Rabu, 23 Desember 2020

PELUKAN DAN DOA DI HARI IBU.

Ada yang spesial di hari ibu tahun 2020 ini,  putri kecilku usia 7 tahun, dia mulai tau ada moment - moment penting diantaranya tentang hari ibu. Dia tau tanggal 22 Desember diperingati hari ibu dari saudara sepermainan yang saat ini kelas 4 MI sementara dia kelas 1.

Malam tanggal 22 kita kumpul dan ponakan sengaja membuat tumpeng untuk memperingati hari ibu ini. Stelah berdoa bersama si kecilku memeluk,  menciumiku dan mengelus elus wajah ku.Saya hapal biasanya dia akan menyampaikan sesuatu. 
Perkiraan saya benar,  dia lebih erat memelukku,  menciumi pipi kiri dan kanan serta keningku menepuk nepuk punggungku, dia berbisik dekat telingaku sambil terbata -bata seolah menahan air mata da berbisik,"" Buk, aku sayang ibuk, semoga ibuk sehat selalu, ibuk diberi rizki yang barokah, pokoknya saya sayang ibuk,selamat hari ibuk,  saya minta maaf bila bandel dan salah,saya juga satah ayah"".
 Sambil kupeluk erat dan ciumi dua sambil kutepuk punggungnya satapun berbisik," Ibuk juga sayang anak e, semoga Alloh memberikan kesehatan pada kita semua,  anakku rajin, solihah dan ilmunya manfaat barokah dan twntunya jadi anak yang berbakti kepada orangtua dan guru kita."

Setelah itu diapun juga menghampiri si ayah yang duduk di sofa dan juga memeluk si ayah seraya berbisik, " aku sayang ayah,  trimakasih ayah, semoga ayah sehat selalu".

Nah giliran malam ini dia saya ajak ke rumah mbahnya yaitu ibuk saya, biar dia juga mengerti bagaimana kita juga perlu untuk mohon maaf dan doa restu dari orang tua. 
Dalam perjalaban kita nasihati bagaimana kita harus selalu menyayangi ayah ibuk,  nenek kakek,  para saudara dan keponakannya. 

Kita harus menghormati kepada orang yang lebih tua, dan menyayangi yang lebih muda. Dan betapa pentingnya kita menjalin silaturrohmi dengan para saudara. 

Cara kita silaturrohim tidak harus mendatangi rumahnya terlebih saudara kita yang jauh,  kebetulan banyak saudara kita yang domisilinya di palangkaraya, martapura tempat mbah putrinya juga ada yang di Klaten dan Ponorogo. 

Pembelajaran silaturrohim jarak jauh bagi kami sangat penting yang harus dimulai sejak kecil, terutama dia juga kita kenalkan dengan pakde, bude, bulek dan ponakan ponakannya,. 

Upaya yang kita lakukan dengan tilpun,  vidio col dan sekarang dia sudah bu isa membaca dan menulis, biasanya sesama ponakan asyik  untuk ngobrol untuk saling bercerita. 

Teruntuk ibuk saya dan juga ibuk mertua saya yang di Martapura Kalimantan Selatan ,semoga senatiasa dilimpahi kekuatan iman, kesehatan dohir batin dan semoga puteo wayaipun solih solihah amiin. Matursuwun ibuk yang senantiasa mendoakan kami dengan penuh ketulusan ,dan mohon maaf atas semua khilap dan tidak mampu membalas jerih payah jenengan. 

Trimakasih ayah ibuk. 

Sabtu, 19 Desember 2020

WANG SINAWANG

Wang sinawang adalah sebuah ungkapan yang biasa dipakai orang jawa untuk mengungkapkan  penilaian dari sesuatu hal dari sudut pandang yang mereka pilih. 

Karena sudut pandang itu fokusnya juga bermacam macam maka hasil penilaian itu hasilnya juga subyektif sesuatu sisi maa penilaian itu diberikan. 

Misalnya kita melihat orang yang kaya,  kita mengungkapkan, "wah enak ya jadi orang kaya itu,  apa apa yang diinginkan bisa dipenuhi, tapi bagi si orang kaya juga belum tentu senang dan bahagia seperti yang diungkapkan orang pertama tadi. 

Si kaya juga bisa menilai orang yang dari materi tidak melimpah,dengan mengatakan," wah enak ya jadi orang biasa yang tidak banyak kesibukan ,ndak banyak urusan dan tanggungan sehingga bisa hidup damai dengan keluarganya walau dengan kesederhanaannya".

Dari dua.contoh diatas saya ingat dawuhnya bapak prof. Fatoni dalam kegiatan kuliah mebiau memberikan contoh antara orang yang pekerjaannya tukang membersihkan sampah di pasar dan seorang bupati. 

Si tukang kebersihan mengungkapkan, " Enak ya menjadi bupati,  setiap hari memakai baju bersih, kerja di kantoran,  tinggal memberi perintah,  hidup mewah dan sebagainya. 

Nah jadi soal mana yang lebih berat antara tugas Bupati dengan si tukang kebersihan?  Dari soal ini pasti bisa dijawab bermacam macam sesuai kecenderungan dan sudut pandang si penilai. 
Yang berat bisa si petugas kebersihan dilihat dari fisik fisik untuk membersihkan berbagai jenis sampah dengan beraneka ragam campuran baunya. 

Bisa juga yang kerjanya berat itu adalah sang bupati karena sang bupati memiliki berbagai tanggung jawab dan kewenangan untuk bisa melayani masyarakat  termasuk memikirkan dari pegawai kebersihan tersebut. Maka wajar kalau gajinya bupati lebih besar dari gaji sang penjaga kebersihan karena tanggung jawabnya yang lebih luas daripada sang petugas kebersihan. 

Dari beberapa contoh diatas itu bisa diambil hikmah bahwa pada dasarnya hidup kita itu juga tak lepas dari wang sinawang,  kita merasa kurang dari orang lain, kita merasa hidup orang lain itu lebih mudah,  lebih nyaman dan sebagainya. Itu adalah salah satu sudut pandang kita,  bila kita menilai dari sudut yang berbeda tentunya memiliki hasil yang berbefa. 

Pada hal kalau kita mau mensyukuri nikmat yang Alloh beri dari hasil usaha kita tanpa harus membandingkan dengan yang dimiliki orang lain, maka rasa nyaman,  tenteram dan merasa cukup itu yang rasakan.

 Tapi kalau selalu melihat kelebihan orang lain dan tidak puas dengan apa yang kita miliki maka kitapun jauh dari rasa syukur dan malah selalu merasa kurang, sehingga hidupnya terhatui dengan sebuah bayangan dari suatu keinginan. 

Orang yang kita nilai lebih nyaman dan lebih apapun,  itu mungkin juga masih memiliki rasa yang berbeda dari penilaian kita dan pastinya mereka juga memiliki keinginan sesuai sudut pandangnya. 

Sehingga orang jawa sering menyebutkan, URIP IKU  SAKDERMO SAWANG SINAWANG,  YANG PENTING KITA ISOO NYUKURI NIKMATE PENGERAN""

Semoga kita tergolong orang yang bisa bersyukur dan mensyukuri nikmat yang tak terhingga yang telah dianugerahkan Sang  Maha Kuasa. Aamiin. 

Kamis, 17 Desember 2020

IMAN IMUN DAN AMAL

Beberapa waktu tidak menulis, karena padatnya kegiatandan, di saudara ada acara, terleibih ada suatu tanggung jawab besar yang harus ikita  tuntaskan. 

Dengan padatya kegiatan dan besarnya tanggugjjawab yang harus ditutaskan membuat suatu beban bak secara fisik dan psikologis .

Disamping itu adanya penigkatan dari perkembangan wabah kovid 19 yang tinggi lai dan adanya beberapa teman yang berpulang kehadirot Alloh menjadika suatu keprihatian tersendir. 

Adanya suatu beban dalam diri kita terutama dari tanggugan dan taggung jawab secara bersamaan cuukup menguras tenaga dan fikiran sehingga juga mempengaruhi kodisi imun tubuh menurun. 
Diantara agenda kegiatan yang padat dan waktu yang sama itu adalah kegiatan bimtek selama lima hari ful. Dan btek dimasa pademi jelas beda, biasanya cukup dg alat tulis api sekarag plus dengan alat prtkol keseatan.  dan persis dalam hari yag sama ada agenda besar di keluarga.seihingga waktu kita bagi diacara siang an malam. 

Dalam acara penutuan bimtek itu seolah ada energi secara psikologis karena mendapatkan suatu nasehat yang sangat penting. Bapak pejabat yang megisi penupan acara meyampaikan bahwa dalam kondisi sekarang ini yang terkait dengan menghadapi kovid 19 selain kita tetap mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, jaga jarak dan cuci tangan ada tiga hal pesan beliau. 

Pertama IMAN dalam kondisi seperti ini meperkuat dan menigkatkan keimanan merupakan kunci yang sangat penting. Iman bisa naik turun maka harus kita jaga dan kita kokohkan, upaya untuk itu diantaranya adalah meiningkatkan kualitas ibadah kita kepada Alloh SWT. dengan lebih mendekatkan diri kepada Alloh maka imun tubuh secara rohani juga akan meningkat. Kita akan tenang pikirannya terhindar dari was was yakin bahwa ita dalam penjagaanNya,  tapi kita harus tetap berupaya secara dohir. 

Kedua, imun.  imun atau kekebalan tubuh harus selalu kita jaga, secara rohani imun tubuh dijaga denganpeningkatan iman secara dohir imun tubuh kita upayakan dengan makanan bergizi, berfitamin dan juga diimbangi dengan olahraga. 

Ketiga AMAL, amal ibarat sebuah bensin yang akan mendorong melajunya suatu kendaraan, maka kedudukan beramal juga sangat penting dalam idup kita, amal tidak harus dengan materi,  tapi dengan apa saja sesuai kemampuan kita. Amal juga bisa menjadi tolak balak. 
Mari kita selalu bermohon kepada Alloh semoga kita senantiasa diberi kekuatan iman, kekuatan dalam imun tibuh dan juga keringanan kita dalam beramal. 
Amiin ya robbal alamiin. 

Dan dengan menulis membantu saya megurangi beban secara psikologis tersalurkan sehingga kepenatan fikiran terkurangi. Saya juga menyimak suatu pesan guru literasi kita dalam seuah kalimat tanya, "kemanakah energi menulis saat iin? 

Trimakasih bapak. 

Rabu, 02 Desember 2020

TESIS, MUNJUNGAN DAN BUAH DURIAN

dok. Saat wisuda S2 dari baju merah hati,  bpk Mudakir,  bapak Tohir (almhm)  b. muwahiddah, b. Dzaizatin/ yu titin,, b. siti Munawaroh, Saya,  pak Ari suaminya yu Titin dan gus latif/ bpk. Abdul Latif. 

Membuat suatu karya tulis merupakan suatu hal yang wajib dilaksanakan bagi para mahasiswa, dan menjadi suatu beban tersendiri terutama dalam penyusunan TESIS tak terkecuali saya dan teman - teman para mahasiswa S2 angkatan pertama di STAI diponegoro Tulungagung. 

Dari segi usia kebanyakan sudah berada di usia kepala empat, maka dalam membuat TESIS sebagai tugas akhir perlu suatu perjuangan tersendiri. Dan bersyukurnya kita sangat kompak dan saling memotifasi dan mendukung. 

Dalam kelas kita ada 38 Mahasiswa yang memiliki komitmen kita masuk kuliah bersama dan harus berusaha bisa lulus bersama. Nah kendala untuk bisa lulus itu manakala kita diujung tugas akhirnya. .

Dalam upaya untuk menguatkan komitmen diatas upaya yang kita lakukan saling memberi dan menguatkan energi motifasi baik secara intrinsik maupun motifasi ekstrinsik. 

Kebetulan kita memiliki dua teman mahasiswa yang dari munjungan yang menurut kita bisa dijadikan tokoh inspiratif waktu itu. Beliau adalah Bapak KH. Abdul Latif dan bapak Mudakir.

Kenapa beliau berdua kita jadikan tokoh inspiratif sebagai fitamin menguatkan motifasi ekstrinsik? Diantaranya karena beliau termasuk mahasiswa yang sangat istiqomah dalam mengikuti kuliah walaupun harus menempuh jarak jauh dan medan yang cukup menantang yaitu Munjungan.

 Selain p. Mudakir an pak latif yang jadi motifikasi kita ada b. DZAIZATIN yg akrap dengan sebutan yu TITIN dan suami yang setia, juga P. TOHIR yang saat ini sudah berpulang ke hafirot Yang Kuasa.beliau dari jecamatan Ngaho kabupaten Bojonegoro,  yang kuliah bersama kita harusmenempuh perjalanan Desirae 5 jam, berserk Kala puking Peri 10 jam.  

Perkuliahan kita dilaksanakan setiap hari jumat dan sabtu mulai jam 14.00 sampai jam 21.00 WIB. dan dari ceriata beliau berdua pulang kuliah sampai di rumah  bisa pada jam 24.00 atau dinihari jam 01.00 terutama pada musim hujan. 

Saya dan beberapa teman berencana untuk napak tilas perjalanan ke Munjungan sekaligus silaturrohim ke beliu berdua. Pada hari yang sudah disepakati degan start kumpul di rumah Bapak Agus Sulistiono di desa Melis , ternyata yang akirnya bisa ikut  ada delapan orang termasuk saya. 

Perjalanan kita dengan empat sepeda motor yang sudah kita pastikan kesehatannya. Dan sampai di pasar kampak kita berhenti sejenak disuatu warung dan kita sepakat untuk naik dengan sepeda dan menentukan para sopir yang benar -benar siap untuk menyusuri jalur kampak munjungan. 

Ini merupakan pengalaman pertama saya menempuh jalur ke Munjungan dengan naik sepeda montor dan dengan joki dari kita sendiri, ebelumnya sudah beberapa kali kesini dengan naik mobil dan sopir orang sini. 

Sepanjang perjalanan tidak hentinya saya berdoa skaligus menikmati keindahan dan kejutan dari kelokan jalur yang dilalui dan lebih asyik daripada dengan mobil. Karena sudah pernah melewati jalur ini ketakutan kita tidak seperti pada kunjungan yang pertama. Subhanalloh Munjungan memang indah dan penuh keramahan. 

Setelah menempuh perjalanan sekitar dua jam dengan jalan berkelok - kelok dan waktu itu banyak jalan yang rusak tibalah kita di daerah datar dan tertulis kecamatan Munjungan. 

Kita tanya pada orang tentang ndalemnya pak Abdul latif, Orang laki -laki itu menjawab "oo... Bade dateng Gus Latif gih? Seraya beluau langsung menuju motornya yang diparkir menyampaikan,  kulo santrinipun gus latif,  monggo kulo dugekne dateng ndalem beliau. 

Laksana memiliki pemandu wisata,Alhamdulillah kita sampai ke ndalem pak Latif dengan lancar dan selamat. Kita disambut beliau dan keluarga dengan hangat. Dan para joki motor seolah melepas esensi ketegangan selama perjalanan mereka menyelonjorkan tubuh dan melepaskan kepenatan di alas berkarpet pak Latif. 

Dan seolah diberi kejutan tersendiri, ternyata pak Latif tau bahwa saya banyak memiliki teman alumni dari PGAN tulungagung, dan masih termasuk sanak saudara beliau,dihubingi dan dibertahukan bahwa saya lagi di ada di ndalem beliau.

Jadilah kita seperti Reunian dan para teman tadi tidak menyangka yang semula kita berdelapan menjadi rame dengan akrap. Karena mereka juga dari para alumni PGA diatas angkatan saya. 

Kang Fatkurrohman yang juga keponakan pak Latif dengan alat kususnya menyiapka dan membuka buah durian yang sudah disiapkan keluarga pak Latif. Terus terang saya menghadapi duruan ada pertarungan batin. Saya dulunya begitu membau durian itu kepala pusing dan tidak tahan dan dak berani makan. 

Nah pada kesempatan ini batin saya berkecamuk ambil suatu sikap, demi menghormati usaha dan suguh gupuh dan aruhnya tuan rumah maka saya beranikan untuk turut menikmati buah durian ini. Selain itu saya yakin kalau tidak ikut makan gara gara dak doyan dalam bahasa jawa,  pastiya akan jadi bahan gojlokan atau guyonan konco-konco. 

E.... Pada saat kita rame - rame menikmati durian tanpa kita sadari bahwa salah satu teman kita kok lenyap tanpa pamit yaitu pak Hamdani... Ditengah perbincangan kita mencari ternyata beliau muncul diantar orang. 

Usut punya usut ternyata beliau juga tidak tahan bau duren dan tidak erani makan sehigga waktu kita sibuk menikmati durian, beliau inisiatif untuk jalan jalan ke pantai Blado yag ujungnya lupa jalan ke dalemnya pak latif sehingga lagi -lagi ada yang mengantarkan pulang. 

Benar saja tak berani makan duren jadi bahan keseruan perbincangan dan gojlokan kita. Dibalik gojlokan terkait durian kita juga membicarakan tentang perjalanan ke Munjungan ini. 

Pak Koiruddin suja'i dengan logat khasnya membuka perbicangan" la iyoto Gus Latif kalih pak Mudakir sing adohe koyo ngene dalane koyo lempitan klambi,  keroyo-royo tolabul ilmi sampek kampus Dipo , mosok awak awak dewe kalah karo beliau berdua"

Teman lain menimpali,  la iya aku jadi malu dengan semangat beliau, yang istiqomah dan jarak dan kesulitan medan yang dilalui tidak jadi penghalang, mosok kita tidak bisa sampai finis dengan semangat bersama.

Gus Latif dan pak Mudakir senyum - seyum dengan keumekan kita dan dawuh ndak usah dibahas yang penting yo tesis kita do diatasi... Dilakoni wae ko lak teko finis bareng. 

Itu bagi kita suatu suntikan energi literasi dalam penyelesaian tugas akir ini. Selanjutnya Pak Latif mebgajak kita ke tempat yabg lebih luas dan mendekati suatu pemanggangan ikan. Ternyata kita sudah disiapkan ikan laut yang segar dalam proses pembakaran dan sambal tomat serta lalapan yang benar benar mantap surantap. 

Tak tanggung tanggung ikannya cukup besar besar dan masih utuh laksana kambing guling. Kita harus ambil sendiri dan tidak boleh berbagi. Sambil guyonan saya bilang,  gus Latif la ini ikan satu kalau firumah cukup untuk jamaah orang seruah masak ini harus dihabiskan sendiri?  .. 

Celetukan dari kang Suhuddin teman PGA yang juga asli Munjungan begini,  la ini bedane nek Munjungan cedek laut karo nek Tulungagung. Lek nek Tulungagung iwak iku dadi lawuhe lek nek kene dirubah iwak e sing okeh lan nasine rubah dadi lawuh.... Tak ayal semua temen tertawa bersama dengan mengacungkan jempol.... dan ada juga yang mengatakan,  masuk akal dan cerdik. 

Sayapun jadi ingat dulu itu jeng Sri purwati tem PGA kita kaoau libur sekolah pasti nambah libur satu minggu. Kalau ditanya gurunya alasan yang disampaijan " wah oak jalur munjungan kan sangat sulit,  sehingga kalau mau turun ya menunggu bejal yang cukuo,  ini masih menunggu panen cengkeh pak " wah waktu itu warga munjungan memang terkenal dengan berjaya dengan hasil cengkehnya. 

Stelah kita menyantap hidangan nan mantap surantap,  silaturrohim kita lanjutkan ke ndalem pak Mudakir yang juga disambut dengan luar biaa ramahya oleh anggota keluarga. Kita dengan para anggota keluarga sangat akrab karena beberapa watu sebelumnya kita ada kegiatan ziaroh wali Jawa Tmur yang diikuti oleh temen temen dan anggota keluarganya,  termasuk keluarga dari pak latif dan p. Mudakir ini.

 Dan yang tidak diketahui oleh para teman bahwa antara pak MUDAKIR dan PAK ABDUL LATIF dalah saudara kandung ,teman teman seolah tidak percaya  dan mengklarifikasi debgan pak mudakir. ramailah perbincangan kita membahas dua saudara ini,.. sementara orang yang jadi perbincangan cuma senyam senyum dengan gaya khasnya.. Bagaimana percaya,  dari raut muka,  postur tubuhnya memang berbeda. Kalau gus latif tinggi dan ramping, rambut lurus,  kalau pak mudakir tinggi besar dan rambut keriting.
Saya tau bahea beliau berdua bersaudara adalah waktu kebersamaan dengan istri beliau saat ziaroh. 

Stelah tau itu teman teman nengamati dan seolah membandingkan manakah yang sama dari kedua kakak beradik yang merupakan tokoh berpengaruh di Munjungan ini?  Keusengan kita ditandai dengan foto bersama dan menyandingkan kedua saudara kakak adik ini. 

Keluarlah anak anak pak mudakur dan istrinya membawa durian juga tali rafia yang sudah dipersiapkan. Dan Pak Mudakir menyampaikan,  durian ini monggo sebagai oleh oleh untuk kluarga ,kitapun bingung bagaimana cara membawanya?  Kita tali tali dengan rafia kita tata bergelantungan di pinjakan kaki. Tapi waktu di jalan yang harus berkelok-kelok maka ngurusi duren jadi tambahan kita. 

Sungguh suatu silaturrohim yang penuh hikmah dan membawa berkah,  dari sini energi literasi untuk menutaskan TESUS meningkat, dari yang  suka durian menjadi penikmat durian. Lan Alhamdulillah akirnya kita bisa menyelesaikan proses yolabul ilmi dikampus tercita kita STAI diponegoro Tulungagung,  trimakasih para dosen dan para sdulur semoga jalinan paseduluran kita tidak berakir dengan adanya pengukuhan sarjsna S2.

Munjungan dikau tempat yang cukup berkesan dan tetap menjadi suatu kenangan. 

Tentang kunjungan ke Munjungan kali ini masih ada kelanjutan di episode selanjutnya dilengkapi dengan  pantai terinahnya. Di episode selanjutnya. 

Trenceng 2 ?op 2020
 










Selasa, 01 Desember 2020

MUNJUNGAN DAN SENSASINYA

         dok. foto era 90 an. Siswa pga ragil dengan sbagian guru diantaranya p. Muyono hadi yg dampai saat ini guru MAN 2.

Munjungan merupakan salah satu kecamatan di wilayah kabupaten Trenggalrk. Berbicara tentang Munjungan yang muncul pasti sensasi dengan kengerian jalan yang terkenal dengan keekstrimannya. 

Tapi bagi yang pernah ke Munjungan pasti ingin mengulang untuk bisa kesana,  Dan bagi yang belum pernah kesana maka rasa penasaran yang membayaginya. 

Saya saja yang sudah lebih dari empat kali kesana, tetap tertarik dan bisa dkata sangat merekmendasikan bagi yang pingin refresing dan uji nyali serta menikmati sensasi dalam perjalanan dan terbayar dengan cas dengan  keelokan pantai Bladonya. 

Refresing ala Munjungan tidak cuma diujung tujuan seperti kalau kita kedestinasi wisata yang lain. Tapi sejak kita putuskan ke munjungan dalam gambaran di otak kita seolah ada penasaran atau istilah dalam bahasa jawanya" pingin nyocokne crito lan kasinyatan tentang munjungan "

Saya pertama kali ke Munjungan ketika masih bersekolah di PGA Tulungagung tahun 1991 an. Teman kita dari Trenggalek cukup banyak mulai di Wonoanti ,Gandusari,  Masaran, Kampak,  dan terbanyak di Munjungan. 

Tujuan kita ke Munjungan saat itu bukan untuk refresing, tapi untuk membesuk teman sekelas kita yang bernama kang suhuddin di desa Masaran yang sakit typus dan tergolong cukup parah sehingga berbulan - bulan tidak bisa masuk sekolah. .
Untuk ke Munjungan waktu itu ya pikir-pikir antara berani atau ndak jadi karena cerita dari jalur munjungan yang ngeri, dan kebetulan waktu itu ada kejadian rombongan kendaraan penganten yang masuk jurang. 

Untuk mengetahui kabar perkembangan kang suhuddin waktu itu ya bila ada teman munjungan yang lagi mudik atau kita mengirim surat dan menunggu balasannya yang kemudian dibaca di depan kelas,  unik juga saat itu. 

Setelah beberapa waktu diputuskan mengirim perwakilan beberapa orang untuk membesuk ke Munjungan ,ada empat teman yang kesana termasuk saya. 

Kita naik bis sampai Ngetal,  kemudian naik angkutan jurusan Kampak stelah itu kita ganti kendaraan kusus jurusan Munjungan. 

Kendaraan kusus disini memang beda, sopirnya harus memang sopir trayek kampak munjungan dan kebanyakan kendaraan dengan bak terbuka tapi ada pegangan besi di samping kiri dan kanannya,  ya kalau di daerah bawah biasa untuk mengangkut barang itu. 

Saat itu saya dapat tempat duduk di depan, dan teman lain di belakang. Begitu kendaraan mulai meninggalkan pasar Kampak dan menuju Munjungan tak henti henti saya berdoa semoga perjalanannya lanvar, selamat  dan mobilnya tidak mengalami hambatan. 

Mulai merayap menaiki kelokan jalan, dan ciutnya nyali yang saya rasakan, ditambah saya waktu itu tergolong pemabuk dalam kendaraan. Tapi anehnya ini justru tidak mabuk, mungkin pengaruh psikologis karena besarnya rasa penasaran tentang sensasi jalan ke munjungan dan untuk mengetahui kondisi teman, mabukbun tidak terbayang dalam fikiran. 

Si mobil mulai menari berkelok menyusuri jalan yang arahnya memang diluar prediksi,  maksudnya saya kira mau belok ke kanan e justru menukik beloknya ke kiri, ingat teman saya menamai jalur munjungan seperti lipatan baju yang ruwet dan berlipat lipat dan tidak bisa diprediksi. 

Mungkin karena arah kelokannya yang sulit diprediksi maka perlu sopir handal, nyali tinggi dan hapal medan yang dilalui sampai saat ini kalau kesana kalau kendaraannya memang handal bisa cukup ganti sopir, atau ganti kendaraan sak sopirnya. 

Jadi ada yang  tempat penitipan kendaraan di kampak dan di daerah lain. Kalau di daerah lain yang dititipkan bisa sepeda pancal atau motor,  tapi kalau mau ke Munjungan kendaraan bahkan mobilpun bila ndak sehat ya harus dititipkan. 

Kita kembali pada jalan berlipat,  menaiki tanjakan tajam yang diujung terlihat berbelok yang saya tidak tau belok kearah mana,  mobil merayap pelan, suara mengerang dan seolah terhenti, menghadapi ini nyali saya ketakutan kawatir kalau terjadi sesuatu, 

Dari spion saya lihat sang kernet dan beberapa penumpang laki laki dengan sigap turun dan mengambil sesuatu bantalan mengganjal ban mobil. Ini benar benar pengalaman pertamaku. 

Stelah jalannya landai sang sopirpun cerita kepadaku bahwa untuk membuat jalan dan menghancurkan batu itu dulu ada yang memakai bom.  Beliau juga menunjukkan lokasi lokasi yang cukup bagus disepanjang perjalanan, 

Suatu keramah tamahan dan kerukunan yang luar biasa yang kutangkap dari cerita pak sopir skaligus dalam pengamatanku. Dan pak sopir juga bertanya idari mana asalku, mau kemana,  dan pengalaman keberapa ke Munjungan kali ini?  

Mendengar jawabanku bahwa ini yang pertama kali,  beluau mengatakan jangan kawatir nanti kita diturunkan sampai lokasi alamat yang ingin dituju, dan bila mau kembali nanti juga bisa janjian jam berapa akan dijemput lagi. Bahkan waktu itu kita diajak untuk mengantar ke penumpang yang lain biar kita lebih tau tentang daerah di munjungan. 

Saya katakan pada pak sopir tujuan saya ketemen yang bernama SUHUDDIN  Masaran dan dekat Mi. Nah ada yang unik disini kata pak sopir,  masaran itu ada masaran satu dan masaran  dua nama suhufin ya ada dua dan keduanya dekat MI.  
Pak sopir bilang jangan kawatir nanti kita tetap bisa sampai tujuan walau ada dua identitas dan lokasi yang sama. Dan Alhamdulillah akurnya kita sampai juga ke tempat kang Suhuddin, disambut dengan keramahan oleh orangtua dan keluarga dan serya para tetangga. dan kang Suhud tidak menyangka kalau ada temannya yang sampai menjenguk ke Munjungan, karena seminggu sebelumnya sudah mengirimkan surat yang mengabarkan sudah mulai bisa duduk. 

Suara deburan ombak dari pantai Blado terdengar di telinga kita,  tapi kita putuskan untuk tidak mengunjunginya karena jamempat sore kita ajan dijemput oleh kendaraan yang tadi mengantar kita. 

Dalam perjalanan pulang kita tidak setegang dengan keberangkatan tadi, dan untuk saat ini saya sampaikan bahwa ke munjungan memang sangat asyik,  jalannya sudah bagus dan pantai bladonya sangatlah indah. 

Mari buktikan sendiri kesana.... Dan cerita munjungan insyaalloh akan kita lanjutkan ke episode berikutnya. 
Selamat berefresing ria. 

Salam hangat tuk para saudara disana, dan salam kangen. 

Tentang munjungan ada seri lanjutannya yg tetap  dengan. sensasinya 

Trenceng 29nop 2020