KH.Muhammad Syamsoeri bin Trimo adalah tokoh kharismatik di Balik Papan yang beru saja wafat pada hari rabu malam kamis tanggal 28 Juli 2021.Beliau adalah seseorang yang banyak jasanya kepadaku.
Beliau adalah putra kakaknya ayahku yang bernama pakde Trimo.Saya memanggilnya mas Syamsyuri, beliau buat saya seperti kakak kandungku, karena sejak masa kecilnya begitu lenket dengan ayahku, maklum karena ayahku lama belum dikaruniai anak sehingga para keponakan sangat dekat dan laksana anaknya sendiri termasuk mas Syamsuri..Sehingga waktu saya lahir juga laksana adiknya sendiri.
Mas Syamsuri bukan hanya sebagai kakak tapi juga guru dan orang tua bagiku, terlebih setelah ayahku meninggal dunia di tahun 2004.
Sejak saya kecil beliau sangat perhatian kepadaku dan terus mengikuti perkembanganku walau beliau hijroh ke Balik Papan Kalimantan Timur sejak masa kecilku di tahun 1973 an. Hampir setiap tahun beliau pulang kampung menjenguk pakde ,bude dan para saudara.
Beliau sangat menghormati kedua orang tuanya dan para saudara ayah dan ibuknya. Beliau juga sangat menyayangi dan punya kepedulian yang luar biasa kepada para keponakannya, terutama dalam hal pendidikannya
ini adalah foto ibunda beliau ,almarhum bude Suratin
Mas H..Syamsuri menikah dengan mbak yu Hj.Manirah yang aslinya dari Kediri, dan dan dikaruniai satu putri dan duaputra, Dwi, Bagus utomo, Bayu.
Beliau dan istrinya sama- sama memiliki energi motifasi yang luar biasa, yang bisa dijadikan teladan terutama bagiku, apa yang beliau sampaikan iti benar - benar juga beliau praktekkan.
Kerukunan, kepedulian dan jiwa sosialnya sangat tinggi.Setiap beliau pulang kampung maka dalam kopernya sudah dipersiapkan tanda mata beliau untuk semua pakde bude ,paklik bulik, adik kakak dan para keponakannya, dan tak terlupa adalah untuk guru -guru beliau.
Dalam setiap bingkisan iti oleh mbak Nr sapaan aku memanggil mbakyu Manirah ,ditulisi dengan tulisan latin yang sangat bagus dan rapi, condong kekanan, untuk ayahku beliau menulis, " Katur paklik Kasiyo"" salam takdzim saking nanda "" Syamsuri- Manirah". Untuk para ponakan juga ditulis namanya dan juga pesan singkat beliau. Kepada para orangtua dan guru beliau sempatkan sowan dan beliau tetap mohon doa restunya..kepada yang lebih muda beliau minta tolong ponakannya untuk mengantarkannya.
Bagi kami dengan menerima bingkisan beliau yang tertulis nama dan pesan itu menunjukkan betapa beliau punya kedekatan dan jalinan kuat serta teladan bagaimana kita tetap hormat dan tawaduk kepada orang yang lebih tua, tetap menemptkan seorang guru sebagai orang yang sangat dihormatinya, menempatkan para adik dan ponakannya sebagai keluarga yang hangat dicintainya.
Setiap beliau pulang,dirumah bude Suratin tidak akan sepi dengan kedatangan para tamu baik dari keluarga, kerabat, sahabat dan juga tetangga , laksana tamu hari raya.dimeja pasti tersedia aneka jajanan layaknya .
Yang menjadi penarik kita untuk bertemu dan berbincang dengan beliau adalah, perbincangan yang bermakna dan penuh hikmah dan nasehat..Beliau bertutur bukan menegur, beliau bercerita untuk bisa diambil hikmahnya.
Beliau dapat merangkul dari golongan apa sajs ,dari para ulama",pejabat, orang biasa dan juga para minoritas yang kadang dicuhkan orang.bahkan dakwah beliau bisa diterima para preman dengan tidak merasa menggurui tapi beliau merangkul dengan santun.
Beliau waktu sehatnya aktifis dan pengurus NU cabang Balik Papan, saya pernah diperkenalkan dengan sahat karib dan dulur seperjuangan beliau waktu sama-sama mengikuti Muktamar NU di Solo ,namanya Bapak Fajar yang aslinya dari Jombang. Pak Maliki dari Malang, P.Kolis dari Jombang. Dengan pak Fajar silaturrohim dengan saya dan kluarga Tulungagung Alhamdulillah berlanjut sampai sekarang.
Beliau juga bercerita dari mulai perintisan majlis taklim Al Hidayah yang anggotanya semua kalangan dan waktu rutinan diikuti oleh ratusan jamaah.
Dan beliau juga menyampaikan ada yang mewakafkan tanah skitar 4 ha untuk pembangunan pesantren.Dan Alhamdulillah saya sudah berkesempatan untuk ke Balikpapan pada awal tahun 2014 dan pas tanggal 1 Januari saya diajak untuk melihat ke lokasi pesantren yang juga diberi nama Al Hidayah sama dengan nama majlis taklimya.
Saat itiu lbangunan pesanten masih lantai satu dan tahap pemasangan lantai dan kusen.dan saya oleh Kang Sun ,adiknya mas H.Syamsuri juga ditunjukkan ,batas tanah wakaf milik pesantren yang saat itu masih berupa hutan ,karena lokasinya di perbukitan,maka untuk membangun tanah harus diratakan dulu.
Dan sejak dibukanya lahan hutan dengan bangunan pesanten maka diseberang jalan juga dibangun perumahan.Dan karena saya kesana pas tanggal 1 januari 2014 .untuk menandai itu saya diminta untuk menanamkan pohon cemara di dekat nambor pondok ditepi jalan .entah apakah pohon itu bisa hidup sampai sekarang.
Dengan menuliskan ini muncul gambaran waktu saya kesana dan sayapun terus mengikuti perkembangan pesantren Alhidayah Balikpapan di laman feecboknya.serta informasi dari Ustadz Fajar yang sekarang ini menjadi pengasuhnya.
Hubungan mas Syamsuri dengan Ustadz Fajar ibarat saudara kandung ,dari masa muda, saat beliau sakit bahkan sampai akir hayatnya pada hari kamis 29 Juli 2021 lalu ,ustadz Fajar setia mendampingi. Kebetulan mbakyi Hj.Manirah telah berpulang skitar tiga tahun yang lalu.
Dan lewat pak Fajar inilah saya tau pesan terakir beliau yang bisa dikatakan wasiat, yang beliau sampaikan ke pak Fajar dan kluarga tanggal 26 Juli 2021 setelah solat subuh .
Adapun pesan Almarhummas H.Syamsuri sebagaimana yang dituturkan ustadz Fajar adalah sebagai berikut:"" Berperilakulah yang jujur, perbanyak bersolawat dan bersilaturrohim, Rangkul orang yang membencimu kirimkan fatihah untuknya juga untuk jamaah yang mendengar dakwahmu dan doakan mereka ditengah munajatmu"
Dari pesan beliau menunjukkan bahwa sampai dipenghujung hayatnya beliau tetap dakwah dan mengajak untuk menjadi pribadi yang lebih baik..pesan ini beliau sampaikan 3 hari sebelum beliau wafat.Beliau berdakwah dengan prilaku dan suri tauladannya.
Untuk mas H.Syamsuri dan Mbakyu H.Manirah saya benar-benar kehilangan dua sosok pribadi yang saya kagumi, yang buat saya penjenengan adalah tidak skedar kakak dari hubungan keluarga tapi jenengan berduaa laksana ayah dan ibukku, jenengan adalah guruku,dan jenengan adalah tokoh penyemangat dan turut membimbing peralanan hidupku.
Betapapun cintaku kepadamu tapi Alloh lebih kau cintaii dan mencintaimu, penjenengan sampun katimbalan sowan kehadirot Sang Ilahi.Semoga wafatnya jenengan berdua tergolong husnul kotimah, amal dan perjuangan jenengan diterima sebagai amal khasanah dan dosa dan khilap jenengan dipun Ampuni Alloh.
Dan Saya yakin walau jenengan sudah berpulang tapi pondasi perjuangan jenengan akan diteruskan oleh generasi seperjuangan jenengan dan semoga menjadi amal jariah yang insyaalloh pahalanya terusengalir dateng jenengan.
Dan semoga atas ilmu dan nasehat yang engkau sampaikan menjadi ilmu yang bermanfaat, amiin ya robbal alamiin.
Dan Insyaalloh nasehat-nasehat jenengan tetap saya ingat dan berusaha saya amalkan.
Selamat jalan guruku ..untuk memenuhi panggilan Rob mu.,.Alloh SWT. semoga jenengan diterima dan ditempatkan ditempat yang terbaik. Amiin.
Tulisan ini untuk mengenang ,sang kakak , orangtu dan guruku almarhum KH.MOH.SYAMSOERI .DAN almarhumah mbakyu HJ.MANIRAH SYAMSOERI.
Lahumal faatihah...
Trenceng
Almarhum bersama ustadz fajar yang mendampingi membaca koran