Sabtu, 28 November 2020

KEINGINAN ATAU KEBUTUHAN

Saam litera sdr i


KEINGINAN ATAU KEBUTUHAN


 Semejnjak adanya wabah Covid 19, maka kegiaan kita berpusat di rumah, demikian pula kebersamaan dg si kecil semakiin banyak,  yg biasanya sering ditinggal dan dia enjoi saja,  namun mejnjadi berbeda dengan sekarang, dia menempel dengan ibuknya ,sehingga kemana mana dia pingin ikut. 

Sebelum ada wabah Covid 19.libur skolah dia pasti minta berlatih renang, nah karena kolam renagya juga tutup satu satuya tempat yg dia minta ke toko buku dan mainan. 

Dan dalam perjalanan kita berbincang ,saya tanya apa yg kita butuhkan? Mungkin karena dia terinspirasi dari foto foto kakak kelas yg mengirimkan tugas membuat  hasta karya maka dia pingin membuat  hasta karya. Dan tentang buku itu pasti rak pertama yg dia tuju. 

Kemudian saya tanya apa yg kamu inginkan kalau ke toko?  Dia jawab ingin ini,  ingin itu dll. Nah inilah momen yg kita masukkan unsur pendidikannya seperti dalam  dunia pendidikan "" masuklah ke dunia mereka lalu bawalah mereka ke dunia kita. ""

Setelah kata kunci kebutuhan dan keinginan kita bincangkan maka si kecil kita ajak diskusi,  ooo ternyata buanyak yg anak e inginkan, trus kalau yg diinginkan muacam macam,  sementara tadi pingin membuat hasta karya,  kira kira bahan yg dibutuhkan apa ya?  Dia bilang, anu buk , anak e butuh stik sama lem tembak untuk membuat sesuatu, ..sesuatunya apa?  Ya masih rahasia agar jadi kejutan. 

Nah  yg dibutuhkan sudah jelas dan kalau di toko kan banyak barang,  sementara keuangan kita kan harus bagaimana nak?  Dia jawab harus hemat ya buk,  ..harus menabung ..biar bisa beli tiket pesawat ke mbah putri kalimantan... Dia sebut Kalimantan karena mbah putri ,pakde bude dan ponakan banyak yg di Kalimantan ada yang di Palangkaraya kalimantan Tngah dan di Martapura Kalimantan Selatan. 

Jadi yg kita utamakan dalam belanja itu ya yang kita butuhkan bukan semua yg kita inginkan. Karena kita pasti banyak yg diinginkan sementara uang kita belum tentu cukup,  dan harus hemat. 

Nah kita sepakat ya apa yg kuta butuhkan,  trus bagaimana doa anak e. Kepada Alloh. 
Saya simak betul yangvdia sampaikan dg bahasa polosnya"" YA ALLOH  SEMOGA AYAH IBUK SEHAT,  DAN BERILAH RZKI YG BAROKAH AGAR AKU BISA SEKOLAH DAN DIBELIKAN SESUATU"" AMIIN. Trenyuh juga mendengarnya. 

Begitu di toko seperti biasa yg dia tuju pertama rak buku dulu,  yg dia ambil buku cerita dg judul  AKU BERANI JAGA RUMAH SENDIRI DAN Buku bimbingan BERDOA UNTUK ANAK ANAK. stelah itu mencari stik es dan lem tembak,  dan lihat pas di rak boneka dia berhenti sejenak,... Dia bilang buk... Anak e sakjane duemen boneka doraemon lo,  tapi kan pun ditumbasne buku kaleh lem tembak... Coba kita lihat dulu uangnya ya.... O ngih doraemonnya bisa kita ajak pulang,  betapa girangnya dia. Dg suka cita dia menggendong doraemon ke kasir. ..

stelah kita bayar dia menundukkan badan saya berbusik.... Trimakasih ibuk... Sambil tangannya menepuk nepuk pundak saya tiga kali dan berucap salma sayang iayah ibuk.  Saya tepuk punggungnya juga dg saya bisikkan ...ayah ibuk juga sayang anak e. 

Nak Kita juga harus bersyukur kepada Allih yg memberi kita ruzki, sehingga kita bisa membeli barang kita butuhkan. Dan bila belanja yang kita harus perhatikan berdasar kebutuhan atau keinginan? 

Dia berfikir sejenak dan menentukan pilihan jawabannya,... Berdasar Kebutuhan buk. 
Hebat, pilihan yang tepat,sampil kuangkat jempol dua. 

Salam literasi.

Selasa, 24 November 2020

GURUKU PAHLAWANKU

 foto:Abah Ridwan effendi guruku, orangtuaku. 

Guru bagiku bukan sekedar orang yang berdiri di depan kelas, memberikan materi dan memberi nilai di raportku

 Guru buat saya bukan hanya orang yang berseragam dan berada dilingkungan madrasahku. 

Guru buat saya bukan karena profesi atau jabatannya, 

Guru buatku adalah sosok yang sangat terhormat dan menjadi orang tua keduaku skaligus orangtua secara rokhaniku. 

Dari Guru kita diajari ilmu, dari guru kita diajari untuk bersikap, dari guru kita dibekali untuk siap menghadapi tantangan hidup,  dan dari guru kita disiapkan untuk menjalani hidup dan melaksanakan kewajiban penghambaan kepada sang Kholiq. 

Sungguh guru memiliki peran yang sangat luar biasa , jasamu tiada tara, perjuangan dan keiklasanmu  hanya Alloh yang mampu membalasnya. 

Trimakasih kepada kedua orangtuaku sebagai gurupertama dan utamaku. Trimakasih kepada semua guruku sebagai orang tua rokhaniku. 
 
Semoga  perjuangan dan keiklasan penjenengan menjadi amal yang setia mendampingi dan tercatat sebagai amal khasanah fiddunya wal akhiroh. Amiin Jazakumulloh ahsanal jazaa. 

Truntuk orangtuaku, dan semua bapak ibu guruku yang masih sugeng semoga senantiasa pinaringan kesehatan,  kemudahan dalam segala urusan. Dan yang sudah wafat semoga senantiasa mendapat magfiroh Alloh dan ditempatkan yang terbaik di sisi Nya. Amiin lahumul faatihah. 

Selamat hari guru
Selamat bagi yang berfrofesi guru
Selamat bagi orang yang senantiasa berbagi ilmu. 

Trenceng,  25 Nopember 2021

Sabtu, 21 November 2020

KATA-KATA KUNCI DARI SANG GURU

 Foto: lorong teras MAN 2 TA yang dulunya PGAN dengan nuansa bersih dan warna cat yang tetap ama. 

Berawal dari foto jeprat jepretku tentang tempat-tempat legendaris di lokasi MAN 2 yang dulunya PGAN Tulungagung tempatku sekolah  yang ku kirimkan ke grup PGA , ternyata menggugah suatu kenangan - kenangan unik bagi teman temanku. 

Grup WA yang biasanya sepi menjadi ramai,  yang biasanya jarang muncul jadi ikut bisa ketawa bersama,  dari yang jarang berkomentar jadi punya cerita dan ternyata unik-unik dan cukup bisa menghibur bahkan yang semula disembunyikan menjadi bahan cerita. 

Berawal dari situ maka saya akan coba belajar menuangkannya dalam sebuah catatan sederhana untuk melawan lupa dan menjadi suatu hiburan mengenang masa muda dengan bingkai " MENGENANG MASA ABU ABU PUTIH DI BANGKU PGA".

Kuawali dengan judul 
    "KATA KATA KUNCI DARI SANG GURU"  

Tentang judul ini kupilih jadi bab pertama karena dari kejadian ini sebenarnya ada suatu kejadian yang bisa saya ingat dan bisa dikatakan isyaroh tentang perjalanan hidup saya. 

Saya dulu waktu masih kelas 3 MI islamiyah Pandansari oleh guru saya yang bernama ibu Muslimah pernah ditanya dengan nada lembut dan keibuan , "Apa cita-cita mu nak? ". Dengan spontan saya menjawab, " ingin menjadi guru seperti Ibu". Beliaupun menjawab dengan doa "suatu cita-cita cita mulia semoga Alloh mengabulkan cita-citamu. 

Jawaban yang spontan itu karena saya sangat mengagumi guru , sehingga memunculkan inspirasi ingin menjadi seperti tokoh idola saya, sang guru. 

Pada saat saya kelas 3 MTsN Tunggangri dan rekreasi ke Borobudur semua teman saya bersukaria, tapi tidak dengan saya, karena saat itu bapak saya menjalani operasi tulang lutut yang keropos  karena efek mengkonsumsi obat pegal linu yang terus terusan sehingga sel dilutut harus dioperasi, yang akirnya lutut ayah saya tidak bisa lagi dilipat.

 Dan operasi bagi kami sangatlah berat untuk pembiayaannya ,semula ayah saya menolak,  tapi karena sudah tidak bisa pagi untuk berjalan maka diputuskan untuk operasi dengan menjual tanah. 

Mungkin karena menangkap ekspresi saya, Bapak Toyib Hadi Wijaya wali kelas saya dan Bapak Sumarji guru bahasa Indonesia, mendekati saya dan menanyakan, Apakah ada masalah dengan saya? coba ceritakan,  siapa tau bapak bisa membantu".

Saya bercerita tentang kondisi ayah saya dan dampaknya mungkin saya tidak bisa melanjutkan sekolah ,kemarin saja waktu pendaftaran peserta EBTANAS yang menguji 3 Mapel bahasa Indonesia, Matematika dan IPA saya tidak ikut daftar karena kendala  harus membayar 15.000 .

Rekreasi saat itu belum ujian, dari P. Toyib menasihati saya,  jangan menyerah karena keadaan, yang terpenting kau harus bersungguh sungguh dalam berusaha dan berdoa selebihnya bertawakkallah kepada Alloh atas penataan Nya. Kita tidak tau Apa yang direncanakan Nya semoga ada hikmah yang lebih besar. 

Sedang dari Bapak Sumarji,  beliau menasihati saya ,"Tidak bisa ikut EBTANAS bukan berarti akir dari perjuangan .Dan EBTANAS bukan ujian wajib tapi ada ujian wajib bagi siswa madrasah yang harus diikuti yaitu UAM (Ujian Akhir Madrasah)  yang saat itu dari UAM ini justru ada NEM  yang bisa digunakan untuk daftar kesemua sekolah. Fokuslah untuk mempersiapkan UAM ini. jangan kau tenggelamkan semangatmu gara - gara tidak bisa ikut EBTANAS. Jangan menyerah, ingatlah " ADA KEMAUAN ADA JALAN. "

Bapak Sumarji juga bertanya aoa cita cita saya, sayapun tetap ingat saat pertama ditanya tentang cita-cita cita dan jawabnya tetap sama," ingin menjadi guru pak". Kalau begitu setelah MTS harus melanjutkan ke PGA. 

Bagi saya masih awam tentang PGA, Maka pak Sumarji menjelaskan bahwa PGA itu singkatan dari pendidikan Guru Agama yang merupakan suatu sekolah setingkat SLTA tapi kejuruan untuk bisa menjadi guru ,dan beliau juga menyampaikan kalau mau daftar di PGA harus siap bersaing karena peminatnya biasanya sangat banyak dan untuk tahun ini informasinya harus menggunakan NEM suatu hasil nilai murni dari UAM. Karena itu fokuslah pada persiapan UAM. 

Setelah mendapat nasehat dari bapak Toyib dan bapak Sumarji bagai energi baru yang melejitkan semangat saya untuk tidak menyerah karena suatu hambatan, tapi justru jadikan tantangan.  Siap kalah karena menyerah atau menang karena sudah memaksimalkan usaha. 

Ibarat diberi kata-kata kunci maka pesan dari guru saya itu adalah yang tetap saya ingat dalam perjalanan hidup saya. pertama : Ada Kemauan ada Jalan, Maksimalkan usaha dan doa selebihnya bertawakkallah kepada Alloh  apapun hasilnya setelah itu pasti ada hikmahnya . Jangan menyerah karena keadaan tapi hadapilah sebagai tatangan. Besar kecilnya masalah bukan karena sebabnya masalah tapi justru terletak pada bagaimana kita menyikapi masalah itu. 

Trimakasih bapak atas nasehat dan bimbinga jenengan sehinga akirnya Alloh menuntun dan memudahkan urusan dan mengabulkan cita cita . Diawali dengan nilai UAM saya yang masuk 2 besar di MTs dan akirnya bisa diterima sebagai siswa di  PGAN Tulungagung yang saya idamkan,  yang saat itu benar-benar dengan persaigan ketat dengan danem dan tes lain termasuk pengukuran tinggi dan berat badan.

 Dan bahkan dari ijazah PGA inilah akirya saya benar benar jadi guru dengan penempatan pertama di MI islamiyah Pandansari ,sebuah MI almamater saya dan tempat pegabdian saya selepas PGA. Karena itu seragam abu abu putih dan PGAN punya makna besar dalam perjalanan hidup saya, walau saat pendaftaran CPNS saya memiliki ijazah D-2 karena ada program kuliah gratis bagi guru sukuan di madrasah. 

Dan saya lebih bersyukur walau dengan perjalanan panjang akirnya saya bisa berkesempatan menyelesaikan kuliah S-2 sebagai mahasiswi angkatan perdana di STAI diponegoro Tulungagung. 

Trimakasih bapak ibukkujuga para guruku,  teriring doa jaakumulloh ahsanal jazaa. 

Trenceng 21 Nop 2020









MENGENANG JEJAK ABU ABU PUTIH MASA PGA

    Dok. Foto bapak ibu guru MI Mafatihul.          Ulum Balesono di ruang lab MAN 2.             dalam kegiatan AKK dan AKG th 2020 

Tanggal 19-21 adalah waktu pelaksanaan Asesmen Kompetensi Pengawas(AKP) ,Asesmen Kompetensi Guru  (AKG) dan Asesmen Kompetensi Kepala (AKK) bagi warga madrasah di Jawa Timur. 

Saya jadwalnya pada hari Jumat tanggal 20-11-2020 dan Alhamdulillah tempatnya di MAN 2 Tulungagun .sebuah sekolah yang membawa kenangan tersendiri bagi sebagian besar pengawas, kamad dan guru madrasah yang dulu lulusan PGAN Tulungagung. 

Sebelum jadii MAN 2 ini dulunya adalah PGAN (Pendidikan Guru Agama Negeri) Tulungagung ,sebuah lembaga pendidikan pada jenjang SLTA yang memang menyiapkan siswanya untuk menjadi guru. 

Keberadaan PGAN tidak ada di setiap kabupaten,  sehingga siswanya dari berbagai kabupaten sekitar.saya termasuk Lulusan PGAN terakir di tahun 1992 kelas A1.

Teman sekelas saya mayoritas dari Kalidawir dan Munjungan Trenggalek, ada juga dari Rejotangan, Blitar,  kediri, Banyuwangi. Dan Alhamdulillah silaturrohim kita masih tersambung terutama lewat media grup WA dan acara Reuni alumni. 

Nah dalam pelaksanaan AKP, AKK dan AKG tahun 2020 di MAN 2 ini saya lihat bapak ibu begitu memarkirkan kendaraannya langsung buka hp dan cekrak cekrek alias berfoto dan berselfi ria.

Bapak ibu guru yang rata rata usianya lebih dari 45 th yang asyik berfoto ria ini 
mayoritas alumni dari PGAN tulungagung. Yang mulai tahun pelajaran 1990/1990 berganti menjadi MAN 2.

Foto yang mereka lakukan tidak hanya sekedar sebagai dokumentasi tetapi saya yakin disetiap sudut punya cerita, karena yang difoto bukan cuma yang lokasinya bagus untuk foto tapi juga dibanyak sisi. 

Ada yang foto dipintu gerbang, lapangan olahraga,  dulu ruang tunggu,  jendela depan kantor yang dulu jadi tempat menempel surat dan wesel,  tempat sepeda,  lorong sekolah bahkan kamar mandi  jadi obyek foto. 

Alhamdulillah saya j bersyukur masih bertemu dengan bapak Hadi Mulyono yang merupakan guru terlama di MAN 2 ini,  karena belau mengajar di MAN 2 dari murid pertama. Bagi saya beliau adalah guru saya walau bukan guru yang mengajar di dalam kelas saya. 

Dari perbincangan dengan pak Mul di pos deoan gapura saya mendapatkan kabar kabar tentang guru guru kita di PGA dulu, baik beliau yang sudah wafat atau beliau yang masih sugeng diantaranya bpk Muhtar yang dalemnya di perum Rimba Karya.
Sayapun menyampaikan pernah sowan ke bapak fadelan, , baoak Palil, Bapak Abdul Jamil di Mojo kediri.dan ternyata dari pak mul menyampaikan bahwa bapak Fadelan, baoak purnomo dan b. Naim sampun sedo. 
Dan saya coba mencari informasi tentang info dan akamat bapak Sutomo, guru bahada Indonesia yang dalemnya kediri belum mendapat informasi,  beliaupun juga tidak tau. Sebenarnya dulu waktu PGA pernah sowan ke ndalem beliau saat besuk beliau sakit, tapi ada info beliau pindah rumah. 
 Pak Mulyono menyampaikan rasa senang   bertemu dengan kita - kita alumni PGA dan juga titip dalam untuk semua teman alumni PGA dan pesan untuk dimasukkan ke grup PGA untuk menyambung silaturrohim.  

     Dok. Foto dengan bapak Mulyono Hadi

Saya sebagai anak ragil di PGAN Tulungagung yang dulunya menjadi saksi sejarah berubahnya PGAN tulungagung menjadi MAN 2 dan berkesempatan turut mengenalkan dan menginformasikan dan mencari siswa perdana MAN 2 sangat bangga dengan perkembangannya saat ini. 
Bagi kami walaupun madrasah ini berubah nama dengan apapun tapi dihati kami tetap melekat inilah madrasahku, disinilah para guruku membimbingku, semoga amal perjuangan beliau para guru PGAN ataupun MAN 2 ini menjadi amal hasanah fiddunya wal akheroh. Dan semoga ilmu yang beliau sampaikan jadi ilmu manfaat barokah. 

Untuk para guruku semuanya lahumul faatihah. Amiin. 

Sebuah catatan AKK -AKG 2020 ajang reuni di MAN 2 Tulungagung. 
Lorong teras penuh kenangan
jendela ruang tata usaha yang dulu tempat faforit karena disii ditempel bila ada kiriman surat atau wesel. 

Yang tidak berubah dari Mafrasah ini adalah nuansa warna catya masih sam sejak dulu. Walau sekarang lebih sip dengan gasebo - gasebo di halaman. 
dan inilah kelas yang pernah kita tempati di kelads A 1.foto dari lantai atas. 


Minggu, 08 November 2020

KUNCI-KUNCI DAN TRIK MENJADI PENULIS.

Hari Sabtu,7 Nopember 2020 Alhamdulillah bisa mengikuti seminar Implementasi dan Optimalisasi Gerakan Literasi di SMA Diponegoro Tulungagung yang diselenggarakan oleh Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU) Tulungagung dengan nara sumber bapak liteasi kita Bapak Dr. Ngainun Naim. 

Seminar itu diikuti oleh kepala madrasah dan guru anggota PERGUNU Tulungagung yang jumlahnya 100 orang. Dan sesuai sambutan dari panitia bahwa seminar literasi ini adalah seminar yang paling dahulu terpenuhi pendaftarnya dari 4 rangkaian seminar  yang diadakan PERGUNU Tulungagung ini. Rangkaian seminar dalam  tersebut diawali dengan seminar Informasi dan Tehnologi (IT), seminar Literasi, Aswaja dan seminar Advokasi dan Hukum. 

Ini menunjukkan bahwa geliat dan kesadaran akan literasi semakin tinggi, terutama dimasa Pandemi ini. Semua orang menghadapi masa pandemi ini dan banyak sekali materi yang tertumpuk di dalam angan angannya yang meliputi berbagai permasalahan terkait menghadapi dan menyikapi masa pandemi covid-19 ini, tidak terkecuali bagi para pendidik dan tenaga kependidikan. 

Tumpukan - tumpukan beban pemikiran ini menimbulkan rasa jenuh,  tertekan dan bila tidak bisa menyikapi kondisi  dengan baik maka bisa menimbulkan gangguan secara psikologis.

 Sebenarnya dengan menulis kita bisa menuangkan gundah gulana, dan mengeluarkan beban pemikiran sehingga bisa meningkatkan imun tubuh. 

Namun  dari mindset yang mayoritas dimaknai menulis itu sulit maka menulis itu dianggap suatu beban..dari suatu kata bijak ada ungkapan " Besar kecilnya masalah itu sebenarnya bukan dari masalahnya tapi terletak pada bagaimana kita menyikapi masalah tersebut".

Nah ternyata dalam seminar ini bapak Dr. Ngainun Naim dengan gamblang dan dengan penyampaian yang santai dan bahasa yang mengalir dan mudah difahami serta sentilan motifasi literasi sebagai ciri khas beliau menyampaikan dan menggiring mindset tentang menulis itu mudah. 

Dalam penyampaian awal beliau menuturkan dengan ringan dan nyantai bahwa menulis itu mudah,  asal bisa membaca, semua orang bisa menulis apalagi guru. beliau juga menyampaikan bahwa menulis itu sesungguhnya berkata. 

Coba kita ingat bahwa sebenarya semua orang mayoritas dalam perbincangannya i bisa menceritakan segala sesuatu baik yang dilihat, dialami atau yang dirasakan dengan runtut dan lancar. Itu sebenarnya adalah suatu bahan atau ungkapan yang bisa ditulis. 

Saya juga ingat beliau pernah menyampaikan , dalam belajar menulis itu tulislah bidang apa yang kita geluti atau yang kita kuasai, nikmatilah ambillah satu kata maka kata itu akan mengajak teman teman-temannya. Nulislah seolah kita bercerita bedanya dengan ditulis, Jangan dibebani dengan tulisan kita baik atau tidak, layak atau tidak. Justru dengan bahasa tulis kita bisa megedit atau memperbaiki, beda dengan cerita langsung. 

Dan dalam semiar ini beliau meyampaikan beberapa kunci dalam menulis diantaranya:

 Niat yang kuat, merupakan kunci pertama. Apapun kegiatannya niat menduduki kunci utama. Dan dalam dunia menulis niat yang kuat dibarengi dengan semangat sehingga dapat diwujudkan dengan tulisan. Bisa dikatakan niat sebagai kunci pertama dan semangat sebagai kunci suksesnya. 

Kenapa niat yang kuat perlu berteman dengan semangat? Karena menulis sangat dipegaruhi oleh naik turunya suatu spirit menulis, kadang naik kadang turun. 

Naik turunnya spirit menulis itu biasa, Namun ada hal mendasar yang membedakan antara penulis pemula dan penulis besar. Bagi penulis pemula, spirit dan motifasi baik intrinsik dan ekstrinsik sangatlah diperlukan, agar memiliki kepercayaan diri untuk mengungkapkan ide, atau apapun dalam bentuk tulisan.

Beruntunglah kita ada bapak Dr. Ngainun Naim tokoh penulis yang tidak cuma siap, tapi selalu telaten dan mampu memberikan motifasi sekaligus menyiapkan waktu dan berbagi ilmu dalam grup literasi.,misalnya di grup Maarif Menulis atau grup Gubuk Lterasi Pergunu yang spontan dibentuk dalam acara seminar literasi ini. 

Motifasi beliau yang selalu unik kalau boleh saya katakan bahasa sentilan sentilun, sangatlah mengena , berarti dan cukup bermakna bagi penulis pemula , saya tetap ingat saat beliau berkomentar di fb saya juga di WA dengan kalimat singkat" kapan lek mulai nulis, nunggu apa lagi? "Saya membaca kalimat itu dengan diliputi rasa malu, untungnya tidak langsung berhadapan dengan beliau. Bahasa sentilan sentilun motifasi beliau selain yang dalam tulisan, juga sering saya cermati di ngaji literasi beliau yang sering saya ikuti .

Sebaliknya bagi penulis besar kondisi pasang surutnya spirit menulis ini sudah dapat mereka sikapi. Terkait dengan ini bapak Ngainun Naim menuturkan bahwa" Penulis besar tidak akan larut dalam kondisi spirit yang menurun. Ia akan selalu berusaha mencari jalan agar spirit menulisya kembali meningkat. Sementara penulis pemula ia akan pasrah pada keadaan pasif dan menunggu datagngya spirit lagi. 

Nah kalau demikian adanya kiranya apa yang bisa kita lakukan? Mungkin ungkapan " Bila ingin berbau harum maka harus dekat dengan penjual minyak wangi dan bila ingin alim maka mendekatlah kepada orang berilmu dan bila ingin menjadi penulis mendekatlah dengan Dr. Ngainun Naim dan juga komunitas menulis,menurut saya bisa dijadikan sebagai salah satu jurus yang bisa kita tempuh. 

Kunci menulis kedua adalah mindset atau sudut pandang kia dalam menyikapi suatu hal. Bila kita fikir menulis itu mudah maka akan mudah dan bila kita memiliki atau mengaggap menulis itu sulit maka juga sulit. 

Terkaid dengan mindset ini saya teringat suatu ungkapan bahwa " Besar kecilnya permasalahan itu tergantung dengan bagaimana kita dalam menyikapi permasalahan itu".

Kunci ketiga tradisi membaca. Antara membaca dan menulis ibarat dua sisi mata uang, saling mempegaruhi karena menulis pada hakekatnya mereproduksi dan mengembangkan hasil bacaan kedalam bentuk tulisan.Semakin banyak bacaan maka semakin banyak perbendaharaan kata yang bisa kita adopsi,atau kita bisa mengambil contoh irama atau alur menulis. 

Terkait hubungan membaca dan menulis saling bersinergi ini kiranya banyak bukti bahwa seorang penulis ulung pasti si pembaca ulung tapi si pembaca ulung belum tentu bisa menjadi penulis ulung. 

Dr. Ngainun Naim dalam bukunya yang berjudul " the Power of Writing " menuliskan bahwa "menulis yang baik  hanya membutuhkan satu syarat yang sangat mendasar yaitu rajin membaca. Semakin banyak membaca maka seseorang akan semakin banyak perbendaharaan wawasan dan pengetahuannya yang kemudian dapat dijadikan sebagai modal untuk menulis. Mustahil seseirang mampu menulis secara baik jika tidak pernah membaca".

Bukti nyata yang yang saya tau dari bapak guru yang saya anggap sebagai guru literasi pertama saya, beliau seorang penulis yang setiap mengajar pasti membawa buku bacaan dan ciri khasnya buku itu cukup degan tas kresek yang selalu beliau bawa.Dan beberapa waktu lalu sebelum beliau berpulang saya dan beberapa teman bersilaturrohim dan menjenguk beliau ke kediamannya. 

MasyaAlloh begitu masuk rumah memang beda dengan rumah-rumah pada umumnya. Karena kita langsung berhadapan dengan deretan buku yang tertata rapi , bahkan di semua sudut rumah dari ruang tamu, perpustakaan dan musolla keluarga bahkan di dapur ada lemari buku. Kita tau itu semua karena kita sempat solat disana.dan kebetulan istri beliau adik kelas kita dari almamater yng sama yaitu di MTSN tunggangri. 

Dari penuturan istri beliau jumlah koleksi buku bapak waktu itu skitar 17.000 buku dari berbagai bidang, dan penataannya sudah diidentifikasi sesuai bidangnya, bahkan beliau hapal tentang peletakannya. 

Dalam kondisi yang kurang sehat beliaupun tetap berkarya dengan dibantu istri atau putranya untuk mengetik. Beliau dawuh bahwa berkarya dengan menuangkan tulisan juga sebagai refresing dan obat bagi beliau. Bapak guru yang saya anggap guru literasi pertama itu adalah bapak AMRULLOH  yang juga guru dari bapak Dr. Ngainun Naim yang sekarang menjadi guru litetasi kita semua. 

Bapak Amrulloh  saat ini sudah berpulang kehadirotNya,  untuk almarhum semoga senantiasa mendapat magfiroh dan amal perjuangan dan karyanya mejadi amal hasanah fidduya wal akhiroh, amiin .. lahul faatihah.

Kalau kita belum punya kebiasaan aktif membaca apa kita belajar menulisnya menunggu sesudah rajin membaca?  Menurut saya tidak , seperti dawuh Dr. Ngainun Naim kita bisa menulis apa saja yang kita lihat,  kita rasakan atau kita sukai,  pasti akan mengalir dengan sendirinya. Dan alangkah lebih baikya kita memupuk juga rasa senang dengn buku dan kebiasaan membaca. 

Saya mengawali belajar menulis itu tidak saya bebani dengan harus rajin membaca buku,  karena kalau belum punya kebiasaan membaca begitu pegang buku itu menguap dan rasa mengantuk langsung datang, sehingga buku laksana obat tidur.

 Menyikapi ini saya menulis tidak membebani dengan baca buku tapi saya baca keadaan dengan pengamatan, misalnya waktu saya ke sawah untuk melihat perkembangan tanaman saya amati, nikmati keindahannya, nuansa alam sekitar dan selalu kita hubungkan bahwa segala sesuatu itu adalah anugerah dari Yang Kuasa dan ada hikmah apa yang bisa kita ambil. 

Dari pengamatan itu ibarat saya bercerita kepada orang lain agar mereka turut merasakan keindahan seperti yang kita lihat dengan menuangkan dalam bentuk tulisan. Saya memulai menulis dengan menerapkan jurus "ambil satu kata maka kata itu akan memanggil teman-temannya". 
Dr. Ngainun Naim dalam bukunya yang berjudul

Kunci menulis yang keempat Yaitu Ngemil atau mencicil disini bisa diumpamakan kita megkonsumsi suatu makanan yang dikosumsi sedikit demi sedikit dan bertahap dan perlu perjuangan.

Menulis adalah dunia proses, tahap demi tahap harus dilalui dengan sering berlatih menulis untuk mentrampilkan diri ,Dr. Ngainun Naim juga menuturkan dalam karya beliau bahwa, " tidak ada seorang penulis pun yang begitu belajar langsung memiliki tulisan yang baik dan bermutu, semua penulis melalui tahap demi tahap sampai akirnya terkenal. Menjadi penulis itu membutuhkan proses perjuangan dan tidak ada orang yang menjadi penulis secara instan".

Kunci kelima menulis itu sesuatu yang dipraktekkan bukan sekedar konsep yang masih dalam angan-angan. Menulis itu perlu untuk ditrampilkan,  semakin sering menulis maka ibarat sang pilot yang perlu metrampilkan diri dengan jam terbangya, demikian juga dengan penulis. 

Penulis yang baik membutuhkan proses, perlu kesabaran, dan ketekunan untuk menghasilkan tulisan.Kesabaran ini berkaitan dengan bagaimana bertahan dari segala godaan agar tulisan bisa selesai. Sedang ketekunan berkaitan dengan bagaimana terus menerus sampai selesai. Sikap semacam inilah yang juga dibutuhkan agar seseorang mampu menjadi penulis berkualitas. 

Kunci menulis keenam menikmati proses menulis. Untuk bisa menikmati proses menulis memang perlu waktu,  yang terpenting menurut saya, bisa  kita mulai dengan menulis apa yang kita alami, kuasai dan kita geluti sesuai bidang kita,  maka kitapun akan merasakan kemudahan dan kelancaran menuangkan rangkaian kata dan bisa menimbulkan kepuasaan tersendiri setelah be proses dan menyelesaikan tulisan,  selain itu dengan menulis apa yang kita bidangi akan memunculkan rada percaya diri dalam menulis. 

Kita lebih mengutamakan siap untuk menjadi baik dengan menerima masukan dan kritikan dari tulisan kita. Adanya suatu kritikan dan masukan membuktikan tulisan kita paling tidak sudah dibaca orang lain. Dan harga tak ternilai dari penulis manakala dia sampai pada tahap penyelesaian tulisan. Seperyi orang puasa sampai pada waktu berbuka. 

Disiplin merupakan kunci ketujuh. Dalam bidang apapun kedisiplinan memegang peranan penting. Atau bisa dikatakan keistiqomahan akan membawa kepada suatu keberkahan. Demikian pula dalam dunia menulis kedisiplinan punya peran penting,  untuk menjaga eksistensi dan mentrampilkan diri dalam bentuk karya tulis. 

Dan kunci Menulis yang ke delapan adalah jangan mudah menyerah. Bagi seorang yang ingin menjadi penulis maka harus berusaha mewujudkan keinginannya dengan wujud tulisan,  bukan sekedar sebatas pada keinginan sehingga jadinya hanya sebagai calon penulis. 

Kunci penting menulis itu salah satunya adalah tidak mudah menyerah. Penulis yang berhasil semuanya memiliki mentalitas tahan banting. Berbagai hambatan dan tantangan yang dihadapi dapat diatasi dengan baik. 

Diantara persoalan yang dihadapi seorang yang memiliki keinginan menulis menurut Dr Ngainun Naim diantaranya: 
pertama ingin menulis tetapu tidak tau bagaimana memulainya. kedua sudah mulai menulis tapi terhenti selah buntu dan kehabisan bahan. Ketiga sebenarnya bisa menulis dan mampu menghasilkan karya tulis yang bagus tetapi tidak memiliki semangat yang stabil. Keempat putus asa iarena merasa karyanya tidak dihargai. 

Adapun kuci sukses menulis menurut  pendapat dari Prof. Dr. Kunto wijoyo yang juga disampaikan oleh bapak  Ngaiun Naim kunci sukses menulis ada 6  yang disebut denga istlah 6 M. 
M pertama : Menulis
M Kedua      : Menulis
M ketiga.     : Menulis
M keempat  : Menulis
M kelima.     : Menulis
M keenam.   : Menulis

Intinya tugas seorang penulis adalah MENULIS. 

Dan tak kalah penting dari kunci -kunci sukses sebagai seorang penulis adalah belajar dari para tokoh penulis dengan membaca karyanya,  paling tidak kita bisa mengambil alur, gaya bahasa dan irama dalam menulis. 
Dan untuk mengawali belajar menulis kalau saya sering membaca tulisan Dr. Ngainun Naim baik di Fb beliau, Ngaji literasi beliau ataupun beberapa buku karya beliau,  yang menurut saya dengan bahasa yang ringan mengalir dan sangat mudah kita fahami dn menurut saya cukup memberikan energi dan spirit lierai, dan dengan bahasa sentilan khas  beliau yang cukup membidik untuk berproses dalam menulis. Diantara buku rujukan saya dalam belajar menulis karya beliai bapak Dr. Ngainun Naim. 

Saya tetap ingat kalimat cekak aos beliau,
kapan mulai menulis, Nunggu apa lagi? 

Ini adalah salah salah satu buku karya beliau yang berjudul PROSES KREATIF PENULISAN AKADEMIK hadiah dari beliau  yang saya terima diacara seminar PERGUNU Tulungagung. 

Selain dari kaya bapak Ngainun Naim, karya yang yang pernah saya baca buku GANTI HATI karya Bapak Dahlan Iskan yang menceritakan kisah perjuangan dan serangkaian prosesi operasi ganti hati beliau ,yang  irama dan penuturan runtun dan seolah membawa kita pada situasi dan kondisi seperti yang digambarkan pada tulisannya.
 Buku ganti hati lumayan tebal seolah terhipnotis dengan alur dan jalan ceritanya kita yang membaca sangat terbawa ke dalamnya dan seolah tidak mau terlewatkan dari setiap kalimatnya. Dan dari tulisan beliau berdua menurut saya ada kemiripan irama dan alur menulis yang sangat mudah difahami dan cukup menggiring kita seperti yang digambarkan pada buku. 
Semoga grup Gubuk Literasi PERGUNU  Tulungagung dan grup MENULIS LP MAARIF Tulungagung yang beliau bimbing mampu menumbuhkan para penulis baru.Trimakasih bapak teriring doa Jazakumulloh Ahsanal Jazaa.

Saya tetap ingat kalimat cekak aos beliau,
kapan mulai menulis, Nunggu apa lagi? 
Trimakasih bapak atas buku dan bimbingannya semoga menjadi amal jariyah jenengn. Amiin.    

KOMSIYAH S, M. pd. I
MI Mafatihul Ulum Balesono. 

Trenceng, 23 Nop 2020









Selasa, 03 November 2020

MASIH SORE NGOYAK MALING AYAM.

Ada kejadian yang kualami malam ini, stelah solat magrib si ayah ada undangan genduri ke tetangga ,sementara si kecil mengaji ke pondok trenceng bareng dengan si ayah. Jadi saya di rumah sendiri.
Rumah saya lokasinya dipojok an pertigaan ,tepat di barat rumah ada jalan ke utara, yang lingkungan musollanya berbeda denganku, para tetangga dibelakang rumahku ada acara mauludan di musolla utara, sehingga lingkungan skitar memang sangat sepi. 

Jarum jam dinding menunjukkan pukul 18.30, saya bermaksud menjemput si kecil mengaji di pondok Trenceng, tiba tiba dari  arah kandang ayam di belakang rumah kudengar suara ayam gaduh,  maka kuurungkan  untuk membuka pintu depan. 

Saya spontan mengalihkan perhatian ke belakang rumah dengan mencari senter di meja dengan gerak cepat kubuka pintu belakang dan kunyalakan senter kuarahkan pada kandang yang tepat di belakang rumah. 

Kandang ayam saya bentuknya panggung yang memang dulunya untuk tempat pemeliharaan ayam potong,  dan kondisi panggungnya memang sudah agak gapuk dan penuh jebakan karena rusak. 

Dan sekarang sebagai tempat bermalamnya ayam kampung peliharaan kami,  beberapa waktu lalu sempat ayam kita jumlahnya lebih dari 80 ekor dan dari jenis ayam yang besar, kata budeku yang dulunya memberi bibit ayam ini mengatakan keturunan birma. Dan kondisi lingkungan kita aman. 

Tapi akir akir ini di lingkungan kita banyak yang kehilangan ayam, dan malam kamis kemarin waktu saya menginap ke rumah adik saya di ponorogo untuk takziah ketempat saudara.,e waktu besuknya kita pulang dan memberi makan ayam ternyata jumlahnya berkurang, saya kira masih berkeliaran di tetangga, walau memang ayam kita tidak pernah berkeliaran jauh. 

Esuk paginya waktu kita memberi makan memang ayamnya 2 ekor jago dan 1 ayam induk an tidak ada. Sayapun tidak menyangka hilang karena ada yang sengaja memegang atau mencuri ayam tersebut. 

Tapi tadi pagi  tetangga saya yang rumahnya arah utara saya dekat musolla yang malam ini ada acara mauludan, stelah berbelanja sayur di toko depan rumahku berhenti di barat rumah, kbetulan saya dan suami ada bersih-bersih lingkungan, bercerita bahwa baru kehilangan beberapa ayam bahkan didalam bok ayam dan sbagian babon ayam yang masih mengerami telurnya. 

Jadilah kita juga bercerita bahwa ayam kita juga baru hilang,  dan ternyata tetangga dekat kebun jerukku juga bercerita kehilangan ayam. 

Maka begitu saya dengar dari arah kandang ayam gaduh saya spontan ambil senter menuju pintu belakang yang kunyalakan senterku yang nyalanya terang dan bisa menjangkau jarak jauh. 

Waktu buka pintu kudengar ada suara ayam gaduh seperti dioyak dan kudengar ada suara gedebuk jatuh, dan kulihat ada orang berlari di jalan tepat dibarat kandang ke arah utara, sayapun berlari kejalan mengikuti maling lari sambil kuarahkan sinar senter jarak jauhku kueriakkan ada maliiiingggg...... Malinggggg.... 
Kulihat simaling berkaos kombinasi merah dan separo yang bawah warna putih... Berlari sekencang kencangnya dan ngepot berbelok ketimur lewat utara rumah tetanggaku jarak 3 rumah dari rumahku. Dan dari gerakan berlarinya dan postur tubuhnya itu masih remaja .

Smua tetangga belakang rumahku memang lagi kosong karena ada acara mauludan di musolla,  dan diarah maling berbelok kbetulan penjual es dan anak perempuannya ada di dalam rumah,  maka saya berhenti disitu dan bercerita ada orang yang lari berbelok ketimur ternyata dia juga mendengar ada suara mak grobyak gedebuk gedebuk di utara rumahnya ke arah belakang. 

Diapun juga ketakutan dan untungnya ada temannya yang datang, maka saya langsung pulang, ya dengan nafas yang terengah engah karena barusan latihan berlari. 

Antara takut mengejar maling tapi dalam hati saya juga tertawa melihat larinya maling yang memacu tenaga berlari kencang dan berbelok ngepot karena mau segera menghilang dari jejak yang saya ikuti dengan sinar senter saya. 

Stelah saya sampai rumah ,saya ketoko sbelah rumah bercerita. E eee acara jemput si kecil ngaji terhambat sampai dia pulang sendiri jalan kaki dan menyeberang sendiri. 

Stelah si ayah pulang dicek dilokasi memang ada jejak srandal yang kbetulan baru hujan jadi terlihat arah jalan yang dilewati dan karena si panggung sudah kondisi sbagian sudah rusak ada penyangganya yang terlepas, tempat turunnya sitamu sang ayam. 

Nah dari kejadian ini sebagai bukti kondisi lingkungan kita memang tidak aman,  dan perlu kewaspadaan. Selain itu saya amat sangat prihatin, bukan karena hilangnya si ayam, tapi karena keprihatinan mendalam adanya kemerosotan prilaku dan akhlak. Terlebih bila masih remaja dan para pelajar yang seharusnya berkarya dan menimba ilmu dan penanaman karakter dan penguatan jati diri. 

Astagfirulloh,  smoga kalau karena khilaf segera insyaf kalau sudah jadi kebiasaan taubat,  dan jika karena pengaruh salahnya pergaulan dan srbab lain segera mendapat petunjuk. Dan semoga anak anak kita dan juga para siswa kita yang dalam kondisi PJJ tidak bisa pendampingan secara langsung, smoga senantiasa dalam lindungan dan bimbingan dari yang Maha Kuasa. Amiin. Ya robbal alamiin. 
Smoga