Sore ini saya baru mengambil buku dari
bapak Ngainun Naim di kampus IAIN sesampai di rumah sambil istirahat di ruang tamu saya mendapat tilpun dari kang Daroji teman sekolah saya di PGA terakir th 1992.
Kang Daroji aslinyasenden kec. Kampak Munjungan namun sekarang menetap di Munjungan karena istrinya orang Munjungan. Hubungan kekeluargaan kita sudah seperti keluarga.
Jadi waktu kang Daroji tilpun, saya sudah curiga kalau posisinya pasti di Tulungagung, dan saya tanyakan pisisinya dimana, beliau menjawab ada di rumah. Tapi saya hafal pasti akan membuat suatu kejutan.
E ternyata kecurigaan saya benar begitu selesai tilpun kang Daroji sudah parkir di halaman rumah saya, bersama anak laki-laki lakinya yang sekarang sudah kelas tiga MTs.
Setelah menempuh perjalanan dari Munjungan, sempat terlelap untuk istirahat walau tidak lama. Saya tanya putranya tadi berangkat dari Munjungan jam 13.00 dan sampai rumah saya skitar jam 15.30.
Selain ke gubuk saya kang daroji memang juga menjemput saudaranya yang pulang dari pondok Mojokerto. kita berbincang tidak lama langsung ke rumah b. Wakit di Pandansari dekat dengan rumah ibuk saya, dan acara buka bersama yang tidak kita rencanakan ini kita ke warunngiwak kali di Ngunut. sambil ngertakne poro konco dan sdulur, karena teman kita yang di Munjungan banyak sekali baik waktu sekolah PGA atau teman waktu S2.
Pertemanan kita bukan cuma personil waktu sekolah tapi dengan suami istri dan anak. Jadi kita sudah seperti keluarga karena kita reuninya dengan anggota keluarga.
Stelah buka kita solat magrib mampir di salah satu masjid, dan sampai rumah saya lagi sudah waktu isya'dan kita tarwehnya dirumah saya. Setelah tarweh istirahat dan skitar jam 20.15 kang Daroji pamit. Dan saudara yang di jemput sudah sampai di Tulungagung di salah satu saudaranya.
Dan ketika tulisan ini saya ketik kang Daroji pastinya masih dalam perjalanan meliuk liuk menuju Munjungan yang sangat enegangkan. Dan dak terbayang buat saya malam -malam merayap jalan trayek Kampak Munjungan.
Dulu kelurga Kang Daroji, keluarga P. Mudakir dan Gus Latif bersama istri dan putra putranya juga pernah ke gubuk saya dan pulangnya malah jam 21.00 waktu itu tahun 2013 saat lahirnya Salma putri kecilku.
Sungguh persaudaraan itu ada bukan hanya hubungan darah tapi sejauh mana silaturrohimnya terbangun. Kata orang banyak saudara bisa menjadi orang lain dan sebaliknya banyak juga orang lain jadi saudara. Tergantung kualitas komunikasi dan jalinan silaturrohimya. Dan itu juga tidak terhalang oleh waktu dan jarak. Niat bisa meringankan langkah dan menepis jarak dan waktu.
Trimakasih kang Daroji atas silaturrohimnya, salam untuk semua saudara di Munjungan dan semoga penuh keberkahan. Dan perjalanannya ke Munjungan lancar dan selamat. Dan semoga saya dan keluarga masih diberi kesrmpatan untuk ke Munjungan lagi. Amiin
Memo 3+5+2021