarta,  Bpk H. Imran Siregar menyampaikan, bahwa kehadiran buku kumpulan karya tulis ilmiah guru madrasah Ibtidaiyah perlu disambut, sebagai salah satu upaya  mensosialisasikan hasil pemikiran dan kajian para guru yang diangkat dari pengalaman mereka sehari-hari dalam bentuk karya tulis ilmiah.
 
Melalui penerbitan buku ini diharapkan  dapat menumbuhkan minat dan kreatifitas guru lainnya dalam menuangkan pemikiran dan pengalamannya dalam sebuah buku. 

Dalam buku ini memuat sepuluh karya tulis ilmiah terbaik hasil lomba penulisan karya tulis ilmiah bagi guru Madrasah Ibtidaiyah yang diselenggarakan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta tahun 2007.

Kesepuluh naskah terbaik tersebut merupakan hasil seleksi dari 345 naskah dari peserta se Indonesia. Tim Penilai terdiri dari berbagai unsur, antara lain praktisi pendidikan, dosen dan Peneliti. 

Saya bersyukur bisa mendapatkan buku yang sangat berharga ini,  karena dalam buku inilah pertama kalinya karya penelitian saya turut  dimuat. Berarti ini adalah buku antologi saya yang pertama kali. 

Memegang buku ini saya teringat waktu itu lewat tilpun sekolah saya mendapatkan tilpun yang katanya dari Balai Penelitian Keagamaan Jakarta, yang menyampaikan bahwa karya tulis yang saya kirim ke ajang lomba karya tulis bagi guru Madrasah Ibtidaiyah Balai Penelitian dan Pengembangan Keagamaan Jakarta , masuk dalam sepuluh nominasi terpilih dari 345 peserta dan diundang untuk presentasi ke Jakarta . Saya dikasih alamat tempat presentasi di gedung asrama haji Jakarta.  yang nilpun saya waktu itu Ibu Neneng Habibah. 

Antara percaya dan tidak, saya menanggapi tilpun ini. Dan waktu undangan presetasinya masih ada waktu  dua minggu. Selain itu saya juga belum berpengalaman untuk presentasi,  belum bisa membuat power poin sebagai bahan presentasi bahkan untuk mengoperasikan komputer,  maklum waktu itu saya belum memiliki komputer atau laptop. Sehingga dalam membuat tulisan saya tulis tangan dengan tulisan yang kadang kala saya juga tidak bisa lagi membacanya,  lalu kuta bawa ke rentalan pengetikan. 

Masih antara percaya atau tidak,  tiga hari dari tilpun pertama saya ditilpun lagi oleh ibu Zulaikah juga dari Balitbang Keagamaan Jakarta,   yang ternyata aslinya dari Pikatan Wonodadi Blitar, saya diarahkan untuk naik kereta api gajayana saja dan stasiun turunnya juga dikasih tau. Karena yang tilpun ini juga orang sini saya bertanya ini beritanya benar ya bu, karena saya ada kekawatiran karena ada yang menyampaikan takut bila ada penipuan. 

Beliau menyampaikan ini berita benar ,dan untuk meyakinkan saya beliau menyebutkan judul karya tulis saya, stelah beliau menyebutkan judul tersebut saya baru yakin bahwa berita ini benar maka sbelum surat resminya datang saya dihubugi dulu untuk persiapan. , 

Setelah saya yakin kebenarannya, saya juga masih bingung lagi dengan siapa ya saya kesana, maklum ini pertama kalinya saya ke Jakarta,  maka saya ingat bahwa teman saya waktu PGA ada yang menjadi guru di Jakarta yang bernama kang Asrori yang aslinya dari Rejotangan, Saya tilpun dan siap menjemput dan siap jadi pemandu selama di Jakarta. Alhamdulillah juga ada teman baik saya mbak Yuliati yang mendukung dan siap mendampingi saya untuk menghadiri presentasi ini. 

Tentang alur perjalanan dan teman siap,  barulah saya menyiapkan materi untuk presentasi dalam bentuk power poin,  lagi-lagi sayapun belum bisa membuat sendiri maka andalan saya adalah ke jasa pengetikan langganan saya. Waktu itu yang membuatkan bernama mbak Nurul. Dan materi saya simpan di fledis dan CD. dan itupun saya belum berpengalman untuk presentasi.

Dengan bismillah saya dan mbak Sri Yuliati janjian ketemu di Stasiun Tulungagung saya ingat harinya Jum'at jam 16.00 kereta gajayana berangkat sampai di stasiun tujuan kita jam 09.00 dan kang Asrori sudah siap menjemput. 

Dari stasiun kita ke rumah kang Asrori di daerah Cileduk, bertemu dengan keluarga dan istriya ternyata orang pare. dan kang asrori menjadi orang Jakarta ternyata berawal dari rencana mau jadi TKI ke Arab Saudi,  dalam penantian keberagkatan dari PT beliau tingal dimasjid dan mejnjadi guru TPQ dan waktu ada pendaftaran CPNS dia ikuti Alhamdulillah lulus jadi tidak jadi TKI dan sekarang menetap disana menjadi guru agama di SMA. 

Sebelum kita diantar ke lokasi Asrama haji kita sempat diajak ke pusat perbelanjaran di daerah Cipulir dan sorenya kita cek in di tempat presentasi. Saya sekamar dengan b. Sulaimah dari Blitar. 

Malam hari kita ada pertemuan tentang persiapan pelaksanaan presentasi besuk pagi, dari panitia menyampaikan beberapa hal terkait kriteria penilaian dan juri yang akan menilai yang terdiri dari praktisi pendidikan, dosen dan peneliti, disamping itu b. Neneng selaku ketua panitia lomba juga memperkenalkan dari kesepuluh nominator yang diundang diantaranya:

B. Alminiati dari Ponorogo dengan judul Penerapan Metode CTL pada pembelajaran fiqih di MIN paju Ponorogo. 

Mukhamad Fauzi dari malang,  judul Penggunaan Pagam Tutol Multi Guna Dengan Metode Eksplorasi dan permainan jerang lala pada Pembelajaran Operasi hitung bilangan di MI. 

Komsiyah S,  dari Tulungagung judul Pengaruh Eksisensi Kelompok Kerja Guru Madrasah Ibtidaiyah Kecamatan Ngunut terhadap Peningkatan Kualitas Hasil Belajar Siswa Madrasah Ibtidaiyah kecamatan Ngunut TulungagungJawa Timur tahun 2007.

Yuwono dari Wonosobo dengan judul Kontribusi Emosi Positif Terhadap Hasil Belajar. 

Sulaimah dari Blitar,  judul pentingnya Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia

Sismanto M. Pd. I,  judul Pembiayaan Pendidikan Sekolah Dasar (SD/MI) dalam Kerangka Manajemen Berbasis Sekolah.

Abdul Faliq dari Gersik, judul meningkatkan Prestasi Belajar Pengetahuan Sosial melalui Pendekatan CTL/ PAKEM di kelas V MI Muhammadiyah 2 Campungrejo Panceng Gersik. 

Muhammad Junaidi dari Jember, judul Aktualisasi Pengembangan Emosional SpiritualQuotient( ESQ) 

damar dari Palembang, judul penerapan Metode Dalang dalam Pembelajaran Bahada Arab. 

Farida Himawati dari Magelang, judul Perbandingan Antara Pendidik yang menggunakan Metode Keteladanan dan Pendidik yang tidak menggunakan Metode Keteladanan terhadap Prestasi Praktek Ibadah di MI Maarif Grabag 1.

Begitu selesai pertemuan saya sangat grogi untuk presetasi besuk, grogi dengan para jurinya,  para peserta dengn berbagai judul  dan waktu pemaparan kita perorang 30 menit. Maka untuk menghilangkan rasa grogi, saya mengatakan pada diri saya sendiri , saya harus bersyukur bisa sampai sini, ini kesempatan untuk mendapatkan pegalaman baru, jangan jadikan beban karena ini suatu lomba tapi anggap saja Menyampaikan dan berbagi suatu pengalaman , toh yang tau betul materi yang saya buat adalah kita yang membuat merangkai kata ,menganalisis dan menjadi hasil penelitian adalah kita sendiri,  maka  harus memaksimalkan usaha,  untuk hasil kita bertawakkal kepada Nya. 

Alhamdulillah dengan modal ini, saya bismillahirrohmnirrohim insyaalloh siap. Saat menunggu giliran untuk presentasi ternyata perasaan kita para nominator sama grogi, nerfes bahkan temen sbelah saya bolak balik ke kamar kecil. Sayapun juga masih tetap grogi karena ternyata dari pengujinya adalah para profesor dan dari masing masing juri dari unsur peneliti,  praktisi pendidikan dosen dan peneliti lebih dari dua orang. Dengan formasi meja berhadapan laksana kofrensi meja budar kita mengikuti acara presetasi. 

dok. Foto saat presentasi yang dimuat dilampiran buku ini. 

Dan dalam acara pembukaan dihadiri oleh direktorat pendidik dan Tenaga kependiikan,  dan beliau menyampaikan apresiasi yang luar biasa kepada para guru Madrasah Ibtidaiyah yang menjadi ujung tombak pendidikan,  dan setelah acara ini selesai kita diundang untuk ke Kantor Departemen Agama Ri untuk  bisa berbincang bersama dengan kita kita guru Madrasah Ibtidaiah dari berbagai daerah,  yang kebetulan terbanyak dari Jawa Timur. 
Sore hari kita didampingi oleh segenap panitia dari Balai Penelitian Agama diajak ke kantor Departemen Agama dan bapak dirjen berkenan menerima kita dengan hangat. Kita diajak untuk berbincang dan diberi kesempatan untuk menyampaikan unek - uneknya. Kesempatan ini saya pergunakan untuk memaparkan terkait penelitian saya tentang KKG dan skailigus permohon dana bantuan untuk KKG sekiranya ada. 

Selain ke kantor Departemen Agama Pusat, kita diajak ke monas, masjid istiqlal lalu ke planetarium,setelah itu kita kembali ke asrama haji. 
Dalam perjalanan kita dengan teman-teman semayanan untuk pulang bersama naik kereta api lewat Yogyakarta. Dan Alhamdulillah dari kegiatan ini kita mendapat uang pembinaan skaligus biaya akomodasi dan transportasi pulang pergi,  selain itu kita mendapatkan buku referensi perpustakaan masing masing peserta satu kardus. 

Untuk mengenang acara bermakna ini maka dari hadiah pembinaan saya wujudkan laptop, yang waktu itu menurut saya harganya masih lumayan mahal,  dan lebih dari itu setelah tiga bulan saya mendapat surat yang isiya usulan saya tentang bantuan KKG yang kita sampaikan waktu itu diapresiasi dengan mendapat bantuan 15.000.000.
Dengan tulisan ini semoga menjadi energi baru untuk terus belajar menulis yang ibarat pisau sudah karatan tidak pernah diasah dan tidak memiliki komuitas untuk belajar menulis. 

Alhamdulillah sekarang sudah dimasukkan grup maarif menulis yang dibimbing Prof. Ngainun Naim ini dan bersama para saudara baru yang sangat hebat,  semoga saya masih bisa belajar menulis. 

Trenceng 2 sep 2020