Sabtu, 08 Oktober 2022

UNTUKMU PARA PEJUANG MADRASAH

SDULUR PEJUANG MADRASAH
Oleh: Komsiyah S
dok poro sdulur pejuang madrasah Tulungagug dlm agenda DDTK 

Ada  suatu aktifitas yang mempertemukan poro sdulur madrasah di Tulungagung. Mulai tanggal 3-9 Oktober 22 tepatnya 7 hari,  mulai jam 7.30 masuk kelas dan sampai rumah menjelang adzan magrib. 

Kebersamaan selama seminggu untuk sama-sama dalam menimba ilmu dari para widia iswara dari Balai Diklat Keagamaan Surabaya dengan materi yang memang sangat melekat dengan tugas kita sehari hari. 

 Yang namanya menuntut ilmu itu bisa kepada siapa saja dan dimana saja,  baik yang tersurat maupun yang tersirat. Dari apa yang kita lihat, kita amati atau kita rasakan. 

Misalnya kita menjenguk atau melihat orang sakit kita dapat bersyukur bahwa Alloh memberikan kita kesehatan yang kadang kita lupa mesyukuriya dan bila kita menghitung betapa jumlah kenikmata,n kita pun tidak mampu menjumlahnya.
 Dari orang yang yang diuji tidak sempurna akalya kita bisa mensyukuri kesempurna an  akal kita yang harusnya bisa kita manfaatkan sebesar besarnya bukan hanya untuk diri kita, tapi juga untuk orang lain agar hidup kita lebih bermakna. 

Kembali ke kegiata pelatihan peningkatan kompetensi Kepala Madrasah ini selain kita mendapatkan ilmu dari para widia iswara yang memang jadi sumur yang kita timba,  tak kalah bermaknanya kita mendapatkan ilmu dari poro sedulur sesama peserta. 

Saya sangat bersyukur ada kesempatan bisa berkumpul bersama dengan poro sdulur pejuang madrasah,  saya lebih suka menyebut dengan istilah sdulur karena buat saya istilah tersebut bermakna konotasi ada hubungan yang lebih akrab dan ada keterikatan kekeluargaan. 

Mungkin sebelum diklat ini kita ada yang sudah sangat kenal,  baru kenal dan ada yang belum kenal sama sekali Tapi dengan kebersamaan  ini telah membangun kekeluargaan dan semoga bisa bisa jadi wahaana memangun silaturrohim. 

Dan tak kalah pentingnya kita tidak cuma kenal nama,  tempat tugasnya tapi dari poro sdulur ini kita juga dapat ilmu yang sangat berharga karena beliau beliau adalah para nahkoda yang mengendalikan perahu besar yang bernama madrasah.

Karena itu mungkin tidak berlebihan bila para nahkoda ini saya sebut pejuang madrasah, karena mereka dengan berbagai daya upayanya memperjuangkan madrasah agar tetap bisa menghadapi berbagai tantangan, hambatan dan bagaimana bisa membawa perahu ini layarnya tetap mengembang dan bisa mencapai tujuannya. 

Dari pergesekan pengalaman dan berbagi konflik yang bisa ada dimana saja dan kapan saja ini justru bisa menjadi ilmu berharga dari pelaku utama dalam pemecahan konflik. Dimanapun pasti ada sisi positif dan negatifnya,  ada suka maupun duka,  ada pro dan kontra,  ada yang sejalan dan ada yang berseberangan bahkan ada yang tulus dan ada yang tidak. 
 
Para pejuang madrasah pasti menghadapi tantangan yang mungkin sumber masalahnya bisa sama atau berbeda. tapi  dampak yang dirasakan mungkin sama.

Rasa berat atau ringannya  masalah yang kita rasakan bukan hanya karena sumer masalahnya tapi  justru dipengaruhi oleh sudut padang kita dalam menyikapi masalah tersebut. 

Tidak dipungkiri bila ada suatu permasalahan pasti akan mempengaruhi kenyamanan psikologis kita dan juga bisa pada sisi fisik kita.Tapi yakinlah bahwa sekagi kita iklas menjalani Insyaalloh jalan keluar pasti ada,  terlebih dalam hal perjuagan kebaikan.  Saya berdoa semoga Alloh memberikan kekuatan kepada kita semua. Amiin

Perjuangan lebih bermakna bila kita mengedepankan apa yang dapat kita berikan,  bukan apa yang  yang kita dapat.Huruf mulai a sampai z jadi wajar bila ada yang tidak sama dengan apa yang kita fikirkan. Kita jangan hanya berharap orang lain mengerti dan memahami kita tapi alangkah baiknya kita juga mengerti dan memahami dari sudut posisi mereka. 

Selamat berjuang saudaraku para pejuang madrasah , semoga dengan kita memkirkan madrasah, Alloh justru akan menata  kita dan anak cucu cita hidup yang lebih bermakna,  saya yakin itu. 

Trenceng, 8-10-2022.







Kamis, 06 Oktober 2022

KATA KUNCI DAN PILIHAN "MANA YANG KAU MAU ?

CATATAN TENTANG KATA-KATA KUNCI DAN MANA YANG KAU MAU ?
Oleh: Komsiyah S. 

dok DDTK. Foto bersama dengan bpj Dr. Makmun Hidayat Widia Iswara BDK Surabaya,  6-102022  

Kamis,  6-10-2022  hari ke 4 pelaksanaan Diklat Di Tempat Kerja (DDTK)  Penguatan Kepala Madrasah  Tulungagung. Seperti hari sebelumnya materi dimulai jam 7.30 dan pulangnya sampai rumah saya magrib. Sedang pak Jailani dari MI Pucanglaban yang dekat dengan dengan tempat wisata kedung tumpang sampai rumah jam 19.30 dan besuk pagi berangkat lagi jam 05.30

Bersama 40 saudara pejuang Madrasah kita bersiap untuk menimba ilmu sebagai tambahan bahan bakar dalam melanjutkan lajunya perahu menghadapi berbagai ancaman tantangan  hambatan dan terpaan ombak atau badai yang yang bisa kapan saja kita hadapi. 

Kepala Madrasah bak nahkoda yang akan menentukan bagaimana sebuah kapal bisa berlayar dengan membawa penumpang nya menuju pada tujuan. Dan tentunya nahkoda ini tidak bisa memainkan peranya sendiri. Para awak kapal juga sangat berperan. Awak kapal ini bila di madrasah adalah guru dan tenaga keendidikan. 

Maka untuk menghadapi berbagai ancaman, tantangan habatan yang dihadapi madrasah sinergi antara kepala madrasah yang menjadi nahkoda dan pendidik dan tenaga kependidikan yang diibaratkan sebagai awak kapal sangat diperlukan. Demikian pula hubungan kerjasama dengan wali murid dan para stakeholder.

Sinergi ini bisa dibangun dan dipupuk  dengan melakukan Evaluasi Diri Madrasah (EDM)  sebagai upaya untuk menyatukan langkah dalam menganalisa berbagai tantangan, Hambatan dan Ancaman sekaligus untuk melihat peluang untuk menentukan langkah yang harus dihadapi. 
Langkah ini bisa disebut dengan analisis SWOT. 

Agar Nahkoda dan awak kapal ini bisa melaksanakan peran sesuai tupoksinya dengan profesional maka sangatlahlah penting untuk ditingkatkan kualitas sumberdayanya agar bisa mengikuti perkembangan zaman dan mengatasi berbagai tantangan dan ganasnya ombak di lautan 

 Diklat Di Tempat kerja (DDTK) Penguatan Kompetensi Kepala Madrasa merupakan salah satu upayanya. Selain mendapatkan ilmu dari para widia Iswara ari Balai Keagamaan Surabaya yang sangat luar biasa,  kita juga bisa mendapat ilmu dan inspirasi dari para sdulur kepala madrasah di wilayah kabupaten Tulungagung. 

Dari para sdulur Kepala madrasah kita bisa bergesekan pengalanan dan berbagi trik dan strategi pengemangan madrasah,  dan tak kalah pentingnya kita bisa menyambung tali silaturrohim yang kita yakini silaturrohim ini akan membawa hikmah yang luar biasa. 

Agenda materi hari ini " Penyusunan RENSTRA madrasah " dan penyusunan e- RKAM..bersama bpk Dr. Makmun Hidayat, Mp.d .materi ke 2" Pengelolaan SDM"oleh bapak Dr. Hadi Hariyono,  beliau berdua Widia iswara dari Balai Diklat Keagamaan Surabaya .

Hari ini selain materi, kita dajak untuk langsug praktek untuk mecoba melaksanakan  evaluasi Diri Madrasah (EDM). Dari hasil EDM ini akan dijadikan acuan untuk menyusun rencana Kerja Madrasah (RKM), untuk dituangkan kedalam Rencana Kerja Jangka Menengah ( RKJM), Rencana Kerja Anggaran Madrasah (RKAM) yang kemudian dituangkan kedalam rencana Kerja Tahunan (RKTM) .

Dan dari 8 Standar Nasional pendidikan yang terdiri dari Standar kelulusan, yang pencapaiannya dengan Standar Isi. Standar isi dicapai dengan Standar Proses, dari Standar Proses yang baik maka akan bisa memenuhi standar penilauan, penilaian yang sukses dilaksanakan oleh pendidik, agar pendudik sukses harus didukung dengan standar sarana dan prasarana,  untuk memenuhi sarana prasarana tentunya dengan standar pengelolaan,  dan untuk pengelolaan yang baik perlu dukungan standar  pembiayaan .

 8 standar itu masuk kedalam 5 ASPEK BUDAYA MUTU MADRASAH yaitu:
1.Kedisiplinan warga madrasah. 2.Pengem bangan Pendidik dan Tenaga Kependidi kan. 3.Penyiapan, Pelaksanaan dan Penilai an Proses Pebelajaran 4.Penyediaan sara na prasarana. 5.Penyusunan Perencanaan dan Penelolaan Anggaran yang baik dan Transparan. 

Saya tidak bisa merangkum materi  beliau berdua karena dari rangkaian kata yang biliau tuturkan  semua tersusun menjadi kalimat yang sangat bermakna,  sehingga saya sebut sebagai kata kunci atau  kalimat bermakna. 

Kalimat bermakna dari Dr. Makmun Hidayat,M.Pd diantaranya : "Jadilah yang pertama,  yang terbaik dan yang berbeda dengan yang lain". 

"Orang yang baik akan diikuti oleh kebaikan-kebaikan selanjutnya, demikian pula orang yang jelek uga akan diikuti oleh kejelekan - kejelekan selanjutnya. 

Pemimpin yang baik adalah yang banyak mendengar suara bawahnnya, maka sedikitlah perkataan da perlebar pendengaran. 
Jadilah pemimpin yang loman dan jangan pelit untuk merayakan keberhasilan orang lain. 
kata kuci ERKAM: TERORGANISIR, BERKELANJUTAN DAN MENCIPTAKAN PERUBAHAN. 

Dan terkait dengan kepemimpinan ada beberapa Kata kunci yang disampaikan oleh bapak Dr. Yudi Hariyono hari ini:

JADILAH PEMIMPIN YANG:
- DISUKAI KETIKA ADA
- DIRIDUKAN KETIKA TIDAK ADA
- DIKENANG STELAH TIDAK ADA

DAN JANGAN JADI PEMIMPIN YANG KEBERADAANNYA DITAKUTI ATAU KEBERADAANNYA TIDAK DISUKAI.

KALAU JADI PEMIMPIN TIPE MANA YANG KAU PILIH? 

a. Pemimpin biasa: Yang cuma bicara
b. Pemipin Bagus: yang menerangkan
c. Pemimpin hebat : Yang mendemonstrasikan
d. Pemimpin yang agung yang dapat memberi inspirasi. 

Sebuah catatan kecil dari arena DDTK hari ke 4. kucatat biar kuingat dan kubagikan para sahabat semoga bermanfaat. 

Trenceng 6-10-2022

salam seeeee......mangattttt

Selasa, 02 Agustus 2022

SEMALAM DI MUNJUNGAN



Memo semalam di Munjungan 30 Juli 2022/ 1 Muharrom 1444H. 

Membicarakan Munjungan  mayoritas orang ngeri dengan medan  jalan yang harus dilalui. Tapi bagi saya Munjungan merupakan daerah yang sangat menarik ibarat magnit. 

Sekali pernah kesini pasti akan semakin tertarik untuk datang lagi. Saya sudah beberapa kali kesini tidak perah bosan dan justru semakin kagum. 

Kedatangan saya kemunjungan bersama suami anak dan dua keponakan yaitu mbak Dya dan Nduk Irin untuk ziaroh haji ke pak Fathurrohman dan silaturrohim ke para saudara di Munjungan. 

Saudara saya disini banyak sekali. Saudara buat saya bukan hanya karena hubungan darah atau kekerabatan tapi  bisa dari orang lain yang akirnya jadi saudara. 

Saya dan suami kebetulan sama sama alumni PGAN tulungagung  tapi beda tahun,  kalau suami tamatan tahun 1990 dan saya 1992.jadi suami kelas 3 saya masuk kelad 1 dan kebetulan saya siswa PGA ragil,  karena stelah angkatan saya PGAN tulungagug jadi MAN 2.

Kekeluargaan siswa PGA itu sudah sangat erat terbangun sejak dibangku sekolah dan memang saya akui kekeluargaan para alumni PGA yang memang sebagai sekolah kejuruan yang menyiapkan siswa siswinya untuk menjadi guru. yang waktu itu banyak diminati oleh banyak orang dari golongan ekonomi menengah kebawah. Persaudaraan bukan hanya sebatas teman sekelas, seangkatan tapi kalau sudah menyangkut abituren PGA ya itu saudarakita. Hubungan itu tetap melekat sampai saat ini. 

Persaudaraan saya dengan poro sdulur Munjungan disini dari jalur bangku sekolah dan kuliah. Kebetulan banyak teman sekelas saya,  dan seangkatan saya juga teman suami disini. 
Panggilan keakrapan kita yang laki laki dipanggil " kang" dan yang perempuan dipanggi "yu atau mbak yu". Panggilan kang dan yu dalam tatanan orang Jawa sangat spesial, karena disini menunjukkan adanya hubungan yang dekat dan akrab .

Saya ke Munjungan sudah lebih lima kali tapi tetap kagum dan bermalam serta menikmati suasana senja yang elok, malam yang indah dan ramai, serta terbitnya matahari di Munjungan baru kali ini. 

Saya memang selalu tertarik untuk bersilaturrohim kesini,  dan ini merupakan acara mendadak  yang tidak kita persiapkan sebelumnya. Begitu kang Daroji mengabari lagi di Kampak dan mengajak untuk ikut naik ke Munjungan pas hari sabtu tanggal 1 Muharrom 1444 H berteoatan tanggal 30 Juli 2022 dan besuknya hari Minggu,  saya koordinasi dengan suami ternyata siap dan ponakan juga penasaran dan ingin tau Munjungan maka kita sepakat untuk silaturrohim ke Munjungan dan semayanan di dalemnya ibuknya kang Daroji di desa Senden Kampak Trenggalek. 

Saya berangkat dari rumah jam 14.30 sampai Senden jam 16.00 dan stelah solat asar berangkatlah kita ke Munjungan bersama kang Daroji. 

Walaupun sudah beberapa kali ke Munjungan tapi jalan ke Munjungan tetap menantang dan menawarkan suatu sensani serta keindahan terlebih disore hari.  Karena sudah sering memperhatikan jalur lekukan jalan yang meliuk liuk bak penari dan juga teman saya menyebutnya jalan kevmunjungan seperti lipatan baju,  kali ini perhatian saya pada aliran sungai yang sangat menarik dengan gemericik air yang sangat jernih dan berbagai jenis batu dan ukuran dari kecil sampai sebesar gajah,  pokoknya sangat indah. 

Seiring lantunan adzan magrib saya sampai di Munjungan. Ponakan sangat kagum dan juga ngeri ngeri sedap melewati jalur ekstrim yang baru dilalui. Sesudah solat magrib kita menikmati susana kota Munjungan yang sangat elok dengan lampu lampu dan keramaian warganya. Stelah solat magrib kita  ziaroh haji ke kang Fatkurrohman dan kluarga. 

Kebetulan ada pasar malam di lapangan dan si kecil salma putriku dan nduk Aul putri kang daroji yang usianya 3 tahun dan juga adik, istri dan oara ponakan kita datang ke pasar malam yang kebetulan malam Minggu dan baru tiga hari dibuka,  pengunjungnya sangat ramai. 

Menurut istrinya kang Daroji ini juga karena sudah lama tidak ada hiburan karena masa pandemi,  jadi ya ibarat padar utah karena ramainya. Beberapa wahana permainan diikuti oleh si anak anak kecil. 

Stelah puas bermain kita putuskan pulang .Jarak rumah kang Daroji dengan lapangan skitar 1 km.  Kalau berangkatnya kita diantar mobil tapi pulangnya kita pilih jalan kaki,  karena ingin lebih banyak tau konfisi Munjungan di malam hari.

Saya benar benar menikmati suasana Munjungan yang indah di malam hari yang didukung oleh gemerlap lampu yang menambah keelokan Munjungan. Saya amati jalur yang kita lewati dengan jalan kaki. Dan pandangan saya di perempatan tertuju banyak bener yang dipasang seperti bener PPDB atau foto caleg menjelang PILKADA. tapi dalam bener itu ada dua foto laki laki dan perempuan yang ada alamat dan hari tertentu. 

Saya mengira kalau ada pilihan ketua RT,  e ternyata bener yang menginformasikan tentang sebuah hajatan. Ini belum pernah saya jumpai di daerah lain. Dan perkantoran berjajar di
Jalur utama ini. Dan kitapun juga melewati lahan tanah yang sangat luas dan lagi roses pembangunan kantor MWC NU munjunga yang berada di jalur lintas selatan yang jalannya cukup bagus dan lebar. 

Tepat di depan rumah kang Daroji ada pondok pesantren yang sangat megah yang skaligus ada lembaga pendidikan formal mulai RA, MI dan MA. Dan yang menjadi kyainya adah bapak KH. abdul Latif, M. Pd. I yang juga teman waktu kuliah Pasca Sarjana di STAID Tulungagung. 

Stelah di ndalemnya kang Daroji kita berbincang bincang di teras yang cukup luas,  dan kebetulan juga datang tamu yangvternyata bapak naib atau keoala KUA munjungan dengan istrinya yang ternyata juga alumni PGAN Tulungagung yang ternyata seangkatan dengan suami, beliau bapak Subhani,  Jadinya kita seperti reuni dan berarti saudara kita di Munjungan tambah lagi. 

Dan karena bapak Kh Abdul Latif sedang ada acara tasyakuran haji di desa sebelah maka kita putuskan sowan beliau besuk pagi. Sebelubkegiatan pengajian ahad sehat yang dihafiri skitar 750 jamah dimulai. 

Saya sangat bersyukur diberi kesempatan oleh Alloh untuk bisa bersilaturrohim dan sowan orang alim, semoga membawa keberkahan. Perbincangan kita dengan yai cukup hangat karena sudah lama sekitar 4 tahun yang lalu saat saya reunian teman PGA di ndalem mbak Sri Purwati. Dan beliau dan kluarga bersama keluarga pak Mudakir dan kang Daroji pernah ke rumah saya saat kelahiran putri saya yang sekarang masuk kelas 3 jadi ya 9 tahun lalu. 

Saya mengikuti bagaimana ramainya jamaah berdatangan dalam majlis pengajian yang disebut pengajian ahad sehat. Saya tertarik dengan sebutan ini,  disini menunjukkan bahwa kesehatan itu bukan hanya dari sisi jasmani tapi juga sehat secara rokhani. 
Dan saya juga menyaksikan sibapak yang kira kira usianya lebih dari 70 tahun datang ke majlis dengan naik korsi roda listrik yang disampingnya dikawal oleh seorang banser,  ternyata mbah kung yang tetap bersemangat tolabul ilmi itu adalah bapak dari pak Subhani.

Saya juga menyaksikan bagaimana kesigapan para BANSER   dalam mensukseskan acara rutin setiap minggu itu, dan saya menyaksikan sendiri si  teman BANSER ini saat acara pengajian srlesai juga membantu mbahbkung dan juga jamaah yang  menunggu jemputan, stelah lama tidak datang penjemputnya si sahabat BANSER ini juga mengantarkan jamaah pulang. 

Menyaksikan ini saya metasa iri atas semangat beliau. Ketulusan, semangat dan kekompakan warga Munjungan. Stellah kita bersilaturrohim keliling ke mbak pur,  kang Suhud kita menikmati destinadi pantai Blado yang lagi ada proses pembangungan angkringan dengan lampu lampu dan juga ke penangkaran  penyu kita ditunggu oleh pak Subhani  dan keakrapan paseduluran ini saya berharap tetap bisa lestsri dan silaturrohimnya membawa berkah. 

Trimakasih piro sdulur atas semuanya dan saya minta maaf bila ada yang kurang berkenan. Yang jelas Munjungan sangat menawan,  warganya komoak dan ramah dilengkapi alam yang sangat indah. 

2022

Senin, 04 Juli 2022

SEPEDA ONTEL LEGENDARIS

        Sepeda legendarisku

Saat ini lagi bumingnya orang orang bersepeda,  ada yang memang hobi bersepeda, ada yg niat olahraga,  ada yang mengikuti tren dan ada juga yang sengaja mengenang kisah nostalgia bersepeda. 

Sepeda ontel buat saya bukan hanya sekedar alat transportasi tradisional atau sarana olahraga yang saat ini lagi digemari banyak orang, tapi bisa saya katakan debagai alat transportasi legendaris yang memiliki jasa besar dalam perjalanan hidup saya. 

Dengan seppeda jenis jengki 69 warna biru, yang catnya sudah tidak genap lagi selalu setia menemani hari hariku menuju ke madrasah untuk menuntut ilmu, aku ingat bapakku membelikan sepeda itu waktu aku kls 5 MI dan sampai aku lulus PGAN tulungagunh ya dengan sepeda yang sama,

Umpama sepeda yang kuberi sebutan si ontel jengki ini bisa ngomong,  tentunya dia akan bercerita tentang suka duka perjalanan saya dalam menuntut ilmu. Di era 90 an sekolah degan naik sepeda ontel dengan rute Ngunut, kalidawir, rejotangan sampai T. Agung adalah hal biasa bagi kita-kita yang memang punya niatan kuat untuk bersekolah..Maklum saat itu lembaga pendidikan tingkat SLTA masih berpusat di T. Agung. Dan saya di PGAN Tulungagung yang sekarang menjadi MAN 2 tulungagung. 

Dan bersekolah di PGA waktu itu mayoritas jadi pilihan utama untuk orang orang Kalidawiir Rejotangan yang dalam gambarannya untuk kuliah itu kecil .
Bahkan di kelas saya siswanya mayoritas kalidawir , dari Trenggalek yang banyak Munjungan,,Kampak, Gandusari , yag dari Bliitar dari Jeblok,  ada juga 1 dari keras yang sampai saat ini kita telusuri belum ketemu. 

 Karena di PGA itu langsung penjurusan yang memang dipersiapkan menjadi guru sehingga untuk masuk sekolah disini dengan seleksi yang ketat dengan nilai danem dari MTs yang tahun tahun sebelumnya tidak ada nilai danem ,  bahkan tinggi badanpun diukur,.

Masa PGA 3 tahun itu kulalui dengan nduduk yaitu pulang kerumah  pulang pergi dengan rute Pandansari sampai  beji skitar  17 km, jadi PP= 34 km dengan si ontel jengki. Jam 5.30 kita sudah harus berangkat dari rumah, agar kita tidak terlambat sampai di sekolah. Mayoritas yang naik sepeda adalah siswa laki - laki.

Bendilwungu menjadi titik temu para siswa pengontel  dari wilayah kalidawir, rejotangan yang bersekolah di PGA,  STM, MAN dan Taman siswa. Walau nama kadang kita tidak hafal dan sekolah tidak sama kita kompak saling membantu manakala ada kendala terutama terkait degan sarana transportasi kita.

 Saya masih ingat si ontel jengkiku pernah garpunya retak,  leher bawah stir itu putus ,ban bocor sudah biasa, maka teman teman inilah yang saling membantu. Dan saya juga ingat bagaimana almarhum ayahku yang mengambil si ontel jengki dengan membawa obrok saat putus lehernya. 

Sekolah dengan si ontel bagi kita - kita saat itu bukanlah menjadi hambatan atau kendala untuk bersekolah dan menempuh perjalanan jarak jauh, dan mungkin ini faktor terbesarnya adalah motifasi instrinsik dalam mewujudkan niatan kita untuk menuntut ilmu yang dilandasi kesadaran atas kendala sosial ekonomi kita,yang dalam bahasa jawa disebut dengan ungkapan "" ATI KAREP BONDO CUPET""/keinginan kuat tapi sarana yang minim.. 

Selain itu juga dipengaruhi perkembangan zaman, yang saat itu sepeda ontel adalah sarana transportasi yang dimiliki karena tidak semua keluarga memiliki sepeda montor. Berbeda dengan sekarang sepeda motor laksana kaki sehingga setiap orang dlam keluarga memiliki motor sendiri-sendiri. 
Dan dengan si ontel jengki pulalah , yang menjadi sarana saya dalam berorganisasi mulai di IPNU- IPPNU, FATAYAT yg dulu aktifitasnya ya lumayan.Dan dari organisasi inilah sebenarnya secara tidak langsung kita diajari untuk belajar mengenali masalah sampai menghadapi dan memecahkan masalah.

Kalau bolih dikatakan organisasi merupakan sekolah alam yang langsung mengajari praktek.terutama tentang kepemimpinan. Terkait kepemimpinan saya ingat dawuhnya pak Prof.Dr. Imam Suprayogo dengan sebutan PENGGEMBALA BEBEK DAN PENGGEMBALA KUDA..
 Kalau penggembala bebek cukup dengan membawa bambu panjang yang ujungnya diberi plastik atau lainnya, begitu si penggembala mengarahkan yang paling depan maka semua itik di belakang akan mengikuti.
Sedangkan si penggembala kuda tidak bisa seperti penggembala itik, bila si penggemba duam kuda akan diam, bila dibelakang saja saja akan disepak, bila di depan saja tanpa melihat si kuda maka akan disundang, namun bila kita bersama sama berjalan atau bahkan menaiki dengan juga memahami kondisi kuda, maka dia akan senang hati mengikuti kita.

 Ini diantara hikmah dari berorganisasi kita dilatih untuk siap menghadapi masalah, memahami aneka karakter dan belajar untuk ngemong dan belajar untuk tau dimana dan dengan siapa kita beada atau istilah jawanya " KUDU BLAJAR NGERTENI PAPAN GOWO EMPAN"

Terkait dengan zaman saya ingat ungkapan KAHLIL GIBRAN "" PERSIAPKAN ANAKMU SESUAI DENGAN ZAMANNYA, ""
ini kayaknya benar umpama anak sekarang bersekolah dengan bersepeda ontel itu kayaknya yang jalan tidak lebih dari 15 persen. Belum lagi pengaruh pesatnya tehnologi .

Dalam sebuah pertemuan dengan wali murid, saya Bertanya, "" Bapak ibu sekarang ini untuk bersekolah yang menjadi kendala terbesar  secara umum kira kira pada MINAT atau RAGAT ?""
apa jawaban dari wali murid?  Mereka mayoritas menyampaikan " MINAAAAT " hampir bersamaan. Nah saya beri kesempatan para wali murid yang mayoritas ibu ibu ini untuk mengeluarkan unek uneknya, biar beban psikologis terkait putra putrinya bisa diluapkan. Ada ibu ibu yang mejawabdngn bahasa jawa ""Saestu bu sakniki engkang awis niku MINAT lekne RAGAT tasik saget diubetne snajan kalih pados ampilan, "" sakniki engkang gadah minat besar niku engkang katah orangtua,  dari si anak kadang mboten gadah greget"" 

Dari hal diatas bisa diambil kesimpulan Motifasi instrinsik untuk melakukan sesuatu memiliki peran yang sangat penting disamping juga motifasi ekstrinsik yang memperkuatnya. Termasuk juga  dalam hal menulis  di grup menulis ini, saya merasakan motifasi instrinsik ada tapi kalau tidak didukung motifasi dari para bpk ibu yang tidak lelahnya mensupirt,  maka tulisan itu sebatas di area niatan yang belum tertuang dalam tulusan. 
Trimakasih saudara - saudaraku atas ilmunya terutama prif. Ngainun Naim. 

Trimakasih sepeda legendarisku si ontel jengki atas jasamu yang begitu besar, mengantarkan, menemani dan menjadi saksi perjuanganku sehingga Alloh mengabulkan cita citaku. Dan yang lebih dari itu trimakaih pada ayah ibu dan sadara saudaraku yang telah membelikan si ontel jengki, memotiasi dan iringan doa tulusmu mengiringi perjuanganku. 

Nasehat ayahku yang tetap terngiang di teligaku, "" SYUKURI APA YANG ALLOH BERI, JANGAN MUDAH MENYERAH, JAGA WUDHUMU, PERBANYAK SOLAWAT  PERJALANMU ,SEMOGA ALLOH MEMPERMUDAH DAN MENGABULKAN CITA-CITA MU.""
untuk ayah ibuku, saudarara2ku, juga semua guruku lahumul fatikah.... 

Untuk para teman dan saudara seperjuanganku baik di bangku sekolah maupun di organisasi dan siaoa saja yang telah menginspirasi dan berjasa kepadaku hanya ungkapan trimakasih dan dia semoga kita senantiasa dalam penataan Alloh dan mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan dunia akherot amiin lahumul faatihah.

Trenceng







 





Rabu, 22 Juni 2022

ADAB DIATAS ILMU

ADAB DIATAS ILMU
Upaya MI Mafatihul Ulum Balesono dalam rangka menguatkah karakter siswanya untuk menjadi generasi berakhlaqul karimah atau berbudi pekerti luhur  atau  orang jawa menyebutnya" ngerti unggah ungguh" maka diperlukan suatu pembiasaan. 

Untuk proses pembiasaan maka perlu pembekalan materi agar para siswa mengerti bagamana adap atau tatakrama atau bisa juga disebut aturan  .

Maka  santri MI Mafatihul Ulum Balesono yang bersinergi dengan Madrasah diniah Alfatttah Balesono  memberikan materi dengan syiir yang  menyenangkan .

Kemarin saya menyimak proses pembelajaran yang diampu oleh ustadz Bahroni dengan metode yang menyenangkan dan sekaligus praktek dari materi yang diajarkan.

 Anak anak tampak antusias.Materi syiirnya yang saya simak kemarin bunyinya begini" YEN WONG TUWO- YEN WONG TUWO...LUNGGUH NGISOR SIRO OJO...LUNGGUH DUWUR  -LUNGGUH DUWUR KOYO UWONG  JO MAJUJO...."

Dalam penjelasann yang diikuti dengan praktek dengan menunjuk siswa ustafz Basroni menjelaskan " BILA ADA ORANG TUA DUDUK DIBAWAH MAKA JANGAH DUDUK DIBAWAH SEPERTI ORANG YANG TIDAK TAU ADAP ATAU TOTO KROMO"
Memang dalam rangka penanaman karakter harus melalui suatu proses pembiasaan ,dan pembiasaan ini bisa berjalan lancar manakala ada suatu aturan atau tatakrama yang disosialisasikan dan ditindaklanjuti.

Terlebih dari itu yang memegang peranan penting dalam proses penanaman karakter adalah suatu contoh atau suri tauladan.

Dalam acara purna siswa kemarin yai Sodiq pengasuh pondok pesantren Al Munawwir Pandansari  juga menyampaikan  bahwa kedudukan ilmu itu sangat penting ,maka dalam islam anjuran untuk menuntut ilmu itu mulai dari ayunan sampai liang lahat.Itu menunjukkan bahwa ilmu itu sangat penting dan memiliki kedudukan yang tinggi.

Namun ada  ada yang jauh lebih penting diatas ilmu  yaitu adap. Karena itu antara berilmu dan beradap ini adalah suatu sinergi yang saling melengkapi .Dengan berbekal ilmu yang cukup dan pengetahuan tentang adap maka diharapkan orang yang  berilmu itu menjadi pribadi yang sempurna, berakhlaqul karimah.

Dan Nabi Muhammad SAW ,juga menyampaikan "" INNAMA BUNGISTU LIUTAMIMMA MAKARIMAL AKHLAQ" yang artinya" Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.

Untuk mewujudkan hal tersebut diatas maka MI Mafatihul Ulum dalam pelaksanaan belajar ngaji adap dg siir. dibimbing ustadz Basroni 
Bersama madin alfattah, Balesono.
Bersinergi manfaati mbarokahi.

Dalam pembelajarannya Ustadz Bahroni juga mencontohkan bagaimana seharusnya posisi kita saat melewati orang baik dengan berjalan kaki atau naik kendaraan.Posisi yang dimaksud disini dari segi posisi gerakan tubuh atau segi ucapan.

Misalnya anak anak beralan sementara ada orang yang lebih tua maka gerakan tubuh dibungkukkan ,tangan kanan dijulur kebawah sementara tangan kirinya memegang bagian lambung diiringi ucapan permisi, atau dalam bahasa jawa nuwun sewu.Dan hendakya orang yang berjalan atau yang mrngendarai yang menyapa lebih dulu.

Beliau juga menyampaikan bila orang yang berakhlaqul karimah maka akan disukai dan didoakan banyak orang  dengan doa yang baik.

Pemberian penjelasan yang diikuti contoh ini bagi anak sangat penting dan lebih faham karena bisa menghilangkan ferbalisme.

Memang dalam rangka penanaman karakter harus melalui suatu proses pembiasaan ,dan pembiasaan ini bisa berjalan lancar manakala ada suatu aturan atau tatakrama yang disosialisasikan dan ditindaklanjuti.

Dalam acara purna siswa kemarin yai Sodiq juga menyampaikan bahwa kedudukan ilmu itu sangat penting ,maka dalam islam anjuran untuk menuntut ilmu itu mulai dari ayunan sampai liang lahat.Itu menunjukkan bahwa ilmu itu sangat penting dan memiliki kedudukan yang tinggi.

Dan diatas ilmu ada yang jauh lebih penting yaitu adap. Karena itu antara berilmu dan beradap ini adalah suatu sinergi yang saling melengkapi .Dengan berbekal ilmu yang cukup dan pengetahuan tentang adap maka diharapkan orang yang berilmu itu menjadi pribadi yang sempurna, berakhlaqul karimah.
Kita berharap semoga ini merupakan salah satu upaya untuk turut menanamkan akhlak yang mulia untuk siswa siswi madrasah kami.Dan keberkahan dan kemanfaatan ilmu serta keridhoaan Alloh yang kita harapkan.

ILMU ITU PENTING TAPI ADAP JUGA LEBIH PENTING.








Rabu, 15 Juni 2022

BATIK MAARIF NU TULUNGAGUNG DAN MOU

Rabu ,15 Juni 2022

Rabu ,15 Juni 2022

BATIK MAARIF MENGHIJAUKAN KAMPUS MEGAH UIN SATU TULUNGAGUNG

Hari iini lembaga pendidikan dibawah naungan LP Maarif NU Tulungagung , baik  RA, TK, MI ,SD, MTs, SMP, MA,SMA,SMK, mulai jam 13 menghijaukan kampus megah UIN SATU Tulungagung .Para kepala madrasah dan sekolah dengan perwakilan guru berdatangan dan mengenakan seragam batik hijau yang diracang khusus untuk para guru dan tenaga kependidikan di bawah naungan LP Maarif NU Tulungagung.

Kedatangan warga maarif Tulungagung di UIN SATU Tulungagug hari ini dalam rangka penanatanganan nota kesefaaman MOU) LP Maarif NU Tulungagung dengan Fakultas Tarbbiyah dan Ilmu Kejuruan ( FTIK) UIN SATU Tulungagung yang erupakan kampus dengan peerimaan mahasiswa terbanyak se Indoesia yang ada dikota Marmer Tulungagung.

MOU ini merupakan suatu lompatan dari LP Maarif Tulungagung dalam upaya menuju peningkatan kuaitas dan pelayanan lembaga dibawah naungan LP Maarif NU Tulungagung
dan diharapkan akan meningkatkan lembaga pendidikan unggulan dan turut berperan dalam mendidik generasi unggul dmasa depan.

Dalam acara ini dihadiri kepala Kemenag dan Kasi Pendma Tulungagug, Ketua Tanfidiyah NU Tulngagung, Ketua LP Maarif NU Tulungagung, dari FTIK Tulungagung, para ketua MWC NU se Tulungagung, juga para kepala madrasah dan sekolah dan perwakilan guru yang jumlahnya sekitar 400 orang.

Bapak H.Abdul Hakim ketua Tanfidiyah NU Tulungagung menyampaikan bahwa sudah saatnya Lembaga - lemaga Maarif menjadi lembaga unggulan dan pilihan bagi masyarakat.Karena itu suatu upaya - upaya dalam mempercepat tujuan tersebuat,suatu sinergitas sangat diperlukan termasuk dengan kampus unggulanUIN SATU Tulungagung. Dan kita harus bangga dan tatak menjadi bagian dari LP Maarif Nu

Bapak Kepala kemenag Tulungagung bapak Muhajir  dalam sambutannya menyampaikan tujuh prgram prioritas Kemeterian Agama yang diantaranya tentang moderenisasi beragama dan layanan transpormasi digital. Penanaman akhlaq dengan mempelajari adap seperti fi kitab taklim mutaalim ,aqidatul awwam misalnya bisa disinergikan dalam muatan kurikulum.

Sementara bapak Dr. Muniri yang merupakan perwakilan dari FTIK UIN SATU Tulungagung juga menyampaikan bahwa dengan adanya penandatangan MOU ini maka UIN SATU siap bersinergi membangun generasi dengan lembaga lembaga pendidikan di bawah naungan LP Maarif NU Tulungagung dan siap dalam pendampingan, peningkatan kualitas guru dan juga lembaga menuju suatu kdunggulan, bahkan juga memberikan ijin dalam penggunaan fasilitas yang diperlukan.

Hijaunya batikmu, penandatanganan MOU dan kuatya niatan untuk maju insyaAlloh harapan maju akan bisa dituju.

Maarif MANTAP.(Manfaati,Afirmasi,Nirlaba,Transpormasi, dan profesional)

Manfaati dan barokahi,semoga perjuangan kita di dunia pendidikan menjadka ilmu dan hidup kita lebih bermanfaat amiin.

Trimakasih kepada pengurus LP Maarif NU Tulungagung dan UIN SATU Tulungagung, tindak lanjut dari MOU hari ini yang kita tunggu.

Senin, 13 Juni 2022

ANGON LITERASI.

Angon Literasi.

Angon Literasi.
lokasi perpustakaan nasional bung Karno
12-06-2022

Kegiatan MI Mafatihul ulum dalam upaya untuk memberikan pengalaman pembelajaran yang menyenangkan dengan kunjungan ke lokasi yang didalamnya bisa mendapat beberapa pengetahuan  dan skaligus penerapan pendidikan karakter.

Kegiatan yang kita laksanakan pada hari Ahad 12 Juni 2022 yaitu stady tour ke Blitar.Mengapa yang kita pilih Blitar? Karena kita ingin menanamkan rasa cinta tanah air dengan mempelajari sejarah bahwa presiden pertama kita adalah baoak Ir.Suekarno yang makamnya di Blitar, jadi kita kenalkan dan berziaroh ke makam beliau.

Untuk melengkapi khasanah pengetahuan ,para siswa kita ajak ke musium dan  perpustakaan Nasional bung Karno. Saya melihat betapa mereka sangat antusias melihat, mengamati dan mengabadikan berbagai informasi baik dari foto, benda bersejarah ,tulisan, dan lainnya.

Sebagian dari mereka ada yang cuma berkeliling mengikuti alur , ada yang asyik berselfi ria , Tapi dari mayoritas anak perempuan selain berselfi mereka juga mengumpulkan data untuk membuat laporan kegiatan.

Untuk melengkapi pengetahuannya anak- anak menuju ke ruang perpustakaan koleksi anak anak, diterima dengan sangat ramah oleh para pustakawan, dan saat itu anak anak dibagikan buku buku  kusus yang  memuat bung karno yang disesuaikan dengan agenda haulnya Bung Karno.

Selain saya mendampingi anak-abak saya juga belajar langsung dari petugas tentang katalog di buku koleksi perpustakaan.Anak anak tampak asyik dengan bacaannya dengan menerapkan  budaya tertib dan tenang di dalam prpustakaan, sehingga tidak mengganggu pengunjung yang lain.

Setelah dari perpustakaan kita ziaroh ke makam, disini anak anak juga berlatih budaya disiplin antri, budaya saling menghargai, terlebih dari itu bagaimana mereka punya cinta dan menghargai dan mendoakan para pahlawan bangsa diantaranya bung karno. Dan anak-anak mengikuti tahlil dengan hidmat  yang dipimpin oleh pak Miftahu Niam yang merupakan guru di madrasah kita. Jadi disinilah kita mengenalkan sejarah secara langsung.

Untuk keluar dari area makam kita melewati area pasar yang jalannya cukup sempit denga kanan kiri para pedagang dengan berbagai jenis dagangan, Karena pas hari Ahad pengunjungnya cukup ramai maka jalur di pasar ini cukup menguji kesabaran dan ketertiban. 

Stelah agak longgar barulah anak -anak memilih dan belajar proses pembelian dengan menawar harga. Dan sesampai di parkiran saya mendengar bagaimana mereka bertukar pengalan menawar dan menunjukkan barang belanjaannya.

Stelah ziaroh kita lanjutkan untuk sholat dhuhur di masjid Arrohman yang arsiteknya menyerupai masjidil haram dengan payung-payung,kalau yang di madinah bisa dibuka tutup.selain ,Mulai masuk pelataran masjid sudah ada petugas yang ramah  yang menunjukkan arah alur dan berbagai fasilitas,

 Dan benar kita begitu masuk masjid ini sangat nyaman dan terkesan seolah kita di Madinah, semoga kita benar benar bisa ke masjidil haram yang sebenarnya. Dan masjid ini sekarang juga melengkapu destinasi wisata dan beribadah di Blitar.

Stelah sholat dhuhur maka saatnya kita angon di Blitar Park, yang sangat ditunggu anak-anak.Saya melihat bagaimana mereka sangat antusias seolah tidak tahan untuk segera bisa menikmati wahana -wahana yang ada.

Mereka memilih wahana yang menantang adrenalin dan menguji keberaniannya. Ada yang menguji nyali naik speda listrik yang jalurnya di atas ketinggian kira kira empat meter diatas tanah. Ada yang ikut naik di wahana berbentuk perahu yang digoyang kmaju mundur seolah menghadapi gelombang.

Ada juga yang ikut naik wahana seperti gurita berputar dari ritme yang pelan sampai yang berputar-putar. Ada juga yang naik wahana ansa yang harus dikayuh.seperti didanau buatan. Dan juga ada wahana naik band dari arah ketinggian meluncur dari atas.

Disini mengingatkan saya saat ke gua pindul, dengan naik ban menyusuri aliran sungai yang melewati dalam gua pindul yang benar benar menguji nyali antara takut dan penasaran karena di dalam goa.kita bergan dengan dengan tim yang ada pemandunya.

Dan sebagian juga antri dengan menikmati destinadi film tiga dimensi.Dan wahana yang mayoritas dinikmati anak dan sebagai destinasi penutup  adalah di kolam renang. Saya menikmati bagaimana keseruan meteka,seolah melepas beban dan kepenatan setelah mengikuti rangkaian kehiatan penilaian akhir tahun.
Dan dari wahana yang ada saya ikut di wahana sepeda lustrik di udara dan meluncur diatas ban.

Melihat bagaimana anak-anak bergembira ria tapi juga mendapat pengalaman dan yang jelas ada unsur pendidikan karakter yang termuat di dalamnya m,merupakan suatu kebahagiaan tersendiri, keriuhan, tawa lepas dan ekspesi riang mereka  adalah hal yang sangat bermakna.

Belajar dan berekreasi mengurangi kepenatan setelah mengikuti ujian merupakan hal yang sangat perlu untuk dilakukan.

Tidak harus yang mahal,tidak harus yang jauh, yang penting esensi makna di dalamnya, bagi kami cukup.
Salam literasi.

 


Sabtu, 21 Mei 2022

EO MANTENAN DI MARTAPURA KALSEL

Berawal dari membaca tulisan pak sugeng yang mengangkat keseruan EO laden di pedesaan maka saya teringat akan model EO dirumah adik saya di ds Kebun sere kec Martapura kab Banjar Kalimantan Selatan.

Saat adik saya  Martapura meikahkan putrinya nanda Nelly hidayati, saya dan keluarga,juga bulik kusus dan suami serta bulik Jariah dari desa Nailan Ponorogo berangkat ke Martapura dua har sebelum acara acara walimatul urs.

Saya yang waktu itu dengan penerbangan jam 07.00 WIB sampai di bandara Syamsudn Nur juga maih pagi dengan waktu penerbangan sikitar 1 jam, dan perjalanan dari Bandara sampek rumah skitar 30 ment.

Sesampai di sana saya heran  dan tampak seperti orang bingung, la acara walimahan besuk pagi, kok masih sepi , tenda belum ada alat masak  dan para tuang rewang atau orang yang membantu acara hajatan kok belum ada. Dan jajananpun juga belum siap.

Kalau di desa saya pasti sudah sibuk beberapa hari sebeumnya, dari acara sambatan jenang yang merupakan jenis makanan yang kayaknya pasti ada disetiap orag yang punya hajatan, yang prosesnya dengan diaduk di aduk di wajan besar yang disebut kawah dan prosesnya lumayan lama skitar 9 jam.

Kembali ke acara Mantenan di Martapursa .Saya bertanya ke ibu mertua dan saudara saudara, " lo acaraya sudah tinggal satu hari kok masih sepi belum ada persiapan seperti di Jawa ya?

Dari pertanyaan itu maka mertua saya dan juga para saudara yang berkumpul laksana rapat dan melepas kerinduan yang sudah lama tidak bertemu itu menginfornasikan budaya di sana.

Ibuk menjelaskan kalau disini acara hajatan manten biasanya walimahannya di fihak penganten perempuan.dan waktu pelaksanaannya tidak seperti di Jawa degan pemilihan hari tanggal dan pasaran tertentu, disni terutama pas hari libur atau hari ahad.

Dan proses atur atur utuk orang rewang atau yang membatu juga tidak perlu mendatangi per rumah tapi cukup ke ketua jamaah tahlil yang anggotanya cukup banyak.

Dari ketua Jamiah inilah yang mengkondisikan semuanya laksana EO.
Mulai megabari kepada para warga kalau yang namanya bapak atau ibu fulan akan memiliki hajatan pada hari ini, dan sudah terorganisir semuaya kepanitiaan dan tugasnya.

Bahkan disini yang punya hajat tidak usah repot-repot menyiapkan alat masak atau petangkat yang lain. Karena orang yang rewang akan membawa alat dari rumahnya masing -masing y ang nantiya juga akan dibawa pulang sendiri sendiri.

Saya semakin tertarik menggali informasi dan penasaran. E teryata benar stelah  waktu agak siang para ibu ibu berdatangan dengan membawa alatnya masing -masing.Dan mulailah para ibu memasak baik jajanan maupun persiapan makanan yang beraneka ragam.

Stelah solat dhuhur para aggota jamaah laki laki beraangan untuk mendirka tenda dan mengatur posisi. Pars ibu sibuk dengan prises masak memasak dengan beraneka ragam menu makanan dan jajanan khas untuk acara walimahan besuk pagi, Seangkan saya sibuk untuk mengamati dan mengali informasi sambil ikut ikutan membantu  ala kadarnya.

Tampaknya para ibu juga mengerti aoa yang saya perlukan, mereka banyak memberikan penjelasan baik nama makanan khas, nama dan bahan serta proses pembuatannya.

Sungguh saya sangat kagum atas kekompakan warganya, ternyata kekompakan itu tidak terlepas dari pera dan eksistensi sebuah jamiah tahlil.

Dari para saudara laki laki dan orang yang rewang saya diberi informasi bahwa ,jamiah yasin disiini anggotanya cukup banyak, dan sudah memiliki infentaris untuk alat alat pesta mulai tenda, eja kursi, soud sistem, aoat masak dan lengkap dengan personilnya.

Semua petugas sudah terbentuk, mulai penata sarprasnya, terima tamu, orang yang menanak nasi ,bahkan sampai yang mencuci piringpun sudah ada personilnya.

Saya benar benar tertarik,betapa kompaknya mereka. Bahkan tak luput dari pengamatan saya adalah alat alat masak atau perlengkapan yang lain.penanak nasinya dua orang laki laki dengan alat yang cukup besar.

Dan yang mencuri perhatian saya adalah sekelompk bapak bapak yang tugasnya di bagian pencuci piring , kira kura ada enam orang skaligus. Ada kompor dengan wajan besar ,ada semacam alat yag dirancag dari besi berbentuk lingkaran dan ada gagangan seperti timba atau alat mencimplung yang fungsinya untuk wadah piring yang sudah disikat dari  sisa makanan dan disabun. 

Stelah disabun lalu piring itu dimasukkan wadah seperti alat cimlugan  dan dimasukkan ke air mendidih yang kemudian dimasukan ke air dingin dan begitu diturunkan langsung di atasi oleh bapak baak bagian pengelap dengan kain dan siap digunakan lagi.

Waktu itu malam minggu ,bapak bapak sibuk persiapan lokasi, ibu ibu siap dengan persiapan masakan, karena besuk pagi katanya jam 7 tamunya sudah datang.

Malam itu sembari mau tidur saya masih penasaran tentang cara besuk yang katanya tamuya jam 7 sampai jam 12.00.
Waktu subuh para ibu dan panitia sudah sibuk menata masakannya. Para penerima tu suda menata posisinya, bagian pengatur alur dan tempat duduk tamu juga bersiap di depan tenda,

Benar adanya mulai jam 7 pagi semua persiapan makanan dengan model prasmanan sudah tertata rapi,jajananpun sudah tertata di meja meja yang dikelilingi kursi.
Bak pencari berita saya mengamati sambil mendokumentasikan acara dan pernak perniknya, bahkan saya bertanya kepada bapak, ibu, saudara dan siapa saja yang perlu untuk saya tanya. Baik nama masakannya, bahannya atau apa yang khas untuk acara hajatan di sana.

Benar saja jam tujuh lebih sedikit sudah berdatangan tamunya dan langsung ramai,karena mereka menghadiri acara bersama seluruh anggota keluarganya.jadi umpama keluarga itu memiliki tiga anak maka dalam walinahan itu yang datang bersama orang tuaj adi lima orang, 

Begitu tamu datang disambut penerima tamu trus diarahkan ke meja prasmanan, lalu duduk dikursi dan meja yang sudah ditata aneka jajanan, Setelah itu naik ke panggung bersalaman dengan tuan rumah dan pengantin dan terakir memasukkan amplop yang kebanyakan tidak diberi nama dan dalam satu keluarga cuma memasukkan satu amplop.Itupun juga ada yang amplopnya tidak ada isinya.

Dan benar saja  mulai pagi tamunya ramai sekali karena jam dua belas acara selesai.dan skitar jam empat belas tenda dan alat alat pestanya sudah diturunkan oleh anggota jamaah, para ibu- ibu juga pulang dengan perangkat alat masak yang dibawa.Malam hari sudah bersih dan sepi cukup anggota keluarga yang berkumpul

.Dan kebetulan kita termasuk keluarga besar, yang dari Tulungagung  ada kluarga sayadan  kluarga bulik kusus.Dari ponorogo ada bulik jariyah.yang di Martapura ada ibuk mertua yang serumah dengan lek Ali Ramadani, sebelah rumah mbah putri ada bulik kulsum yang hajatan, pakde dul, lek budi dan bulik mimin rumahnya agak jauh ,dekat dengan pasar Martapura.Adapun keluarga mas Mas Mahfud Palangkaraya datangnya hari senin, karena baru pulang umroh.

Besuk paginya tepatnya hari senin keluarga pakde Mahfud datang ,jadi lengkaplah kluarga kita dari tiga provinsi, Jawa timur, Palangkaraya dan yang di Martapura kec Banjar Kalimantan Selatan tempat acara.

Ngumpulnya sdulur buat kami sangat berharga dan jarang bisa ,kecuali ada acara penting, Dan kita bisa kumpul di Jawa waktu mbah kakung Kuselan ayah mertua saya meninggal tahun 2017.

Jadi kita berkumpul pasti seru terlebih bila menggunakan bahasa daerah pasti perlu diterjemahkan. Sambil kita melingkar makan bersama seperti kita gendurian metri, kita berbagi cerita, saya yang tanya -tanya terkait acara kemarin yang menurut saya efektif efisien waktunya dan kekompakan warga yang luar biasa.

Sementara pakde pud dan istrinya menceritakan pengalaman umroh yang baru dijalani..Bulik kulsum dan bulik Niah yang kita sebut koki kita karena ahli masak sedang menyiapkan sajian makanan khasnya.

Sementara para orang laki laki membuat semayanan dengan tujat urut yang dipanggil dengan pak hehek, dusebut demikian karena bila yang dipijat itu masuk angin maka di pemijat ini tak henti hentinya sendawa atau dalam bahasa jawa glegek an, sehingga dipanggil pak hehek.

Keseruan makan bersama,berbincang dan tertawa bersama itu amatlah berharga, keluarga kami sangatlah akrab ,walau berjauhan, Ada saja cerita masa kecil yang unik- unik yang mereka ceritakan.

Saya masih penasaran dengan cerita tentang oak hehek ini, e ternyata waktu malam hari beliau memijat ya memang begitu. Dan rencaba selasa kita pulang malam itu pak hehek sekaligus memijat tiga orang, pakde pud, pak Kamto dan uamiku.

Itulah sebagian catatanku dari acara mantenan di Martapura yang memang ada unen unen "SEJE DESO MOWO CORO" yabg bisa diartikan lain daerah lain pula adatnya.Yang terpenting kita bisa mengambil hikmah positifnya.




Jumat, 06 Mei 2022

LINI MASA ALUMNI MI MAFATIHUL ULUM BALESONO

Alfin ,Arif,Izza,Galang, salis, olivia, Tina, Maulidia

LINI MASA ALUMNI MI Mafatihul Ulum Balesono tahun  2017/2018.

Hari ini Jumat 6 Mei 2022/ hari raya ke 5 tahun 1443 H. Saya kedatangan tamu istimewa dialah anak- anakku alumni MI Mafatihul Ulum Balesono, thn 2017/2018 yang saat ini sudah kelas 10 atau dulu disebut kelas 1 aliyah.

Mereka sangat kompak,bahkan setiap hari raya asih menyempatkan untuk bersama sama kerumah saya. Bisa bertemu dengan murid murid kita dan mengetahui bagaimana perkembangannya dan dimana sekolahnya atau apa aktifitasnya merupakan suatu kebahagiaan tersendiri.

Hari ini yang datang kerumah, Muizzudin izza yang stelah MI sampai  saat ini mondok dan sekolah di Tambakberas Jombang, Arif putranya pak bahroni,yang selepas MI mondok dan sekolah di Mayan kediri sekarang di SMK Rejotangan. Galang dan Alfin setwkah MI ke Mts Tungganggri sekarang juga tetap bersama di SMK Boyolangu, Tina,Ilma, Salis selah MI sampai saat inimondok dan sekolah di pondok Ngunut, lidia yang seflepas MI mondok ke Pare dan sekarang mondok dan sekolah di pondok Panggung Tulungagung.

Yang tidak ikut kesini, Aldo, Syilfia dan.... Bak sekolah seolah diabsen mereka melaporkan yang hari ini tidak ikut.
Reuni dengan mereka mengasyikkan, dari cerita cerita mereka laksana membuka memori kenangan waktu masih di MI.Dan melihat perkembangan mereka secara fisik membuat saya sadar o iya...anak anak sudah besar besar, berarti saya sudah tua.kkkk

Dan kebetulan saya dan Akfin mash menyimpan foto-foto mereka waktu kegiatan di MI. Maka foto itu kita kirim dan berbagai komentar dan cerita muncul, bahkan yang dulunya pendiam ternyata punya cerita terpendam.

Memang mayoritas alumni madrasah kita sekolah plus mondok.Saya berharap dan turut berdoa semoga semua alumni MI Mafatihul Ulum Balesono  ilmunya manfaat barokah ,menjadi putra putri solih solihah ilmunya bermanfaat dan cita citanya dikabulkan Alloh.

Trimakasih ya nak atas silaturrohimnya semoga penuh keberkahan.

Mei 2022

LINI MASA ALUMNI MI Mafatihul Ulum Balesono tahun  2017/2018.

Hari ini Jumat 6 Mei 2022/ hari raya ke 5 tahun 1443 H. Saya kedatangan tamu istimewa dialah anak- anakku alumni MI Mafatihul Ulum Balesono, thn 2017/2018 yang saat ini sudah kelas 10 atau dulu disebut kelas 1 aliyah.

Mereka sangat kompak,bahkan setiap hari raya asih menyempatkan untuk bersama sama kerumah saya. Bisa bertemu dengan murid murid kita dan mengetahui bagaimana perkembangannya dan dimana sekolahnya atau apa aktifitasnya merupakan suatu kebahagiaan tersendiri.

Hari ini yang datang kerumah, Muizzudin izza yang stelah MI sampai  saat ini mondok dan sekolah di Tambakberas Jombang, Arif putranya pak bahroni,yang selepas MI mondok dan sekolah di Mayan kediri sekarang di SMK Rejotangan. Galang dan Alfin setwkah MI ke Mts Tungganggri sekarang juga tetap bersama di SMK Boyolangu, Tina,Ilma, Salis selah MI sampai saat inimondok dan sekolah di pondok Ngunut, lidia yang seflepas MI mondok ke Pare dan sekarang mondok dan sekolah di pondok Panggung Tulungagung.

Yang tidak ikut kesini, Aldo, Syilfia dan.... Bak sekolah seolah diabsen mereka melaporkan yang hari ini tidak ikut.
Reuni dengan mereka mengasyikkan, dari cerita cerita mereka laksana membuka memori kenangan waktu masih di MI.Dan melihat perkembangan mereka secara fisik membuat saya sadar o iya...anak anak sudah besar besar, berarti saya sudah tua.kkkk

Dan kebetulan saya dan Akfin mash menyimpan foto-foto mereka waktu kegiatan di MI. Maka foto itu kita kirim dan berbagai komentar dan cerita muncul, bahkan yang dulunya pendiam ternyata punya cerita terpendam.

Memang mayoritas alumni madrasah kita sekolah plus mondok.Saya berharap dan turut berdoa semoga semua alumni MI Mafatihul Ulum Balesono  ilmunya manfaat barokah ,menjadi putra putri solih solihah ilmunya bermanfaat dan cita citanya dikabulkan Alloh.

Trimakasih ya nak atas silaturrohimnya semoga penuh keberkahan.

Mei 2022

Kamis, 05 Mei 2022

.MENYAMBUNG PASEDULURAN DAN SILATURROHIM ORANG TUA

Kamis 5-5-2022/lebaran 2022

Menyambung Pasedulran dan Silaturrohim orangt ua.

Foto dengan ah artiyah ari raya 1443 H/2022 

Hari ni saya dan kluarga bulik kusus, silaturrohmi ke para sdulur dari jalur ibuk mertua di beberapa esa di skitar jembatan Kademangan, diantaranya desa Tuliskrio, plosorejo dan jimbe.

Memang mbah kita dari ibuk mertua dari Jimbe, Jadi banyak saudara disana. Orang pertama yang kita tuju adalah orang yang paling tua.

Kali ini rute kita sowan mbah Artiyah di Tuliskrio.Beliau adalah saudara dari mbah Rusemi nenek kita atau ibuknya ibuk mertua yang saat ini beliau domisolinya di Martapura Kalimantan Selatan.

Karena orangtua kita jauh dan para saudara banyak yang di Martapura dan Palangkaraya maka kita dan kluarga bulik kusus yang menyambung silaturrohim dan paseduluran orangtua kita.

Selain menyambungkan silaturrohimnya orangtua kita, juga sebagai proses pengenalan dan meraketkan sdulur untuk anak anak kita.
Kepada semua sesepuh dan para saudara kita yang masih sugeng  smoga senantiasa pinaringan kesehatan dan yang lagi akit semoga cepat sembuh dan yang lagi mendapat ujian dari segi aoapun Alloh memberi kekuatan dan jalan keluar yang terbaik.

Untuk semua yang lagi tolabul ilmi semoga ilmunya manfaat barokah Amiin.

Untuk para sadaraku di bumi kalimantan inilah catatanku semoga membantu membuka kenangan saat kita bersama bersilaturrohim ke para saudara kita.Semoga silaturrohim kita membawa keberkahan amiin

Mei 2022/hari raya 1443 H

Selasa, 26 April 2022

TEMU SEDULUR JAMAN NOM NOMAN (NOSTALGIA JAS ABU-ABU)

TEMU SDULUR LINI MASA JAMAN NOM NOMAN (NOSTALGIA JAS ABU-ABU)

Nostalgia 4 Serangkai ,B.Asmini ,b Anjar Titik Nuriyati,Saya dan B.Robiah Alma.

Alhadulillah 25/04/2022 kita dipertemukan dengan poro sdulur alumni pengurus IPNU IPPNU Anak Cabang Ngunut Tulungagung  dari masa kemasa, dan kita yg periode th 90 an cukup kompak dan banyak yang hadir .

Diantara kami ada yg puluhan tahun tidak bertemu ,sehingga pertemuan ini sangat bermakna.Tapi sayang waktunya kurang mendukung, terlalu sempit.

Maklum karena sudah sangat lama tidak bertemu terlebih stelah ada pandemi covid-19 yang mulai tahun 2019,semua aktifitas untuk bisa berkumpul tidak bisa dilakukan karena ada pembatasan pertemuan tatap muka, Sehingga silaturrohim secara langsung nyaris tidak bisa dilakukan.

Pernah waktu saya silaturrohim ke ndalem kang Anas Karangsono  ketemu dengan kang Slamet yang kebetulan beliau ketua alumni PAC IPNU IPPNU Ngunut,yang waktu itu akan mengadakan pembentukan kepengurusan para alumni di karangsono .

Dalam perbincangan itu kita sempat membicarakan untuk bisa kumpul sdulur, untuk menyambung silaturrohim diantara para konco mantan pengurus PAC IPNU IPPNU Ngunut yang memang kita hubungannya sejak dulu laksana keluarga dan saudara, dan sebagai simbul kekeluargaan kita suatu panggilan  dengan sebutan" KANG kepada sdulur laki-laki dan YU kepada sedulur perempuan"itu melekat.

Jadi begitu ada undangan adanya pertemuan nostalgia dari masa kemasa alumni  pegurus PAC IPNU IPPNU Ngunut  ini yang sejak beberapa waktu lalu diunggah di grup washap saya cukup senang dan tetap saya ingat tanggal 25/04/2022 jam 16.00 ada undangan temu dulur.

Mungkin juga sama yang dirasakan poro sdulur yang lain, antusias dengan acara ini terutama  kita diera tahun 90 an ,terbukti banyak yang hadir. Kita kita yang dulu masih nom noman dan sekarang rata-rata usia kepala 5. dengan berbagai kesibukan dan aktifitas masing- masing, tapi tetap kita sempatkan bisa hadir.dan yang tidak kelihatan diantaranya justru kang anas.

Trimakasih kepada semua panitia yang telah mewujudkan acara ini ,walau memang waktunya menurut saya memang kurang karena kalau waktu puasa dibingkai dengan buka bersama sangat singkat .

Sebenarnya undangan acaranya jam 16.00  namun karena waktu puasa, para ibu ibu biasa dengan aktifitas menyiapkan menu buka di rumahnya sehingga datang di lokasi tidak bisa tepat waktu.Mungkin lain kesempatan kegiatan ini bisa diagendakan lagi denganengambil waktu yang  lebih longgarisalnya dngan acara halal bihalal.

Sebenarnya banyak hal yang pingin kita bincangkan dengan poro dulur terutama kabar dan juga kluarganya, misalnya berapa anak dan cucunya, domisili sekarang dimana dan lain srbagainya, tapi karena stelah buka bersama kita akan disusul solat tarweh dan putri kecilku sudah minta untuk pulang  ,sayapun pamit duluan.

Saya salut dalam acara ini selain kita menyambung silaturrohim dengan generasi penerus saat ini juga tak lupa kita mndoakan para sdulur yang sudah berpulang atau sudah wafat. Inilah nilai plus dari acara imi, kita saling memberi informasi,mengumpulkan data dan ternyata ingatan kita kepada saudara nyambung ke dalam lantunan doa.

Semoga Alloh senantiasa melimpahkan Rohmad Taufiq hHdayah dan InayahNya kepada kita semua, menata dan memberi keberkahan .Dan kepada para sdlur yang sudah berpulang senantiasa mendapat magfiroh dan amal perjuangannya diterima sebagai amal hasanah fiddunya wal akheroh ,amiin.

TEMU SDULUR LINI MASA JAMAN NOM NOMAN (NOSTALGIA JAS ABU-ABU)
Kang Samsun niam pulotondo,kang h.Pandi karangsono,kang Slamet lesgiono,kang Santoso Balesono

 

Selasa, 15 Februari 2022

KEMBALI DARING

pelaksanaan pembiasaan solat dhuha di madrasah yg dikerjakan dirumah.

Munculnya suatu edaran untuk pelaksanaan pembelajaran secara daring atau pembelajaran Jarak Jauh, seolah membuka kembali trauma efek pandemi yang sudah pernah dilalui dalam waktu yang sangat lama sekitar dua tahun.

Anak -anak yag baru mengiikuti pembelajaran tatap muka beberapa bulan ini ibarat  orang yang mengalami keluhan atau AMBYAR yang dIrehabilitasi dalam tahap pengembalian fungsi- fungsi organ sesuai fungsinya.

Ambyar disini sebuah istilah yang penulis ginakan untuk menggambarkan dampak negatif dari dampak daring atau pembelajaran jarak jauh yang pernah dilalui dalam waktu yang lama.Anak -anak seolah kabel yang aliran listriknya tidak lancar dan seolah tidak nyambung.

Dalam kondisi seperti ini guru dengan daya upaya dan mencari formula pendekatan yang pas dalam membimbing anak didiknya untuk bisa mengikuti pembelajaran dan kembali kepada rel yang seharusnya diikuti siswa.

Banyak keluhan dari para guru bahwa dampak dari daring yang lama para suswanya mengalami suatu dampak terkait psikologisnya atau kemampuan untuk menangkap atau memahami materi yang disampaikan guru.

Dan setelah beberapa bulan  mengikuti pembelajaran tatap muka maka seolah proses servis atau penyembuhan itu mulai menampakkan hasil, tiba - tiba ada pemberlakuan pembelajaran secara daring lagi.

Maka disini guru harus lebih kreatif dan inovatif lagi talam tahap proses pembelajarannya untuk meminimalis dampak sebagaimana yang petnah terjadi.Maka di madrasah kita menganjurkan kepada anak didik,walaupun pembelajarannya dengan jarak jauh tetap memakai seragam, agar mereka tetap serasa sekolah normal cuma dari rumah dan tidak bersama temannya.

Pemberian motifasi kepada siswa yang harus terus dipompakan, pemberian perhatian dan dukungan guru kepada anak-anak terutama yang memiliki suatu kebutuhan khusus tidak boleh dilewatkan.

Demikian pula guru selain menghadapi siswa juga harus memberikan motifasi dan suplemen kepada orangtua selaku pendamping belajar sisea yang secara psikologisnya juga berdampak dan ada traumatisnya.

Ibarat suatu penyakit bila sudah kambuhan maka perlu peanganan yang lebih ekstra.Namun karena situasi kondisi guru harus mampu memerankan perannya yang lebih baik, terutama bagi guru ditingkat RA/TK dan ditingkat MI/SD.

Kepada semua guru semoga Alloh melimpahkan kesehatan kepada bapak ibu ,meganugerahkan kesabaran dan kepada semua anak didik kita semoga dalam bimbingan Alloh dan diberi kemudahan dalam bertolabul ilmi walau fengan pembelajaran jarak jauh.

Selamat berjuang bapak ibu guru, dan selamat belajar untuk para generadi bangsaku, semoga perjuangan kita jadi ilmu yang manfaat barokah ,Amiin.

Trenceng ,f5 022022

ANTARA LIDI DAN SAPU LIDI

 Dok.,koordinasi kluarga besar MI Mafatihul ulum Balesono dg pengurus komite dan tokoh masyarakat yg menghasilkan keputusan melanjutkan rehap dg dana jariah bersama.

Lidi merupakan tulang dari daun kelapa yang dalam bahasa jawa disebut sodo.
Keberadaan Lidi atau sodo biasanya dimanfaatkan oleh ibu-ibu untuk pengaman bungkusan atau mbitingi  bungkusan yang terbuat dari bahan daun pisang.

 Sedangkan sapu lidi merupakan perkumpulan dari lidi yang diikat.Dan keberadaan lidi yang diikat ini jauh lebih besar dalam kemanfaatannya. 

Lidi masih sebatang manfaatnya lebih terbatas dari pada lidi dalam ikatan kecil yang biasa disebut kelut dalam bahada jawa.Demikian pula keberadaan kelut yang jumlahnya lebih kecil daripada sapu maka kemanfaatannya juga lebih sedikit dari pada sapu.

Kelut biasanya digunakan untuk alat kebersihan tempat tidur atau untuk mengusir lalat .Tapi kalau lidi dikumpulkan dalam jumlah yang lebih banyak terus diikat  menjadi sapu maka bisa dimanfaatkan untuk alat kebersihan dan menyelesaikan tugas lebih cepat dan maksimal.

Dan antara lidi dan sapu lidi bila dimaknai dengan bahasa kiasan atau makna konotasi,maka ada makna yang kuat dalam mewujudkan suatu kebersamaan ,rasa persatuan dan kesatuan.

Demikian pula bila niatan baik yang kemudian dipadukan akan menjadi suatu energi dahsyat yang dapat mewujudkan suatu cita - cita bersama. Yang terpenting adanya suatu kesadararan memadukan niat bersama dan menepis ego pribadi.

Maka kalau kita sejak kecil mengenal rangkaian kata bijak " CRAH AGAWE BUBRAH, RUKUN AGAWE SANTOSO" Ini merupakan suatu kepribadian bangsa yang harus kita jaga dan perkuat keberlangsungannya.

Seperti yang kami alami di MI Mafatihul Ulum Balesono, yang juga terinspirasi dengan kemanfaatan " LIDI DAN SAPU LIDI" Alhamdulillah cita- cita bersama untuk melanjutkan rehap dengan modal materi yang minim  tapi ada modal semangat kebersamaan untuk menggalang dana jariah gotong royong, ibarat mengikat lidi berserakan menjadi sapu ,maka niatan itu  terwujud.

Kedermawanan para agniyak dan para peduli madrasah dan dukungan dari berbagai bentuk, baik secara tenaga, barang, dana, pemikiran dan lain sebagainya yang menjadi senjata ampuh yang saling melegkapi dalam mewujudkan hajat bersama.

Hanya sebuah ucapan terimakasih dan iringan doa jazakumulloh ahsanal jazaa. semoga amal bapak ibu termasuk amal jariah yang senantiasa mengalir pahalanya, Amiin yarobbal alamiin.

2022022

Jumat, 21 Januari 2022

Prof. Dr.NGAINUN NAIM PENYULUT SUMBU LITERASI



Oleh: Komsiyah S 
( MI Mafatihul Ulum Balesono Ngunut Tulungagung)

Berbicara tentang sosok  Bapak Ngainun Naim maka tak terlepas dengan dunia literasi, ibarat sebuah koin mata uang,  maka ada dua sisi yang tak terpisahkan yaitu satu sisi nama Ngainun Naim dan sisi baliknya literasi, maka tidak heran bila banyak orang yang menyebutnya bapak literasi.

M.Arif Faizan dalam acara KOPDAR II SAHABAT PENA  tanggal 27 Januari 2019 yang juga penulis ikuti, beliau menyampaikan  adagium tentang sosok Ngainun Naim seperti ini " Jika ingin kaya dekatlah dengan para pengusaha,  jika ingin harum dekatlah dengan penjual parfum dan jika ingin jadi penulis dekatlah dengan Dr.Ngainun Naim".Dan sayapun mengakui apa yang beliau sampaikan.

Nama Ngainun Naim sudah lama penulis kenal  karena beliau aslinya dari desa Sambidoplang kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung yang merupakan desa sebelah dari tempat tinggal saya , bapak beliau seorang pendidik kepala MI Nurul Islam Miridudo dan waktu bersekolah kita sama- sama alumni MTsN Tunggangri tetapi beda tahun dan juga kita sama-sama memiliki sosok guru literasi yang sama yaitu Bpk Amrulloh almarhum yang merupakan sang penulis dan memiliki puluhan ribu  koleksi buku di perpustaan pribadinya,  tapi secara personal saya mengenal sosok bapak Ngainun Naim itu saat saya menjadi mahasiswa beliau waktu kuliah S1 di STAI Diponegoro Tulungagung, bersamaan dengan bpk Eko Siswanto yang sekarang sebagai dosen di Jayapura.

SANG DOSEN INSPIRATIF
Bapak Ngainun Naim menjadi salah satu dosen saya saat kuliah SI di STAI  Diponegoro Tulungagung. Dengan pembawaan beliau yang kalem dengan penyampaian materi yang mudah diterima , menjadikan beliau termasuk dosen idola dan  materi yang semula itu dianggap sulit menjadi sesuatu yang bisa merubah image menjadi materi yang menarik dan menantang, diantara mata kuliah yang beliau ampu saat itu tentang statistik penelitian.

Dan ada  keunikan dari logat penyampaian beliau yang kalem dan diselingi dengan " e" ,  dan jujur saya akui , saya diantara mahasiswa yang memiliki tipe saat mengikuti kuliah maka untuk memudahkan merekam saya harus menulis, walaupun tulisan  itu tidak bisa secara jelas  saya baca kembali, bahkan  juga pernah waktu mengikuti kuliah beliau saya menghitung huruf  " e" yang beliau sampaikan diantara kata atau kalimat yang beliau sampaikan.Saya ibarat panitia pilkades yang membuat coretan pagar betis penghitungan, tapi jumlah hitungan bukanlah suatu angka kemenangan dari sang kepala desa tapi jumlah huruf " e" yang disampaikan bapak Ngainun Naim dalam penyampaian mata kuliahnya. Nah dalam kesempatan ini saya secara terbuka  mengakui perbuatan saya kepada bapak Ngainun Naim  dan mohon maaf , dan saya yakin beliau memaafkan dan bahkan beliau mungkin menertawakan pengakuan saya ini.

Dalam setiap mata kuliahnya beliau memberikan pengantar materi dengan peta konsep yang menggiring mahasiswa untuk mengembangkan diri, sehingga dalam melaksanakan tugas bukan suatu beban atau sekedar menggugurkan tugas,  tetapi suatu kesadaran untuk berkembang.

PENYULUT SUMBU LITERASI
Dalam dunia literasi saya sangat bersyukur bisa mengenal dan mendapat kesempatan untuk belajar langsung dengan beliau yang diawali di sebuah acara seminar yang diselenggarakan oleh PERGUNU Tulungagung dan adanya wadah grup WA Maarif Menulis dan grup Gubuk Literasi yang langsung dalam bimbingan beliau dan dari grup ini akirnya beberapa buku antologi yang saya ikuti terbit,diantaranya: Mendulang Literasi di Kampus Dakwah dan Peradapan, Sejuta cerita tentang Ibu,The Legend Of  Blendrang,  Kuliah Daring di Tengah Covid-19 dari Berbagai Presfektif, dan Suka Duka Mendampingi Anak Belajar di Masa Pandemi. Maka benar adanya seperti yang disampaikan M.Arif Faizan , " jika ingin jadi penulis dekatlah dengan Dr.Ngainun Naim".

Dengan pemberian materi beliau tentang dunia literasi yang ringan , tidak bertele-tele, menulis itu mudah, menulis itu asyik dan menulis itu juga sebagai wahana refresing. Maka seolah terhipnotis merubah image bahwa menulis itu hal berat seolah membawa beban,  dan seolah hal mustahil terutama bagi orang yang profesinya tidak didunia pendidikan atau akademisi. 

Beliau meyakinkan bahwa menulis itu bisa dilakukan oleh siapa saja dari profesi apa saja,kapan saja, yang penting memiliki kemauan.

Beliau memberi contoh sosok Sri Lestari seorang yang dengan bangga mengaku sebagai (maaf) babu atau TKW berbagi kabar ke dunia dari sebuah loteng di dapur majikannya, tulisannya selalu ditunggu ribuan follower dan fans blognya .Berawal dari pemberian laptop bekas pemberian majikannya tanpa diajari cara mengoperasikannya kecuali dua hal yang diberitahukan yaitu tentang power dan enter. 

Sri Lestari gigih belajar menulis secara otodidak  dan akirnya dia mampu melompati batas profesi dan status sosialnya dengan menulis. Melalui menulis ,ia telah memberi ruang secara sangat luas. 

Dalam bukunya The Power of writing beliau meuliskan " sebagai seorang yang merasakan manfaat menulis, saya ingin "mempermalukan" teman-teman yang punya banyak potensi dan peluang menulis melebihi Sri Lestari tetapi belum menulis. Sri Lestari yang (maaf) babu saja bisa,mau dan mampu menulis, masak kaum yang lebih terpelajar tidak bisa?" bila anda mengetik kata kunci Babu Ngeblog di Google maka akan menemukan blog Sri Lestari yang telah melompati batas profesi dan status sosialnya dengan menulis.

Bapak Ngainun Naim dengan ciri khas bahasa yang  ringan serta bahasa sentilan sentilun bisa menyulut sumbu literasi. Diantara kalimat sentilan sentilun yang beliau sampaikan pada saya , "Ayo segera menulis , mau nunggu apa dan  kapan lagi ?" , ada lagi " tulisan itu terwujud ya bila ditulis bukan diangan-angan". dan kesempatan lain saat saya minta pendapat beliau tentang sebuah tulisan yang akan saya ikutkan dalam sebuah ajang lomba kepenulisan , beliau menyampaikan, " kirim saja, tugas kita sebagai penulis ya nulis, biar orang lain yang menilai karya kita, yang penting kita sudah menghasilkan  karya, selebihnya karya itu yang akan berbicara sendiri". Dan dalam buku karya beliau yang saya koleksi beliau berkenan memberikan tanda tangan dan ada tulisan yang menurut saya ada pesan yang dalam yaitu " Selamat Membaca dan Menulis ....".Beliau seorang penulis yang produktif dan dikenal dengan jargon    " Ini Catatanku, Mana Catatanmu?".

Dalam dunia kepenulisan beliau juga menyampaikan beberapa prinsip yang harus diketahui yaitu: Menulislah yang kita kuasai, menulislah yang kita sukai  dan menuliskah yang kita lakukan sehari-hari. Bagi orang yang mulai belajar menulis ada beberapa tahapan yang biasanya dilalui, diawali bagaimana cara mengawali menulis, apa yang harus ditulis , kemudian setelah mulai belajar menulis muncul rasa tidak percaya diri dan malu bila tulisannya dibaca atau mendapat kritikan pembaca, dan bagi penulis yang sudah lancar maka tanggapan dari sang pembaca itu justru yang sangat diharapkan sebagai apresiasi atas karyanya.

Menjadi anggota komunitas dalam dunia literasi yang beliau bimbing saya sangat bersyukur, karena selama ini saya yang hanya bergelut didunia pendidikan tingkat dasar tidak memiliki wadah untuk pengembangan diri kususnya di dunia literasi, walaupun beberapa tahun lalu pernah belajar praktek kepenulisan dengan mengikuti ajang kompetisi lomba karya tulis ilmiah bagi guru Madrasah Ibtidaiyah yang diadakan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Keagamaan  Agama Jakarta yang kemudian dari 10  peserta terpilih dari 345 peserta karyanya dibukukan dengan judul" Paradigma Baru Pembelajaran Keagamaan di Madrasah Ibtidaiyah". dan ini buku antologi pertama kali yang saya ikuti. Namun karena belum tau bagaimana cara pengembangan diri dan tidak ada pembimbing , maka aktifitas kepenulisan saya seolah padam.

Maka untuk menghidupkan sumbu literasi yang sempat padam, saya ingin untuk belajar walaupun rasa belum percaya diri itu masih tetap ada. Untuk memupuk rasa percaya diri itu diantaranya saya mengoleksi dan belajar dari buku-buku karya bapak Ngainun Naim diantaran judulnya: Menulis Itu Mudah (40 Jurus Jitu Mewujudkan Karya), Spirit Literasi Membaca Menulis Dan Transpormasi Diri, Proses Kreatif Penulisan Akademik, The power of writing ( mengasah Ketrampilan Menulis Untuk Kemajuan Hidup), Literasi Diri ( tentang Aku dan buku-bukuku), Rekonstruksi Pendidikan Nasional membangun paradigma yang mencerahkan, selain itu saya juga membaca diakun facebook beliau.

Dari buku "Menulis itu Mudah" karya Bapak Ngainun Naim,  kita menemukan jurus-jurus jitu dalam menghasilkan karya tulis diantaranya ; Menulis yang diketahui. Menulis Secara Ngemil. Menulis tentang Perjalanan. Formula satu hari lima Paragraf. Banyak Membaca Banyak Ide. Belajar menulis kepada Penulis.Menulislah sebelum ditulis. Menulislah Secara Berani. Kegiatan Harian Sebagai Ide Tulisan. Membuatlah blog dan isilah secara rutin. Menulis itu Proses Untuk Belajar. Menulis Membuat Unggul.

Jurus yang lain yang beliau suguhkan bahwa : Bisa Menulis Merupakan Suatu Anugerah. Luangkan Waktu , Bukan Menunggu Waktu luang. Dengarkan, Catat dan olah menjadi tulisan.Yakinkan Diri Bahwa Anda adalah Penulis.Menulis Tanpa Beban.Jalani,nikmati dan Syukuri. Empat Level Malu dalam Menulis, Menulis Banyak Memberi rezeki.Menulis Membuat Plong. Menulis Membutuhkan Perjuangan.Menulislah Seperti Jam Dinding. Menulis itu ada Levelnya. Jadikan Menulis Sebagai Hobi. Menjadikan Menulis Sebagai Suatu Kebiasaan. Menulis Itu Ketrampilan Sekolah Dasar. Banyak Membaca Banyak Ide. Rekam,Transkip dan Olah Menjadi Tulisan dan jurus Menulis Diri . Memberdayakan Diri. Jurus jurus menulis ini selengkapnya tertuang dalam buku " Menulis itu Mudah" karya Bapak Ngainun Naim.

Sedangkan Buku The power of writing merupakan buku yang sarat dengan motifasi. Dalam buku ini bapak Ngainun Naim membongkar ketidakbenaran mitos bahwa  menulis itu sulit dan membangun keyakinan bahwa menulis itu mudah. Bermula dari sinilah akan lahir kekuatan tulisan yang mampu menggerakkan dari yang statis menjadi aktif dan dari yang pesimis menjadi optimis.

DR.H.Supriyanto , S.Pd, M.Pd , dosen PPs Universitas Kajuruan Malang dalam Endorsement di buku The power of writing  menyampaikan,  "Budaya lisan kita belum seiring dengan budaya tulis. Kita bisa bercerita panjang lebar semalam suntuk, tetapi macet ketika menuangkan ide untuk menulis. lewat tulisan Dr.Ngainun Naim  The power of writing mengajak kita untuk membangkitkan gairah menulis sehingga menulis menjadi budaya,'.

Dalam buku The power of writing , memuat berbagai Spirit Menulis, Motifasi Menulis, Alasan Menulis, Hambatan dalam Menulis,Strategi Menulis, dan pentingnya kita belajar Menulis dari Para tokoh. 


Inti tulisan Bapak Ngainun Naim dalam buku ini diantaranya : Penulis besar tidak akan larut dalam kondisi spirit yang menurun.Ia akan selalu berusaha mencari jalan agar spirit menulisnya kembali meningkat.Sementara penulis pemula,ia akan pasrah pada keadaan,pasifdan menunggu momentum untuk menulis.
Kesulitan menulis biasanya disebabkan karena 'jam terbang " menulis yang belum tinggi.Membuat blog merupakan sarana untuk meningkatkan " jam terbang". Semakin sering blog diisi maka semakin terlatih menulis.

Membaca dan menulis merupakan sarana untuk menambah waawasan, pengetahuan ,ketrampilan dan kemampuan untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas diri.

Membaca dan menulis itu memiliki energi besar untuk merubah hidup kita.Jadi mari membaca, serap energinya,dan menjadi diri yang terus memiliki nilai tambah setiap hari.Setelah itu tulis dan kembangkan agar diri kita semakin berdaya.

Menghasilkan tulisan membutuhkan suatu proses dan perjuangan yang tidak ringan.Banyak yang tidak tahan menjalaninya sehingga tulisan gagal dibuat. 

Kesibukan rutin,rasa malas, kecilnya penghargaan dan berbagai faktor lainnya yang menjadi penghambat proses menulis.

Menulis yang baik itu membutuhkan proses panjang .Dibutuhkan kesabaran dan ketekunan untuk menghasilkan tulisan.Kesabaran itu berkaitan dengan bagaimana bertahan dari segala godaan agar sebuah tulisan bisa selesai. 

Ketekunan berkaitan dengan bagaimana terus menerus menulis sampai selesai. Sikap semacam inilah yang dibutuhkan agar seseorang mampu menjadi penulis yang berkualitas.

Menulis yang baik membutuhkan satu syarat yang sangat mendasar yaitu rajin membaca. Semakin banyak membaca maka seseorang akan semakin banyak perbendaharaan wawasan dan pengetahuannya yang kemudian dapat diadikan sebagai modal unuk menulis.Mustahil seorang yang mampu menulis secara baik jika tidak pernah membaca.

Bapak Ngainun Naim juga menuliskan pendapatnya bahwa" Menulis itu bentuk perjuangan. Banyak yang berpendapat bahwa menulis itu membutuhkan waktu yang tenang, khusus dan sedang tidak sibuk. Jika rumus itu dipakai, barangkali saya akan sangat jarang untuk menghasilkan tulisan.Lima hari dalam seminggu saya harus pergi ke kantor.Berangkat sekitar jam 6 pagi dan sampai rumah setelah magrib, Hari Sabtu dan Minggu biasanya saya pakai untuk kegiatan keluarga, sehingga nyaris tidak ada waktu untuk menulis".

Ketrampilan menulis itu sesungguhnya sangat penting. Sayangnya, sampai sejauh ini hanya sebagian kecil saja yang mau menekuninya.Karena itulah saya kira tidak berlebihan bila penulis itu disebut makhluk langka.

Kunci penting menulis itu salah satunya adalah tidak mudah menyerah Jika menyerah tentunya tidak akan menjadi penulis yang berhasil. Penulis yang berhasil semuanya memiliki mentalitas tahan banting. Berbagai hambatan dan tantangan yang dihadapi dapat diatasi dengan baik.

Beliau juga menuliskan bahwa tugas penulis itu ya menulis dan penulis itu tidak mengenal pensiun. Karena itu aspek penting yang harus dilakukan sebagai bagian dari identitas sebagai penulis adalah terus memproduksi karya .Seorang Penulis tidak akan disebut sebagai penulis jika hanya berbicara saja. Bukti bahwa seseorang itu disebut penulis adalah karya yang ia buat.

Para Penulis hebat adalah mereka yang mau berbagi  pengalamannya dalam menulis. Mungkin mereka sekedar menulis saja, tetapi jika tulisan itu mampu menggerakkan orang lain untuk menulis, Insyaalloh nilai kebaikannya terus mengalir. Itu adalah bagian dari isi dari tulisan-tulisan bapak Ngainun Naim dalam bukunya yang berjudul The Power Of Writng.

Dan tulisan ini penulis buat untuk memenuhi kehormatan atas undangan menulis antologi dalam rangka pengukuhan Guru Besar Prof.Dr.Ngainun Naim . Saya ucapkan selamat kepada Bapak atas pengukuhannya sebagai guru besar, semoga tulisan saya yang dalam proses belajar ini turut menjadi kado kecil buat kesuksesan bapak dan keluarga. Semoga jenengan sekeluarga senantiasa dalam lindungan dan ridho Alloh SWT, sehat selalu dan penuh keberkahan. Dan terimakasih atas ilmu yang bimbingannya, mohon doa restunya semoga  ilmu saya  bermanfaat. Amiin
Tulungagung, 21 Januari 2022

Profil  Penulis.
KOMSIYAH S, M.Pd.I . 
Kepala MI Mafatihul Ulum Balesono Ngunut Tulungagung. Alamat rumah Dusun Ngasinan Ds.Trencenng, Sumbergempol Tulungagung, Jawa Timur. Nomor WA.081615668208. Nama Suami Kobir dan nama anak Mufidatus Salma Hamda Syauqiya. Buku Antologi : Paradigma Baru Pembelajaran Keagamaan di Madrasah Ibtidaiyah, Sejuta Cerita Tentang Ibu, Mendulang Literasi di Kampus Dakwah dan Peradapan, The Legend Of  Blendrang, Kuliah Daring di Tengah Covid-19 dari berbagai prespektif, Suka Duka Mendampingi Anak Belajar di Masa Pandemi.