Kamis, 27 Agustus 2020

WARUNG LITERASI.


Kemarin bersama salah satu teman guru ada agenda kegiatan di Tulungagung,  kita sengaja membawa motor masing-karena stelah kegiatan utama kita memiliki acara yang berbeda. 

Dalam perjalanan pulang saya mampir ke sebuah warung dengan menu faforit saya gado gado dan rujak cingur, Walaupun dengan judul menu yang biasa tapi penampilan warung ini dikonsep dengan apik ,tidak sperti warung rujak yang biasanya terkesan ndeso dengan penjual orang tua dan tempatnya ala kadarnya.

Warung ini dikonsep dengan model meja kursi   seperti di restoran dan penataanya juga bagus.cat tembok dengan kombinasi yang cerah dan sejuk membuat para pelanggan nyaman dan tertarik dan penikmat menunya  beragam, mulai anak anak ,remaja dan orang dewasa .

Selain karena menunya warung ini buat saya sangat menarik, selain makannya enak, lokasinya bersih,  juga ada nilai plus  yang jarang kita temui di tempat lain yaitu adanya pesan pesan literasi yang berisi motifasi,  sentilan,  ajakan atau lainnya. 

Sebelum kita menikmati santapan jasmani yang masih diproses dalam penyajiannya maka kita bisa menikmati santapan rohani dari pesan pesan literasi yang dipajang di dinding warung. Sehingga warung ini kusebut sebagai warung literasi. 

Mau coba?  Pom podorejo ke barat kira-1,5 km utara jalan. 

Memo  26082020








Sabtu, 22 Agustus 2020

TAMBIH DARI KEMATIAN

Sore tadi skitar jam 16.30 saya membuka WA grup, terdapat informasi tentang meninggalnya bpk H. Muhlisin yang aslinya tetanggaku tapi searang di Sumberingin,  di wa itu minta tolong untuk mengabari sanak saudaranya yang tepat di depan rumahki. 
Antara percaya dan tidak saya kerumah tetanggaku yang memiliki toko,  untuk mengabari berita ini, dan beliau juga tidak percaya karena tadi pagi skitar jam 9 P. Muhlisin stelah pulang dari pasar Bendilwungu untuk jualan kambing beliau mampir dan mengatakan mau  membeli minyak dan mengatakan bahwa minyaknya akan habis. 

Maka untuk memastikan saya menghubungi temen,  beberapa orang tidak sambung akirnya saya menghubungi bu nyai Hj. Zaidah teman sebangku saya saat di MI. Alhamdulillah disela sela beliau lagi ngaji bersama santrinya bisa sambung,  beliau membenarkan berita itu dan ada dawuh yang sangat bermakna, "" Ya itu mbak yu, kematian adalah suatu misteri dan sangat dekat dan kapanpun akan datang kepada kita, tapi kita yang tidak menyadari atau bahkan sengaja tidak mengingat atau menyiapkan bekalnya"" sambil mendengarkan dawuh itu saya batin saya membenarkan dan mengiyakan apa yang beliau sampaikan sangat  bermakna menurut saya. 
stelah tilpun itu saya berani mengabari saudara yang lain dan kalimat yang di dawuhkan nyai hj. Zaidah yang hafidhoh itu yang tetap dalam ingatan saya. 

Dan dalam pemberangkatan jenazah oleh Bah Yai Sodik pengasuh pondok Al Munawwir  Pandansari beliau juga dawuh bahwasannya kematian itu adalah suatu yang pasti datang dan kita alami yang merupakan rahasia Alloh, kapan datangnya, dalam kondisi yang bagaimana dan lantarannya apa, Maka dari takziah ada tambih agar kita mengingat mati dan mempersiapkan bekal apa yang telah kita persiapan dalam perjalanan panjang itu.

Terkait dawuh yai Sodik tadi saya ingat saat silaturrohm ke Bpk Jamil guru PGA saya skitar 1 tahun lalu,  beliau menyampaikan ,""Alhamdulillah awakmu silaturrohim rene, kok jik eleng aku, MasyaAlloh, aku muarem isik iso ktemu sampean-sampean,  aku nyuwun dingakno yo icita citaku dikabulkan Alloh,  Nopo bah cita cita jenengan engkang dereng hasil salah satu teman bertanya, beliau menjawab, cita cita terbesarku besuk suatu saat Alloh nimbali aku, aku pingin husnul kotimah krono kui dongakno cita citaku dikabulkan Alloh gih? 
Itulah Tambih dari ziaroh  dan sbuah cita cita yang harus kita persiapkan bekalnya,  karena tiba saatnya adalah suatu rahasia. 
Smoga kita bisa mengambil hikmah dari TAMBIH KEMATIAN INI. 

AMIIN. 




PERTEMUAN ISTIMEWA


Saya baru saja kedatangan tamu istimewa, yang bernama B. Ayu dan putri cantiknya,  pertemuan ini bagi  saya suatu kejutan dan silaturrohim yang sangat bermakna ,bisa dikatan suatu kejutan yang tak saya sangka.

Kita dipertemukan dalam suatu diklat guru Bahasa Indonesia Tingkat Dasar  di Balai Diklat Keagamaan Surabaya pada tanggal 11-20 Agustus 2008 dilanjutkan dengan diklat guru bahasa Indonesua tingkat lanjutan tahun 2010. jadi kita tidak bertemu tepatnya 10 tahun. 
Alhamdulillah dari teman teman ini sampai sekarang masih terjalin silaturrohimya dan sejak skitar 2 tahun yang lalu dari nomor hp yang masih sama yang tercatat di buku memori terbentuklah grup wa yang diberi judul Grup Diklat guru BI 2008 sesuai momen awal yang menyatukan persaudaraan kita,walaupun dalam perkembangannya dari temen temen ada yang sudah alih tugas menjadi kamad atau pengawas. 

Grup kita sangat bermakna,  selain menyambung persaudaraan juga saling bertukar informasi, dan yang terpenting kita memilikisaudara dari masing masing kabupaten di jawa timur,  sehingga mana kala kita kesuatu daerah bisa silaturrohim atau bertemu saudara. 

Seperti kunjungan b. Ayu kegubuk saya kali ini. B. Ayu waktu diklat masih bertugas di probolinggo tapi sekarang sudah pindah ke Blitar. 

Tidak sperti biasanya sejak pagi grup kita agak ramai banyak temen yang  bertukar info termasuk b. Ayu yang tanya rumah saya tulungagung yang mana ?dan saya tidak menyangka akirnya nyampai gubuk saya. 

Luar biasa senangnya bisa ktemu sfulur yang sudah lama tidak ktemu, langsunglah bu Ayu menyambung dengan beberapa temen untuk gabung laksana kita reuni virtual. 

P. Arif dari gersik, p. Alim bangkalan, b. Nia tania probolinggo, b. Hamidah dari pamekasan dan neng rodiah malang dan b. Laili dari Jember,p.harianto lumajang, pak  bisa gabung, suatu pertemuan virtual yang sangat bermakna. 

Dan persaudaraan kita tidak skedar teman diklat tapi sperti saudara kita saling memperkenalkan keluarga kita,  dan bertukar informasi. Memang banyak teman dan saudara juga bisa dikatakan banyak kemudahan. Paling tidak bila kita kesuatu daerah ada saudara yang bisa kita tuju. 
Walaupun belum semua teman bisa ditelusuri jejaknya tapi kita berharap keluarga yang sudah terhimpun bisa membawa kemanfaatan, amiin. 

Dan b. Ayu ternyata memiliki paklik di daerah Botoran Tulungagung dan hari ini dalam rangka mengantarkan ayahandanya ke adiknya.,dan sempat saya diperkenalkan dengan beliau lewat vidio coll,  Trimakasih b. Ayu atas kunjungannya, semoga silaturrohim kita berlanjut dan membawa berkah. 









Rabu, 19 Agustus 2020

BULAN ISTIMEWA DITENGAH WABAH PANDEMI COVID 19.


Bulan Agustus, bulan yang sangat istimewa bagi bangsa Indonesia, karena anugerah kemerdekaan negara kita terjadi di bulan agustus dan tgl 17 Agustus th 2020 ini merupakan ulang yang ke 75. 

Hari Ulang Tahun negara kita kali ini sangat berbeda  dengan tahun tahun sebelumnya, yang biasanya dilaksanakan dengan cukup meriah dengan berbagai aktifitas dan perlombaan sebagai luapan rasa senang dan syukur atas anugerah kemerdekaan. Namun tahun ini  dirayakan dengan sangat terbatas dan sesuai dengan prokol kesehatan, hal ini karena dalam kondisi wabah pandemi kovid -19.

Walaupun demikian peringatan kemerdekaan ini cukup istimewa,  dalam pelaksanaan detik detik proklamasi cukup hidmat bahkan penghormatan terhadap bendera pada tanggal 17 Agustus 2020 menjelang detik detik proklamasi diikuti secara virtual atau berhenti dari kegiatan dan melakukan kegiatan penghormatan bendera  atau berdoa secara serempak pada jam 10.17-1020 dimana saja masyarakat berada..
Tidak ketinggalan anak anak 

Kita temui ada warga petani yang sedang di sawah menghentikan aktifitasnya dan melakukan penghormatan terhadap bendera yang sudah dipersiapkan,  ada juga yang berdiri dengan sikap sempurna dan hormmat terhada bendera saat di Tv menayangkan pengibaran dan penurunan bendera..

Dan tidak ketinggalan anak anak yang sedang belajar dari rumah juga ada tugas mengikuti upacara pengibaran bendera dan penurunan bendera, ada juga madrasah madrasah kreatif mengadakan lomba untuk mengirimkan foto atau fidio dengan keluarga dengan tema peringatan HUT RI ke 75.
Setelah peringatan HUt Ri ke 75 disusul dengan peringatan tahun baru 1442 H. Yang merupakakan tahun baru bagi umat islam berdasarkan perhitungan tahun hijriah. 

Kedua momen penting yang hampir bersamaan ini memiliki makna yang sangat luar biasa sebagai energi kebangkitan bangsa dan umat menuju peradapan yang lebih baik dengan kondisi ditengah wabah pandemi kovid 19.

Adanya suatu peristiwa yang liuar biasa dan tidak biasanya seperti wabah kovid 19 ini saya yakin ada pula hikmah yang juga luar biasa yang mungkin belum kita fahami saat ini. Yang jelas dengan adanya wabah kovid 19 ini memunculkan ide kreatif dan percepatan dengan mengikuti perkembangan tehnologi. 

Semoga dengan kondisi yang bersama sama kita hadapi ini justru memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan memperkuat nasionalisme, 

Dan dengan semangat di tahun baru 1442 H ini lebih memberikan energi positif untuk bergerak dan berubah menjadi pribadi dan bangsa yang lebih berkualitas
  dan kokoh.

Selamat Ulang Tahun ke 75 negriku tercinta dan selamat tahun baru 1442 H. 
 

Jumat, 14 Agustus 2020

PENGENALAN PRAMUKA

SALAM PRAMUKA
SELAMAT HARI PRAMUKA Ke 59

CATATAN PERKENALAN SANG PRAMUKA


Namaku Salma, tahun 2020 ini aku menjadi murid kelas 1 di MI mafatihul Ulum Balesono, Ngunut, Tulungagung.  Aku juga mengawali menjadi anggota pramuka siaga.  Yang ku kenal dari pramuka masih baju seragam dan setangan leher dan talinya berwarna hijau. 

Hari jum,'at 14 Agustus aku mendapat tugas dari buguru untuk membuat vidio ucapan hari pramuka ke 59, ibuk jadi pembina pramukaku. Aku diperkenalkan dengan warna baju sragam pramuka,  kain merah putih yang dikalungkan namanya stangan leher atau hasduk,  ada talinya warna hijau ada gambar bibit. kelapa yang masih kecil ,

Di rumahku juga ada kelapa yang baru tumbuh, Kata ibukku itu adalah lambang pramuka, kupegangi bibit kelapa itu kuamati mulai ada akarnya dan daunnya yang kebetulan  daunnya belum mekar, dan kubandingkan dengan gambar kelapa di tali hadukku yang bewarna hijau  berbentuk bulat ternyata sama. 

Bibit kelapa ini sengaja tidak ditanam di tanah, tapi akan ditanam di pot untuk menjadi tanama kecil yang katanya disebut bonsai,jumlahnya ada 2 yang satu mulai kelihatan bakal daunnua warna hijau yang satunya warna kuning. 

Aku juga diajari tepuk pramuka ,dengan mengatakan tepuk pramuka stelah itu tepuk 3 kali, tepuk lgi 3kali dan tepuk lagi 7 kali,  ibuk mengajari dengan hitingan bahasa jawa,  ji ro lu,  ji ro lu, ji ro lu pat mo nem tu.  Untuk belajar tepuk ini aku belum lancar. 

Karena masih ada wabah covid 19 belajarku belum masuk ke madrasah tapi dari rumah,  sehingga aku rindu teman temanku,  bahkan sragam pramuka lengkapku baru aku pakai untuk membuat vidio ini. 

Aku juga baru tau temanku yang pakai sragam pramuka sama denganku lewat foto dan fidio yang dikirim di grup wa kelasku. Aku juga melihat fotokakak kelasku yang kelas 4 tapi warna talinya hasduk tidak sama denganku,  tapi warnanya merah kata ibukku karena mulai kelas 4 namanya pramuka penggalang. 

Tanggal 14 Agustus kata ibuk dipringati sebagai hari pramuka dan biasanya kita upacara hari pramuka. Tapi saat ini kita cukup berpakaian pramuka dari rumah membuat vidio ,dan dikirimkan ke bu guru. 

Oleh ibuk saya diberitau tentang sebutan orang yang melatih pramuka itu sebutannya bukan buguru, tapi dipanggil kakak pembina. Dan karena pertama aku kenal pramuka dari ibukku berarti juga disebut kakak pembina ya?? 

Itulah catatan perkenalanku tentang pramuka saat aku kelas 1. 

Aku suka pakai baju sragam pramuka,  
aku ingin jadi anggota pramuka dan
Aku bangga menjafi murid di MI Mafatihul Ulum Balosono yang hebat bermartabat. 

Selamat hari pramuka ke 59.

Salam Pramuka teman teman. 
Salam pramuka untuk kakak kakak pembina

Majulah pramukaku, jayalah negriku

Kamis, 13 Agustus 2020

SALAM PRAMUKA


Salam pramuka dan,tepuk pramuka adalah 2 kalimat yang pastinya diingat dan kenal banyak orang bila bertemu atau membicarakan tentang pramuka,  seolah olah menjadi jargon wajib tentang pramuka. 

Dalam kegiatan kepramukaan sebenarnya tidaklah cuma salam dan tepuk,  itu bisa dikatakan sebagai identitas dan metode pembelajaran yang menyenangkan. Pramuka membina kaum Muda dalam mengembangkan potensinya baik dalam hal spiritual, sosia, intelektual maupun fisik. 

Hal hal positif yang dikembangkan dan ditanamkan untuk menjadi karakter luhur diantaranya : 1) Gerakan Pramuka membentuk kepribadian Akhlak mulia. 2) Mebanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan bela negara bagi kaum muda. 3) Meningkatkan ketrampilan kaum muda agar menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, patriot, serta pejuang yang tangguh. 4)Menyiapkan calon pemimpin bangsa di masadepan. 

Dalam perkembangannya gerakan pramuka saat ini secara umum yang dikenal orang seolah cuma tepuk, yel yel ,hura-hura dan dari identitas sragamnya,  inilah tantangan yang dihadapu dan  harus disikapi oleh pembina pramuka dan anggotanya. Gerakan pramukanya bagus tapi yang perlu diperkuat adalah karakter anggotanya  dan para pembinanya.
 Dalam penanaman karakter ini harus bertahap dan berkelanjutan sebagaimana jenjang dalam gerakan pramuka, siaga, penggalang,penegak, pandega dan pembina.
Melihat kenyataan seperti diatas maka dalam kegiatan kepramukaan harusnya bukan hanya pengeropokan manakala mau ada lomba tapi harus intensip dengan panduan pencapaian dasadarma, dan pemenuhan sarat kecakapan umum dan kususnya. Sehingga anggota benar-benar dijiwai. 
10 sikap luhur yang harus dijiwai dan menjadi karakter bagi para anggotanya dikenal degan DASA DARMA yang isinya:Pramuka itu: 1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2) Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia .3)Patriot Yang sopan dan kesatria. 4) Patuh dan suka bermusyawaroh 5) Rela menolong dan tabah .6) Rajin trampil dan gembira. 7) Hemat cermat dan bersahaja 8) Disiplin berani dan setia .9)Bertanggung jawab dan dapat dipercaya 10.Suci dalam fikiran Perkataan dan Perbuatan. 
Inilah 10 roh perjuangan gerakan pramuka yang harus ditanamkan pada anggota, manakala dasadarma ini dihafal diwujudkan,  tentunya gerakan pramuka yang sangat luhur ini akan terjaga keluhurannya dan anggotanya menjadi generasi masa depan yang unggul. 

Selamat hari pramuka ke 59.

dan salam Pramuka. 



Rabu, 12 Agustus 2020

KISAH ABU NAWAS ""SEMUT MELAWAN ANGIN""

Tiap malam minggu biasanya kita berkumpul dengan para saudara ,nah kali ini kita kerumah adiknya suamiku yang kebetulan putunya juga lagi berkumpul disana.

Anak anak asyik dengan kegiatannya mewarna,  kita para orangtua ber enam: saya, suami, adik perempuan dan suaminya,  ponakan dengan suaminya duduk di ruang tamu sambil cerita-cerita yang akirnya pembicaraan kita pada cerita Abu nawas yang cerdik. 

Membicarakan Abu Nawas bagi suami dan adik iparku mengingatkan pada sosok guru ngajinya masa kecil yang sangat piawai dalam menarik perhatian santrinya, sehingga keberadaan beliau sangat sangat disukai, ketidakhadiannya dituggu tunggu dan bahkan setelah beliau wafat tetap terkenang, ini merupakan ciri ciri seorang tokoh yang sangat menginspirasi. 

 Bapak H.  Basor yang dibicarakan ini ternyata juga guru saya di MTSN tunggangri di tahun  86-89, rumahnya Bendilwungu yang kbetulan berbatasan dengan trenceng satu lingkungan dengan rumahku sekarang ,

Adik perempuan suamiku yang kupanggil dengan sebutan bulik karena mengajari anakku untuk memanggilnya bercerita  , dulu masa kecilnya salah satu guru ngajinya di madrasah adalah P. Basor,  bila waktu yang ngajar beliau pasti santrinya antusias,  ramai yang hadir dan kelasnya  kondusip. 

Saya penasaran dengan kondisi ini,  saya bertanya sama bulik,  kenapa pak Basor menjadi guru yang ditunggu-tunggu santrinya bulik? Bulik dan suamiku menjawab hampir bersamaan, beliau pintar cerita. Ini tampaknya metode yang beliau terapkan untuk menarik siswanya,  maklum masa itu di ra 80-an guru merupakan sumber informasi yang utama. 

Bulik ingat cerita dari pak Basor, tentang perlombaan bercerita paling lama waktu katamnya. Begitu tau judul ceritanya para santri sangat penasaran, nah disaat santri penasaran pak basor tidak langsung melanjutan ceritanya, tapi beliau menyampaikan, "" Untuk mengetahui cerita lomba cerita kita belajar ngaji dulu biar tidak rugi"" para santri antusias mengaji, nah cerita dilanjutkan dan santripun seolah memasang telinga dan memusatkan perhatian pada dang ustadz. 

Saat bulik mengatakan beliau mau melanjutkan ceritanya, saya seolah ikut di dalam kelompok santri yang mlongo ingin mendengarkan dawuh beliau,  karena dalam otak saya tergambar wajah beliau dengan ciri khas warna suaranya yang khas,susunan gigi beliau,  gaya beliau dalam menerangkan bahkan model baju batik dan kopyah yang sering beliau pakai saat mengajar di MtSN. 

Seorang santri laki laki bertanya,  Pak Basor mana kelanjutan ceritanya tadi,  tampaknya si santri tidak sabar menunggu. Pak Basorpun melanjutkan ceritanya, tadi judul yang mau saya ceritakan apa ya?  Si santri menjawab bersamaan, ini untuk mengetes konsentrasi anak tampaknya,  ceritanya begini ya sbelumnya ikuti arah tangan saya, saat tangan saya ke atas pandangan ke atas saat tangan saya ke bawah ikut ke....  Para santri menjawab ke bawah. 

Sang raja mengumumkan akan mengadakan lomba bercerita dengan hadiah yang sangat besar,  dengan kriteria yang menang adalah yang paling lama waktu ceritanya. Dikasih waktu tiga hari untuk mempersiapkan diri, Rakyatpun berlomba lomba untuk menyusun ceritanya masing -masing. 

Dari sekian banyaknya rakyat yang sibuk mempersiapkan cerita ada salah satunya yang sangat santai tapi siap ikut lomba dialah Si Abu Nawas, tampaknya sudah dapat inspirasi dari si semut yang sangat disiplin dan memiliki kesabaran dan kesadaran dalam budaya antri, 

Stelah lomba dimulai para peserta lomba banyak yang kehabisan bahan ceritanya, dan giliran si Abu Nawas yang terkenal dengan kecerdikannya, Sang Raja bertanya, Hai Abu Nawas,  mau bercerita tentang apakah kau kali ini, Abu Nawas menjanjawab ""SEMUT MELAWAN ANGIN"" dari judul ini tampaknya Sang Raja sangat penasaran,  kira -kira yang menang semutnta atau anginnya ya gumam Sang Raja. 

Abu Nawas mulai ceritanya,  Ada rombongan semuty ang ditempatnya terjafi kebanjiran yang mau meyeberang kali, disitu tidak ada jembatannya, yang ada sebatang pohon bambu kecil yang menjuntai diatas kali ( dalam bahasa jawa mangklung diaas kali),semut itupun kebingungan apa yang harus dilakukan, padahal temannya sangat banyak,dari hasil rapat para semut diputuskan untuk menyeberangi kali dengan melewati batang bambu yang kecil itu, tapi harus mematuhi budaya antri an tidak bolih menyalip temannya, 

Para santri mengikuti dengan seksama, dan pak Basor skali lagi mengingatkan alau tangan beliau keatas pandangan ke atas kalau tangan ke bawah pandangan ke bawah, tapi ini ada tambahan kalau saya bilang pluk atau ada yang jatuh maka harus diikuti bilang.... Pluk.

Siap dilanjutkan anak -anak?  Sang raja dengan seksama mengikuti cerita Abu nawas, dari keputusan menyeberangi sungai yang dibawahnya ada tantangan air yang pasti juga menjadi resiko terbesar yang harus dihadapi oleh semut bila terjatuh pasti hanyut. Maka dengan menerapkan budanya kesadaran antri si semut dengan tertib mulai merayap diatas batang bambu yang diatas sungai tadi,  tanpa disangka -sangka datanglah angin sumilir yang menggoyang batang bambu itu, maka ada semut yang selamat dan ada yang jatuh ke sungai,  ada semut jatuh mak PLUK...,  rombongan semutu tetap rapi mau menyeberang ada angin lagi... O ada semut yang jatuh... Mak PLUK.... ada semut menyeberang lagi ada angin.... ada juga yang jatuh Mak PLUK.... 

Sang raja tampaknya sudah jenuh mengikuti cerita abu nawas yang itu itu saja,  dengan kalimat yang sama tapi waktunya  sangat lama ....sambil marah sang raja bertanya hai Abu Nawas,   trus ini yang menang semutnya atau anginnya? 

Abu Nawas dengan tersenyum menjawab dengan bahasa yang santun,  Mohon maaf baginda yang menang bukan semut atau angin tapi.... Abu nawas berhenti menjawab. 

Sang Raja bertanya Siapa yag menang hai Abu Nawas, saya sudah lelah mengikuti ceritamu dan waktuku banyak yang terbuang, dengan nada tingg sang raja menyampaikan luapan emosinya... Bisa bisa kau akan aku penjara hai Abu Nawas. 

Mohon maaf baginda yang menang ternyata..... (saat abu nawas berhendi untuk melanjutkan ceritanya, semua yang hadir termasuk Sang Raja menyimak dengan seksama rermasuk Sang raja) sambil menarik nadas panjang Abu Nawas mengulangi kalimatnya "" YANG MENANG ADALAH.... SAYA ""

Sang Raja terkaget sambil berdiri ...kok bisa yang menang kamu, tadi ceritanya kan SEMUT MELAWAN ANGIN"" la yang menang kok kamu? 
Abu nawas menjawab dengan menundukkan kepala dengan nada yang rendah,  mohon maaf baginda, yang ikut lomba bercerita adalah saya dan  dalam pengumuman disampaikan pemenangnya adalah bagi yang bisa bercerita paling lama,  dan ini berarti saya yang jadi pemenangnya karena cerita saya belum habis,  masih banyak semut yang mau menyeberang,  tapi baginda sudah menghentikan cerita saya,  berarti sayayang ya Baginda.  

Mendengar  penjelasan Abu Nawas Sang Raja terduduk  sambil menepuk dahinya,... Berhenti sejenak Sang Raja,bergumam dan berkata,  o iya ya,  saya kok lupa... Ini lomba cerita paling lama waktunya,  ...cerdik juga si Abu Nawas. Saya menunggu ending cerita yang menang itu tokoh dalam cerita  tapi si Abu  nawas konsisten dengan aturan pemenangnya adalah yang bisa bercerita terlama. Maka tidak bisa dipungkiri bahwa Abu Nawas adalah pemenang dalam lomba ini,  karena peserta yang lain sudah kehabisan bahan sejak awal. 

Seolah membuyarkan lamunan yang terbawa dalam cerita pak Basor mengajak para santri untuk menyampaikan kesimpulan kenapa abu bakar menang ? Para santri dengan bahasanya masing-mengungkapkan pendapatnya, 

 Dari cerita diatas dapat disimpulkan   bahwa  : 1) Pak Basor adalah guru inspiratif dan kreatif. yang keberadaannya disukai, ketudakhadirannya diriindukan dan dan setelah wafat tetap terkenang. 
2) dari Abu Nawas adalah tokoh yang ulet dan tidak mudah menyerah.banyak akal tapi tetao santun. 3) dari semut yang perlu ditiru, disiplin,  sabar antri dan rasa gotongroyongnya yang tinggi. 

Trimakasih ,masih ada cerita abu nawas yang lain,