Sepeda legendarisku
Sepeda ontel buat saya bukan hanya sekedar alat transportasi tradisional atau sarana olahraga yang saat ini lagi digemari banyak orang, tapi bisa saya katakan debagai alat transportasi legendaris yang memiliki jasa besar dalam perjalanan hidup saya.
Dengan seppeda jenis jengki 69 warna biru, yang catnya sudah tidak genap lagi selalu setia menemani hari hariku menuju ke madrasah untuk menuntut ilmu, aku ingat bapakku membelikan sepeda itu waktu aku kls 5 MI dan sampai aku lulus PGAN tulungagunh ya dengan sepeda yang sama,
Umpama sepeda yang kuberi sebutan si ontel jengki ini bisa ngomong, tentunya dia akan bercerita tentang suka duka perjalanan saya dalam menuntut ilmu. Di era 90 an sekolah degan naik sepeda ontel dengan rute Ngunut, kalidawir, rejotangan sampai T. Agung adalah hal biasa bagi kita-kita yang memang punya niatan kuat untuk bersekolah..Maklum saat itu lembaga pendidikan tingkat SLTA masih berpusat di T. Agung. Dan saya di PGAN Tulungagung yang sekarang menjadi MAN 2 tulungagung.
Dan bersekolah di PGA waktu itu mayoritas jadi pilihan utama untuk orang orang Kalidawiir Rejotangan yang dalam gambarannya untuk kuliah itu kecil .
Bahkan di kelas saya siswanya mayoritas kalidawir , dari Trenggalek yang banyak Munjungan,,Kampak, Gandusari , yag dari Bliitar dari Jeblok, ada juga 1 dari keras yang sampai saat ini kita telusuri belum ketemu.
Karena di PGA itu langsung penjurusan yang memang dipersiapkan menjadi guru sehingga untuk masuk sekolah disini dengan seleksi yang ketat dengan nilai danem dari MTs yang tahun tahun sebelumnya tidak ada nilai danem , bahkan tinggi badanpun diukur,.
Masa PGA 3 tahun itu kulalui dengan nduduk yaitu pulang kerumah pulang pergi dengan rute Pandansari sampai beji skitar 17 km, jadi PP= 34 km dengan si ontel jengki. Jam 5.30 kita sudah harus berangkat dari rumah, agar kita tidak terlambat sampai di sekolah. Mayoritas yang naik sepeda adalah siswa laki - laki.
Bendilwungu menjadi titik temu para siswa pengontel dari wilayah kalidawir, rejotangan yang bersekolah di PGA, STM, MAN dan Taman siswa. Walau nama kadang kita tidak hafal dan sekolah tidak sama kita kompak saling membantu manakala ada kendala terutama terkait degan sarana transportasi kita.
Saya masih ingat si ontel jengkiku pernah garpunya retak, leher bawah stir itu putus ,ban bocor sudah biasa, maka teman teman inilah yang saling membantu. Dan saya juga ingat bagaimana almarhum ayahku yang mengambil si ontel jengki dengan membawa obrok saat putus lehernya.
Sekolah dengan si ontel bagi kita - kita saat itu bukanlah menjadi hambatan atau kendala untuk bersekolah dan menempuh perjalanan jarak jauh, dan mungkin ini faktor terbesarnya adalah motifasi instrinsik dalam mewujudkan niatan kita untuk menuntut ilmu yang dilandasi kesadaran atas kendala sosial ekonomi kita,yang dalam bahasa jawa disebut dengan ungkapan "" ATI KAREP BONDO CUPET""/keinginan kuat tapi sarana yang minim..
Selain itu juga dipengaruhi perkembangan zaman, yang saat itu sepeda ontel adalah sarana transportasi yang dimiliki karena tidak semua keluarga memiliki sepeda montor. Berbeda dengan sekarang sepeda motor laksana kaki sehingga setiap orang dlam keluarga memiliki motor sendiri-sendiri.
Dan dengan si ontel jengki pulalah , yang menjadi sarana saya dalam berorganisasi mulai di IPNU- IPPNU, FATAYAT yg dulu aktifitasnya ya lumayan.Dan dari organisasi inilah sebenarnya secara tidak langsung kita diajari untuk belajar mengenali masalah sampai menghadapi dan memecahkan masalah.
Kalau bolih dikatakan organisasi merupakan sekolah alam yang langsung mengajari praktek.terutama tentang kepemimpinan. Terkait kepemimpinan saya ingat dawuhnya pak Prof.Dr. Imam Suprayogo dengan sebutan PENGGEMBALA BEBEK DAN PENGGEMBALA KUDA..
Kalau penggembala bebek cukup dengan membawa bambu panjang yang ujungnya diberi plastik atau lainnya, begitu si penggembala mengarahkan yang paling depan maka semua itik di belakang akan mengikuti.
Sedangkan si penggembala kuda tidak bisa seperti penggembala itik, bila si penggemba duam kuda akan diam, bila dibelakang saja saja akan disepak, bila di depan saja tanpa melihat si kuda maka akan disundang, namun bila kita bersama sama berjalan atau bahkan menaiki dengan juga memahami kondisi kuda, maka dia akan senang hati mengikuti kita.
Ini diantara hikmah dari berorganisasi kita dilatih untuk siap menghadapi masalah, memahami aneka karakter dan belajar untuk ngemong dan belajar untuk tau dimana dan dengan siapa kita beada atau istilah jawanya " KUDU BLAJAR NGERTENI PAPAN GOWO EMPAN"
Terkait dengan zaman saya ingat ungkapan KAHLIL GIBRAN "" PERSIAPKAN ANAKMU SESUAI DENGAN ZAMANNYA, ""
ini kayaknya benar umpama anak sekarang bersekolah dengan bersepeda ontel itu kayaknya yang jalan tidak lebih dari 15 persen. Belum lagi pengaruh pesatnya tehnologi .
Dalam sebuah pertemuan dengan wali murid, saya Bertanya, "" Bapak ibu sekarang ini untuk bersekolah yang menjadi kendala terbesar secara umum kira kira pada MINAT atau RAGAT ?""
apa jawaban dari wali murid? Mereka mayoritas menyampaikan " MINAAAAT " hampir bersamaan. Nah saya beri kesempatan para wali murid yang mayoritas ibu ibu ini untuk mengeluarkan unek uneknya, biar beban psikologis terkait putra putrinya bisa diluapkan. Ada ibu ibu yang mejawabdngn bahasa jawa ""Saestu bu sakniki engkang awis niku MINAT lekne RAGAT tasik saget diubetne snajan kalih pados ampilan, "" sakniki engkang gadah minat besar niku engkang katah orangtua, dari si anak kadang mboten gadah greget""
Dari hal diatas bisa diambil kesimpulan Motifasi instrinsik untuk melakukan sesuatu memiliki peran yang sangat penting disamping juga motifasi ekstrinsik yang memperkuatnya. Termasuk juga dalam hal menulis di grup menulis ini, saya merasakan motifasi instrinsik ada tapi kalau tidak didukung motifasi dari para bpk ibu yang tidak lelahnya mensupirt, maka tulisan itu sebatas di area niatan yang belum tertuang dalam tulusan.
Trimakasih saudara - saudaraku atas ilmunya terutama prif. Ngainun Naim.
Trimakasih sepeda legendarisku si ontel jengki atas jasamu yang begitu besar, mengantarkan, menemani dan menjadi saksi perjuanganku sehingga Alloh mengabulkan cita citaku. Dan yang lebih dari itu trimakaih pada ayah ibu dan sadara saudaraku yang telah membelikan si ontel jengki, memotiasi dan iringan doa tulusmu mengiringi perjuanganku.
Nasehat ayahku yang tetap terngiang di teligaku, "" SYUKURI APA YANG ALLOH BERI, JANGAN MUDAH MENYERAH, JAGA WUDHUMU, PERBANYAK SOLAWAT PERJALANMU ,SEMOGA ALLOH MEMPERMUDAH DAN MENGABULKAN CITA-CITA MU.""
untuk ayah ibuku, saudarara2ku, juga semua guruku lahumul fatikah....
Untuk para teman dan saudara seperjuanganku baik di bangku sekolah maupun di organisasi dan siaoa saja yang telah menginspirasi dan berjasa kepadaku hanya ungkapan trimakasih dan dia semoga kita senantiasa dalam penataan Alloh dan mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan dunia akherot amiin lahumul faatihah.
Trenceng