Minggu, 29 September 2024

SILATURROHIM KETIR KETIR KE MBOK HJ.KANAH, WINONG KALIDAWIR

BOKONG SEMAR KETIR KETIR DAN MBOK  KANAH.

Silaturrohim mbok e (Hj.Kanah) Winong.

Untuk menuju pada suatu tujuan harus melewati proses perjalanan, yang kadang kala dalam berproses ini kita dihadapkan pada rasa takut, khawatir, menegangkan dan sebagainya.

Namun bila dari proses itu bisa kita nikmati dengan senang maka waktu kita sampai  tujuan rasa nikmat dan senang itu melebihi dari perjuangan dan menghapus kesusahan  perjalanan yang barusan kita hadapi dalam proses.seperti perjalanan hari ini.

Alhamdulillah hari ini Rabu 25-9-24, Saya mendapatkan kesempatan untuk silaturrahim dateng mbok e.Mbok e yang saya maksud adalah mbok hj. Kanah.

Beliau sekamar waktu di hotel Bilal Makkah.Saya panggil mbok e bagi saya adalah sebutan orang tua  dan saya anggap seperti ibuk saya. Sebutan Mbok e buat saya ada makna konotasi yang melibatkan perasaan kedekatan.

Selama kenal dan bersama dengan beliau saya dapatkan pelajaran . Beliau orang yang pekerja keras dan semangat tinggi.Dari latar belakang beliau sebagai pedagang dengan berbagai pengalamannya, beliau termasuk orang yang ulet dan tidak mudah menyerah.

Terbukti kemarin waktu umroh Sunnah beliau tetap berjuang untuk bisa melaksanakan dengan semangat ,walaupun beliau untuk berjalan agak terkendala.

Suami mbok Kanah bernama Mbah H.Said yang hajinnya juga bersamaan di tahun 2024 ini. Mbah H.Sait yang menurut cerita dari mbok Kanah pernah mengalami kecelakaan sehingga beliau untuk berjalan harus menggunakan dua tongkat .

Dari kedua sosok inspiratif ini, saya salut sekali.Juga saya kenal putra putra beliau diantaranya mas Heri dan mas Hasyim yang kebetulan juga sering ngobrol waktu mengantar orang tuanya manasik haji dan waktu bersamaan mengurus paspor ke Blitar.

Dari sini saya temukan bahwa keluarga putra putri mbok Kanah ini sangat kompak dan sangat menjunjung tinggi orang tuanya dan saya juga melihat keuletan dan kerja kerasnya juga dimiliki putra putri mbok Kanah.

 Saya juga melihat dan mendengar kekompakan dan usaha keras putra putrinya dalam rangka proses menggapai istitoah kesehatan sekaligus melengkapi pembekalan termasuk kursi roda untuk Mbah kung /Mbah Said.

Dan hari ini saya berkesempatan untuk bisa bersilaturrohmi dan benar benar harus melalui proses perjalanan sangat menantang.dan saya katakan ngeri ngeri menegangkan.
 
Dari pasar Joho kita belok kiri sampai nanti kita melewati jalan berkelak dan ada jalan yang cukup menantang yang disebut Bokong Semar ,ini memang agak ekstrim melingkar trus menanjak seperti gambar Semar yang tangannya menunjuk ke atas.

Stelah melewati Bokong Semar kita menemui danau Ngambal yang saat ini kering, Dulu pernah dibuka jadi destinasi wisata ,tapi sekarang sudah Ndak terurus.

Sepanjang jalan saya saya berbincang dengan suami dan anak saya tentang kondisi alam yang kering dengan hutan jati yang lagi meranggas.

Setelah itu kita bersiap melewati Medan yang benar benar menguji nyali dengan bentuk kelokan yang saya umpamakan seperti lipatan baju, atau istilah dari teman saya saat ke munjungan seperti lipatan ketiak. 

Jalan yang ekstrim ini disebut KETIR KETIR yang memang membuat orang yang lewat ketir ketir beneran. Turunan yang tajam ,jalan sempit dan pinggir langsung jurang yang dalam.belokan melipat trus naik tajam.

Belokan tajam yang bikin ketir ketir ini tidak cuma sekali. Dengan jalan yang dicor kasar  dengan dua sisi yang bisa dilewati, yang otomatis kita harus melewati sesuai jalur yang sempit,dan tidak bisa menyalip.bahkan mbobil katanya tidak boleh melewati ini.

Dengan rasa takung,tegang saya pejamkan mata dan seolah menahan nafas.setelah bertanya pada orang kita ditunjukkan arah arah rumahnya.Dan Alhamdulillah dengan bantuan bener jamaah haji yang ada foto Mbah H.Kanah dan Mbah Sait anakku menunjukkanrumah yang kita tuju.

Rasa lega dan seolah bisa bernafas dengan lega kita ucapkan syukur Alhamdulillah bisa bersilaturrohim kesini.selain itu rasa gumun saya dengan Medan yang seperti ini beliau juga aktif waktu manasik, makanya waktu umroh beliau tetap semangat, karena sudah terbiasa dengan tantangan Medan di rumah.
Begitu saya turun dari sepeda ,e ternyata rumah tutupan.wih saya  ingin membuat kejutan sama Mbah Kanah dan Mbah Sait, ternyata ku terkejut sendiri.

Alhamdulillah ada dua orang yang datang saya diberitau rumah anak Mbah Kanah yang tepat disamping rumah Mbah Kanah.ternyata menantunya juga tidak tau Mbah putri kemana, dan Mbah Sait masih di ladang.

Saya dipersilahkan masuk dan setelah 10 menitan, Alhamdulillah saya dengar suara Mbah Kanah yang ternyata ,sejak pagi beliau dijemput adiknya Pak H.Suwandi untuk Takziah ke Wajak Lor.

Betapa senangnya saya jadi bisa bertemu dengan Mbah Hj Kanah  dan pak H.Suwandi yang merupakan kakak adik  jamaah haji 2024.

Bah Kanah dan pak H.Suwandi ya kaget saya benar benar sampai sini.yang memang sejak di Makkah beliau pesan untuk bisa kerumahnya dan sayapun sudah sudah berkeinginan untuk silaturrohim dengan beliau.

Dalam perbincangan ini pak haji Suwandi bercerita, "Niki wau nembe takziah dan lansung wasul, blas mboten mampir, la yu Kanah Kulo tari" yu aku duwe duwit Yo mampir warung sir opo , sate opo soto opo bakso? Katanya Mbah Kanah menjawab, " Aku Ndak sir opo opo langsung bali wae,  la lek duwit aku Yo duwe."
 Mbok Kanah memeluk ku dengan erat dan juga saya sampaikan salam dari ibuk saya karena mbok Kanah ini yang biasanya berbincang bincang dengan ibuk saya.Sungguh orang tua yang disambang itu senang sekali, seolah menggugah kebersamaan dan saya merasa Alloh telah memberi kluarga baru, sebisa mungkin silaturrohim harus tetap disambung.

Saya tetap ingat pesan almarhum bapak saya,  sambunglah silaturrohim karena banyak hikmahnya diantaranya saudara kita akan bertambah.banyak saudara maka akan banyak pula kemudahan.Saudara bukan hanya karena hubungan darah tapi juga karena sambungnya silaturrohim walaupun itu dari orang lain ,itu akan jadi saudara baru kita.

Saya luapkan bagaimana ketengangan saya untuk melewati jalan yang benar benar bikin ketir ketir sesuai dengan namanya , saya umpamakan seperti jalan ke Munjungan Trenggalek walau bedanya ketir ketir ini jaraknya tidak begitu jauh tapi ngerinya sama, bedanya kalau munjungan jalannya lebar.

Seandainya saya berani untuk tidak berpegangan pastinya saya rekam perjalanan ini. Setelah bertemu dengan Mbah Kanah Mbah Saiit dan juga putra beliau mas Heri dan istrinya mas Hasim maka rasa ketegangan saat perjalanan seolah hilang terbayar dengan rasa senang.
Dan yang bikin lucu saat cerita ternyata arah yang saya tunjuk keliru, e ternyata saya,suami dan anak saya bingung yang arahnya tidak sama.
Setelah beberapa saat kamipun pamitan dan AS lhamdulillah bah Sait pulang dari Tegal, walaupun berjalan dengan dua tongkat beliau bisa membawa sak yang fisunghi di kepala tanpa dipegang dan melewati Medan naik turun. beliau tetap ke Tegal, karena bila tidak kerja, badannya malah tidak tidak enak.

Setelah beberapa saat kita pamitan dan melewati Jan yang ketir ketir itu lagi.dan setelah melewati telaga kita belok ke kanan mampir ke pak H.Suwandi, Alhamdulillah saya tidak bingung lagi.
lok.ndalem bpk H.Suwandi 

Nikmat mana lagi yang kurang, yang tidak kita syukuri, Saya berdomisili di Tempak yang datar,akses transportasi mudah dan sebagainya.Trimakasih ya Alloh atas segala anugerah kepada kluarga kamu,semoga silaturrohim ini penuh berkah dan benar benar menyambung kekeluargaan kami. Amiin
lok . hotel Bilal mau pindah ke Madinah.9-7-2024

Catatan perjalanan
Trenceng akir September 2024.





Kamis, 12 September 2024

SUATU PENGHARAPAN

Suatu pengharapan.

Pagi ke sekolah
Sore ke sawah
Mugi Mugi pinaringan Rizki barokah
Damel sangu ngibadah
Lan Mugi Gus Alloh paring ridho
Ngasilaken saget Dateng Mekah Madinah
Ziaroh Dateng Rosululloh 
Amiin.

Senin, 09 September 2024

KONCONE YO DIPIKIR NU

Dok.9-9-2024 lokasi toko Pak H.Eko Bago.

KONCONE YO DIPIKIR NU
Membaca kalimat pada judul diatas bagi jamaah haji KBIHU Rohmatul Ummat 2024 kayaknya sepakat menunjuk pada  seseorang ,dialah bapak H.Eko Wahyudi Bago.
Beliau adalah sosok yang unik, humoris, peduli sesama dan mudah akrab. Kalau bersama beliau suasana riang gembira, banyak cerita uniknya dan nyleneh.

Saya dan suami dengan Pak Eko bukan dalam regu yang sama tapi kita akrab dan beberapa kali umroh sunah bersama bahkan kita ada cerita " Taksi bersambung bis solawat".

Perkenalan dengan pak Eko berawal waktu umroh wajib saat pertama kali kita ke Masjidil haram, beliau ke kamar mandi dan terpisah dari rombongannya Selain itu mungkin karena dengan suamiku sesama ahli hisab atau perokok yang setiap saat berkumpul ditangga darurat  ,maka tak ayal sesama ahli hisab itu akrab, di lorong hotel sering jagong sama-sama.sehingga sering mendengar beliau setiap saat melontarkan kalimat Koncone Yo difikir nu..

Menurut saya kalimat  koncone Yo difikir  bukan sekedar ungkapan biasa namun  memiliki makna mendalam.Disini memunculkan suatu rasa kepedulian sosial, rasa empati, menumbuhkan rasa kebersamaan, mempererat paseduluran dan menepis rasa egois dan mementingkan diri sendiri.

Tidak dipungkiri bahwa dalam pelaksanaan ibadah haji dan umroh suatu kebersamaan, dan perasaan saling tolong menolong, peduli dengan sesama jamaah itu adalah suatu keniscayaan.

Dan diantara hikmah adanya KBIH ,memfasilitasi terbentuknya rombongan dan Regu  dalam upaya menumbuhkan rasa kekeluargaan dan kepedulian antar sesama jamaah dan akirnya benar benar kita lakukan disana.

Saya tidak membayangkan bagaimana seandainya tidak mengikuti bimbingan KBIHU, tidak ada mutowifnya tidak ada pendampingan dan tidak terorganisir secara berjenjang ,regu, rombongan, kloter dan seterusnya , mungkin kita akan bingung dan tidak tau bagaimana dan  apa yang harus dilakukan, terlebih untuk bapak ibu yang sudah tua yang resiko tinggi atau yang lanjut usia .

Saya sangat bersyukur di KBIHU Rohmatul Ummah ini mendapat saudara baru, tambah orang tua dan kerabat yang menurut saya hubungan silaturrohim ini harus tetap dipupuk dan dilestarikan tidak hanya dalam lingkup regu ,rombongan atau kloter. 

Dan disini kita juga dibimbing dan didampingi dalam berbagai aktifitas dalam rangkaian ibadah haji dan umroh baik di Makkah maupun Madinah diperjalanan bahkan sampai proses penjemputan di tanah air.

Semoga silaturrohim ini bermakna positif dan penuh keberkahan terlebih untuk upaya dalam menggapai keridhoan dan kemabruran.

Sebagai wujud syukur dan memperkuat kekeluargaan maka kalau mungkin ada kesempatan kuusahakan  silaturrohim langsung ke kediaman terutama kepada para orang tua, misalnya ke mbah Jumari yang selama disana kita selalu bersama dan  kuanggap sebagai bapak ,yang kebetulan bapakku dan ayah mertuaku sudah wafat, dan postur beliau seperti orang tuaku.Bahkan kalau yang tidak tau beliau dikira ayahnya suamiku.

Karena didorong rasa kangen dan ingin bersilaturrahim saya juga berkesempatan ke Mbah Markini dan Mbah Matal.selain itu juga ke mbok Romelah.dan yang ingin kukunjungi Mbah kanah.beluau beliau adalah para orang tua yang satu regu dan sekamar dan kuanggap orang tuaku.

Dari beliau-beliau kudapatkan banyak ilmu.dan saat kudatangi kudapatkan luapan kegembiraan dan seolah tidak percaya bisa bertemu 

Dan dengan  WA grup ini semoga sebagai ajang bersilaturrohmi dan ngraketne paseduluran Semoga kita semua olih Alloh dipersatukan dalam ibadah bersama dan sampai nanti bersama kesurga.amiin

Mugi Kito sdoyo tansah pinaringan kesehatan dohir batin, kemudahan dalam segala urusan dan kelapangan dan keberkahan Riki sebagai sarana beribadahterlebih bisa haji dan umroh serta ziaroh Dateng Rosulillah amiin.

Matursuwun  Dateng Gus Syamsul, Gus Bagus Ahmadi, pak Yusuf, b.yeni, Bu Ima, Bu Sulis ,Bu ikna dan yang telah membimbing dan mendampingi kami selama ibadah haji bahkan sampai tanah air. Kami tidak mampu membalas jasa jenengan ,cuma lantunan doa jazakumulloh ahsanal jaza....ugi dumateng poro sdulur sedoyo, Kulo, mas kobir dan mbok yaumi nyuwun agunge pangapunten sedoyo kelepatan .
dok.setelah umroh sunnah.kerinduan untuk bisa datang kesini lagi.

Catatan kecil dari Trenceng.Nop 24