Selasa, 02 Agustus 2022

SEMALAM DI MUNJUNGAN



Memo semalam di Munjungan 30 Juli 2022/ 1 Muharrom 1444H. 

Membicarakan Munjungan  mayoritas orang ngeri dengan medan  jalan yang harus dilalui. Tapi bagi saya Munjungan merupakan daerah yang sangat menarik ibarat magnit. 

Sekali pernah kesini pasti akan semakin tertarik untuk datang lagi. Saya sudah beberapa kali kesini tidak perah bosan dan justru semakin kagum. 

Kedatangan saya kemunjungan bersama suami anak dan dua keponakan yaitu mbak Dya dan Nduk Irin untuk ziaroh haji ke pak Fathurrohman dan silaturrohim ke para saudara di Munjungan. 

Saudara saya disini banyak sekali. Saudara buat saya bukan hanya karena hubungan darah atau kekerabatan tapi  bisa dari orang lain yang akirnya jadi saudara. 

Saya dan suami kebetulan sama sama alumni PGAN tulungagung  tapi beda tahun,  kalau suami tamatan tahun 1990 dan saya 1992.jadi suami kelas 3 saya masuk kelad 1 dan kebetulan saya siswa PGA ragil,  karena stelah angkatan saya PGAN tulungagug jadi MAN 2.

Kekeluargaan siswa PGA itu sudah sangat erat terbangun sejak dibangku sekolah dan memang saya akui kekeluargaan para alumni PGA yang memang sebagai sekolah kejuruan yang menyiapkan siswa siswinya untuk menjadi guru. yang waktu itu banyak diminati oleh banyak orang dari golongan ekonomi menengah kebawah. Persaudaraan bukan hanya sebatas teman sekelas, seangkatan tapi kalau sudah menyangkut abituren PGA ya itu saudarakita. Hubungan itu tetap melekat sampai saat ini. 

Persaudaraan saya dengan poro sdulur Munjungan disini dari jalur bangku sekolah dan kuliah. Kebetulan banyak teman sekelas saya,  dan seangkatan saya juga teman suami disini. 
Panggilan keakrapan kita yang laki laki dipanggil " kang" dan yang perempuan dipanggi "yu atau mbak yu". Panggilan kang dan yu dalam tatanan orang Jawa sangat spesial, karena disini menunjukkan adanya hubungan yang dekat dan akrab .

Saya ke Munjungan sudah lebih lima kali tapi tetap kagum dan bermalam serta menikmati suasana senja yang elok, malam yang indah dan ramai, serta terbitnya matahari di Munjungan baru kali ini. 

Saya memang selalu tertarik untuk bersilaturrohim kesini,  dan ini merupakan acara mendadak  yang tidak kita persiapkan sebelumnya. Begitu kang Daroji mengabari lagi di Kampak dan mengajak untuk ikut naik ke Munjungan pas hari sabtu tanggal 1 Muharrom 1444 H berteoatan tanggal 30 Juli 2022 dan besuknya hari Minggu,  saya koordinasi dengan suami ternyata siap dan ponakan juga penasaran dan ingin tau Munjungan maka kita sepakat untuk silaturrohim ke Munjungan dan semayanan di dalemnya ibuknya kang Daroji di desa Senden Kampak Trenggalek. 

Saya berangkat dari rumah jam 14.30 sampai Senden jam 16.00 dan stelah solat asar berangkatlah kita ke Munjungan bersama kang Daroji. 

Walaupun sudah beberapa kali ke Munjungan tapi jalan ke Munjungan tetap menantang dan menawarkan suatu sensani serta keindahan terlebih disore hari.  Karena sudah sering memperhatikan jalur lekukan jalan yang meliuk liuk bak penari dan juga teman saya menyebutnya jalan kevmunjungan seperti lipatan baju,  kali ini perhatian saya pada aliran sungai yang sangat menarik dengan gemericik air yang sangat jernih dan berbagai jenis batu dan ukuran dari kecil sampai sebesar gajah,  pokoknya sangat indah. 

Seiring lantunan adzan magrib saya sampai di Munjungan. Ponakan sangat kagum dan juga ngeri ngeri sedap melewati jalur ekstrim yang baru dilalui. Sesudah solat magrib kita menikmati susana kota Munjungan yang sangat elok dengan lampu lampu dan keramaian warganya. Stelah solat magrib kita  ziaroh haji ke kang Fatkurrohman dan kluarga. 

Kebetulan ada pasar malam di lapangan dan si kecil salma putriku dan nduk Aul putri kang daroji yang usianya 3 tahun dan juga adik, istri dan oara ponakan kita datang ke pasar malam yang kebetulan malam Minggu dan baru tiga hari dibuka,  pengunjungnya sangat ramai. 

Menurut istrinya kang Daroji ini juga karena sudah lama tidak ada hiburan karena masa pandemi,  jadi ya ibarat padar utah karena ramainya. Beberapa wahana permainan diikuti oleh si anak anak kecil. 

Stelah puas bermain kita putuskan pulang .Jarak rumah kang Daroji dengan lapangan skitar 1 km.  Kalau berangkatnya kita diantar mobil tapi pulangnya kita pilih jalan kaki,  karena ingin lebih banyak tau konfisi Munjungan di malam hari.

Saya benar benar menikmati suasana Munjungan yang indah di malam hari yang didukung oleh gemerlap lampu yang menambah keelokan Munjungan. Saya amati jalur yang kita lewati dengan jalan kaki. Dan pandangan saya di perempatan tertuju banyak bener yang dipasang seperti bener PPDB atau foto caleg menjelang PILKADA. tapi dalam bener itu ada dua foto laki laki dan perempuan yang ada alamat dan hari tertentu. 

Saya mengira kalau ada pilihan ketua RT,  e ternyata bener yang menginformasikan tentang sebuah hajatan. Ini belum pernah saya jumpai di daerah lain. Dan perkantoran berjajar di
Jalur utama ini. Dan kitapun juga melewati lahan tanah yang sangat luas dan lagi roses pembangunan kantor MWC NU munjunga yang berada di jalur lintas selatan yang jalannya cukup bagus dan lebar. 

Tepat di depan rumah kang Daroji ada pondok pesantren yang sangat megah yang skaligus ada lembaga pendidikan formal mulai RA, MI dan MA. Dan yang menjadi kyainya adah bapak KH. abdul Latif, M. Pd. I yang juga teman waktu kuliah Pasca Sarjana di STAID Tulungagung. 

Stelah di ndalemnya kang Daroji kita berbincang bincang di teras yang cukup luas,  dan kebetulan juga datang tamu yangvternyata bapak naib atau keoala KUA munjungan dengan istrinya yang ternyata juga alumni PGAN Tulungagung yang ternyata seangkatan dengan suami, beliau bapak Subhani,  Jadinya kita seperti reuni dan berarti saudara kita di Munjungan tambah lagi. 

Dan karena bapak Kh Abdul Latif sedang ada acara tasyakuran haji di desa sebelah maka kita putuskan sowan beliau besuk pagi. Sebelubkegiatan pengajian ahad sehat yang dihafiri skitar 750 jamah dimulai. 

Saya sangat bersyukur diberi kesempatan oleh Alloh untuk bisa bersilaturrohim dan sowan orang alim, semoga membawa keberkahan. Perbincangan kita dengan yai cukup hangat karena sudah lama sekitar 4 tahun yang lalu saat saya reunian teman PGA di ndalem mbak Sri Purwati. Dan beliau dan kluarga bersama keluarga pak Mudakir dan kang Daroji pernah ke rumah saya saat kelahiran putri saya yang sekarang masuk kelas 3 jadi ya 9 tahun lalu. 

Saya mengikuti bagaimana ramainya jamaah berdatangan dalam majlis pengajian yang disebut pengajian ahad sehat. Saya tertarik dengan sebutan ini,  disini menunjukkan bahwa kesehatan itu bukan hanya dari sisi jasmani tapi juga sehat secara rokhani. 
Dan saya juga menyaksikan sibapak yang kira kira usianya lebih dari 70 tahun datang ke majlis dengan naik korsi roda listrik yang disampingnya dikawal oleh seorang banser,  ternyata mbah kung yang tetap bersemangat tolabul ilmi itu adalah bapak dari pak Subhani.

Saya juga menyaksikan bagaimana kesigapan para BANSER   dalam mensukseskan acara rutin setiap minggu itu, dan saya menyaksikan sendiri si  teman BANSER ini saat acara pengajian srlesai juga membantu mbahbkung dan juga jamaah yang  menunggu jemputan, stelah lama tidak datang penjemputnya si sahabat BANSER ini juga mengantarkan jamaah pulang. 

Menyaksikan ini saya metasa iri atas semangat beliau. Ketulusan, semangat dan kekompakan warga Munjungan. Stellah kita bersilaturrohim keliling ke mbak pur,  kang Suhud kita menikmati destinadi pantai Blado yang lagi ada proses pembangungan angkringan dengan lampu lampu dan juga ke penangkaran  penyu kita ditunggu oleh pak Subhani  dan keakrapan paseduluran ini saya berharap tetap bisa lestsri dan silaturrohimnya membawa berkah. 

Trimakasih piro sdulur atas semuanya dan saya minta maaf bila ada yang kurang berkenan. Yang jelas Munjungan sangat menawan,  warganya komoak dan ramah dilengkapi alam yang sangat indah. 

2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar